Natal ..
Ya natal ..
Malam kudus, selalu terbersit kenanganmu.
Kita bukan orang terpilih yang dapat kado dari Santa, toh ke gereja saja tidak.
Diatas karpet seadanya, aku terbaring di atas tubuhmu.
Sesekali memandang wajahmu yang terkena cahaya dari televisi, memandang bibirmu yang sering kukecup, tidak henti mengunyah camilan kesukaanmu.
Kita tidak sedang bercinta.
Ya .. kita hanya menikmati program natal yang lebih menarik dari acara realiti show yang berskenario.
Realiti yang tidak real. Bukan bualan sepenuhnya, tapi bualan tetap saja bualan.
Sudah dua atau tiga atau empat tahun berlalu atau malah lima. Entahlah ..
Tapi dimana ada Natal, disitu selalu ada layar putih terbentang memainkan memori di hari itu.
Ya sama seperti film natal yang akan selalu ada di televisi ketika natal. Hanya diputar saat natal.
Begitu juga kamu ..
Seperti pohon natal yang terlihat berkilauan hiasan lampu ketika natal. Aku pasti melirikmu. melirikmu ketika natal.
Lalu pagi ini, aku tau kamu menghabiskan malam natal dengan berkelana.
Berlibur sendiri layaknya petualang.
Kenapa ? kamu tidak ingin ingat aku ? tidak ingin berada di kota yang sama denganku ? tidak ingin melihat acara televisi ketika malam natal ? Ya .. karena kamu masih mencintaiku layaknya anak kecil mencintai Sinterklas.
Pernah percaya dan selalu menungguku untuk membawakan kebahagiaan di malam natal, tapi ketika tumbuh dewasa, kamu mencoba menghapus kepercayaan yang sebetulnya masih menempel di dalam hatimu.
Seperti sisa cotton candy yang menempel di tangkainya.
Sudah pergi sana. Pergi lalu kembali.
Senin, 24 Desember 2012
Kamis, 20 Desember 2012
Dari nafsu, lalu kesitu
Adam dan Hawa mengawali pertanda bahwa manusia memiliki nafsu.
Lalu, apa nafsu itu adalah suatu hal yang hina ? Hina seperti kotoran kucing yang menempel di pakaianmu ketika ingin beribadah ?
Ya .. Ya .. bukan hina, melainkan sesuatu yang harus di tahan hingga waktunya-datang. Begitu kan ?
Cinta dan nafsu seperti kakak beradik satu darah daging, ya mungkin bisa dipisahkan sewaktu-waktu.
Dipisahkan ketika terus menerus bertengkar, agar tidak semakin huru-hara saja.
Tapi kangen .. Kangen, kan ?
Cinta sepaket dengan sentuhan. Cinta sepaket dengan cumbuan.
Orang yang jatuh cinta, maka bercintalah. Bukan begitu (lagi) kan ?
Tapi orang jaman dulu sering menyebutkan bahwa. dari mata turun ke hati.
Coba kesimpulannya apa ? First look. Gitu ? Ah! itumah anak jaman sekarang, bukan orang jaman dulu.
Mungkin kalo saya lebih senang mengatakan, dari komunikasi kena ke hati.
Bukan karena saya mahasiswi Fakultas Komunikasi, tapi memang kenyataanya begitu.
First look ga menjamin orang jatuh cinta. Toh buktinya saya jatuh cinta dengan Tuan karena suaranya, karena komunikasi lalu ke hati. Betul ga saya ?
Eh .. saya tarik deh omongan saya, kalo bilang anak jaman sekarang mengutamakan first look. Karena kebanyakan para kawula muda kalo ditanya kriteria-pasangan, ya kebanyakan pasti nyebutnya "yang nyambung" .. So, lain kali kalo cari tau tentang cewe kece atau cowo kece, pastiin PIN BB atau nomor teleponnya yang bener. Biar ga-salah-sambung! zzz ..
Lalu, apa nafsu itu adalah suatu hal yang hina ? Hina seperti kotoran kucing yang menempel di pakaianmu ketika ingin beribadah ?
Ya .. Ya .. bukan hina, melainkan sesuatu yang harus di tahan hingga waktunya-datang. Begitu kan ?
Cinta dan nafsu seperti kakak beradik satu darah daging, ya mungkin bisa dipisahkan sewaktu-waktu.
Dipisahkan ketika terus menerus bertengkar, agar tidak semakin huru-hara saja.
Tapi kangen .. Kangen, kan ?
Cinta sepaket dengan sentuhan. Cinta sepaket dengan cumbuan.
Orang yang jatuh cinta, maka bercintalah. Bukan begitu (lagi) kan ?
Tapi orang jaman dulu sering menyebutkan bahwa. dari mata turun ke hati.
Coba kesimpulannya apa ? First look. Gitu ? Ah! itumah anak jaman sekarang, bukan orang jaman dulu.
Mungkin kalo saya lebih senang mengatakan, dari komunikasi kena ke hati.
Bukan karena saya mahasiswi Fakultas Komunikasi, tapi memang kenyataanya begitu.
First look ga menjamin orang jatuh cinta. Toh buktinya saya jatuh cinta dengan Tuan karena suaranya, karena komunikasi lalu ke hati. Betul ga saya ?
Eh .. saya tarik deh omongan saya, kalo bilang anak jaman sekarang mengutamakan first look. Karena kebanyakan para kawula muda kalo ditanya kriteria-pasangan, ya kebanyakan pasti nyebutnya "yang nyambung" .. So, lain kali kalo cari tau tentang cewe kece atau cowo kece, pastiin PIN BB atau nomor teleponnya yang bener. Biar ga-salah-sambung! zzz ..
Kamis, 13 Desember 2012
Jari manis siapa yang punya ?
Ketika terbangun pagi ini, masih keingat cerita PerempuanSore mengenai hujan mati. Ah .. hujan ..
Sejenak berleha-leha di atas kasur yang masih dingin, seandainya ada kamu, maka akan terasa hangat tanpa selimut, atau kita berpelukan saja di dalam selimut.
Entah kenapa, fikiran saya menerawang, mengira-ngira setelah saya menggenggam tangan saya sendiri.
Aku rasakan sesuatu mengganjal di telapak tangan satunya, ya .. cincin bermata mungil di jari manis kiriku ..
Lalu aku berfikir, bagaimana rasanya nanti, ketika aku menggenggam tanganmu, tidak lagi kosong, atau ketika kau menggenggam tanganku sekarang ini merasakan hal yang sama denganku.
Ada sesuatu yang dingin ..
Bagaimana rasanya ketika nanti ada sesuatu yang mengkilap di jari manismu, tapi sebelah kanan.
Apa genggaman tanganku menguat dengan mantra-mantra yang diucapkan seiring aku mengenakan benda bulat itu di jari manismu, atau malah itu mengganjal .. mengganjal, membuat risih.
Kamu tahu, aku merasa lebih sexy ketika bercinta denganmu dengan cincin di jari manisku.
Sesekali pasti aku meliriknya ketika napas kita memburu.
Sepertinya aku lebih cantik mengenakannya, betulkah ?
Ah! tapi nanti jika aku sudah mengenakannya di sisi sebelah kanan, pasti sudah tidak akan ada lagi yang mencoba meliriku. Atau begini saja, aku simpan dalam dompet ketika hendak bersosialita ? Jahat ya!
Eh .. tapi .. apa mungkin .. apa mungkin kamu benar mau ..
Mau berlutut dan meminta.
Memintaku, sekali lagi untuk terakhir kalinya.
Sejenak berleha-leha di atas kasur yang masih dingin, seandainya ada kamu, maka akan terasa hangat tanpa selimut, atau kita berpelukan saja di dalam selimut.
Entah kenapa, fikiran saya menerawang, mengira-ngira setelah saya menggenggam tangan saya sendiri.
Aku rasakan sesuatu mengganjal di telapak tangan satunya, ya .. cincin bermata mungil di jari manis kiriku ..
Lalu aku berfikir, bagaimana rasanya nanti, ketika aku menggenggam tanganmu, tidak lagi kosong, atau ketika kau menggenggam tanganku sekarang ini merasakan hal yang sama denganku.
Ada sesuatu yang dingin ..
Bagaimana rasanya ketika nanti ada sesuatu yang mengkilap di jari manismu, tapi sebelah kanan.
Apa genggaman tanganku menguat dengan mantra-mantra yang diucapkan seiring aku mengenakan benda bulat itu di jari manismu, atau malah itu mengganjal .. mengganjal, membuat risih.
Kamu tahu, aku merasa lebih sexy ketika bercinta denganmu dengan cincin di jari manisku.
Sesekali pasti aku meliriknya ketika napas kita memburu.
Sepertinya aku lebih cantik mengenakannya, betulkah ?
Ah! tapi nanti jika aku sudah mengenakannya di sisi sebelah kanan, pasti sudah tidak akan ada lagi yang mencoba meliriku. Atau begini saja, aku simpan dalam dompet ketika hendak bersosialita ? Jahat ya!
Eh .. tapi .. apa mungkin .. apa mungkin kamu benar mau ..
Mau berlutut dan meminta.
Memintaku, sekali lagi untuk terakhir kalinya.
Surat Terakhir Untuk Tuan
Dear, Tuan.
Aku menulis notes ini di
perjalanan pulang, di dalam taxi berTV yang tak jelas siarannya.
Sejak kemarin malam, aku
bermain dengan kesendirian di tengah keramaian ibukota. Beberapa kawan
bergantian menemani, seperti orang sakit aku di dampingi.
Ya .. Aku memang sakit.
Sakit sekali. Sakit hingga tidak tahu lagi seperti apa rasa sakit itu.
Terdengar sayup alunan lagu
Koes Ploes dari radio, ah aku tidak suka .. Kusumbatl telingaku dengan playlist
lagu di telepon genggamku, random sekali ..
Beberapa kali, aku Next. Aku
tidak ingin mendengar lagu-lagu yang mengingatkanmu. Aku tidak ingin ada kamu
di otakku. Tidak untuk saat ini.
Pesan darimu terus masuk,
entah aku tidak membaca jelas. Aku rasanya ingin muntah ketika membayangkan
tingkah lakumu. Seperti ada irisan udang yang masuk ke dalam pencernaanku.
Aku benci sekali mengetahui
semua tingkah lakumu di belakangku. Rasanya aku ingin menamparmu dengan keras
hingga mencetak jari manisku.
Kamu ingat janjimu bukan ?
Janji terakhirmu dengan segala konsekuensi yang nantinya akan kau ambil.
Maka, aku sudah tidak perlu
banyak bicara padamu. Jika saja kamu bisa merasakan persis dengan apa yang aku
rasakan, kamu tidak akan setegar aku.
Aku heran denganmu, apa kau
benar-benar tidak pernah memikirkan posisiku ? ah benci sekali air mataku mulai
menetes ..
Tuan, kenapa waktu itu kau
tawarkan mimpi kepadaku ?
Lalu perlahan dan terus
menerus kau acak-acak mimpi itu ?
Tuan .. Malam ini tidak
hujan. Tapi langit tetap gelap pekat tanpa bintang.
Tuan .. malam ini .. rasanya
aku ingin sekali mengajukan surat pengunduran diri. Aku akan berhenti berperan menjadi
peri pemaaf dan keledai dungu.
Kau sering kali katakan, aku
tidak pernah mempertahankanmu, coba tengok semua yang telah terjadi, aku
mempertahankanmu dengan sisa-sisa kekuatanku, aku mempertahankanmu di titik paling rendahku.
Mungkin semua salahku,
salahku terlalu cepat memilihmu sebagai yang terpilih.
Aku terima kesalahanku, kini
aku sudahi semua..
Sekarang aku sadar, kamu
tidak pernah benar-benar mencintaiku. Kamu hanya menginginkanku.
Kini semuanya terlihat semu,
tidak nyata. Seperti cerita berseri yang menumpuk permasalahannya. Aku
kehilanganmu. Kehilanganmu yang aku banggakan.
Sesampainya aku di rumah
nanti, aku hanya ingin memasak air panas, mencuci seluruh tubuh, bicara dengan Tuhan, menyeduh
kopi dengan Hazelnut kesukaanku darimu, lalu tertidur ..
Tak akan ada aku lagi di
harimu. Aku janji ..
Sebentar lagi aku sampai,
sampai jumpa Tuan ..
*tulisan ini akan aku posting dengan warna biru, warna kesukaanmu.
Rabu, 12 Desember 2012
FOOL IN LOVE
Ada dinding penuh coretan kebohongan di tengah dua insan yang jatuh cinta.
Membentang menutupi mata, hati dan telinga.
Apa cinta itu tipuan belaka ? atau sang penciptanya yang penipu ?
Lalu bagaimana dengan Tuan dan Nona ? ..
Bulan-bulan yang terasa berat, bangun dengan rasa yang tak termaafkan menyodok-nyodok ulu hati.
Kemana lagu dansa dan tarian kecil Nona di pagi hari ? siapa yang mencurinya ? siapa yang menghapusnya ?
Kembalikan .. aku mohon kembalikan ..
Aku benci melihat mereka.
Yang satu terus menggali lubang penuh dusta, yang satunya menutupi dengan tanah basah habis hujan.
Apa mereka benar-benar tidak jatuh cinta seperti orang biasa ? atau mereka memang hanya bermain-main dengan warna merah hati ?
Kamu selalu ingin aku peluk dengan erat, ingin aku bertahan memeluk hatimu. Tapi bagaimana mungkin aku memelukmu dengan todongan pisau yang ada di tanganmu ?
Aku memelukmu dengan penuh luka, dengan sayatan pisau pada kulitku.
Apa pelukanku terasa begitu mencekikmu ?
Apa perlu aku renggangkan pelukanku ? nantinya perlahan lepas ..
Aku tidak ingin dicintai dengan kebohongan. Apa kamu penipu ?
Membentang menutupi mata, hati dan telinga.
Apa cinta itu tipuan belaka ? atau sang penciptanya yang penipu ?
Lalu bagaimana dengan Tuan dan Nona ? ..
Bulan-bulan yang terasa berat, bangun dengan rasa yang tak termaafkan menyodok-nyodok ulu hati.
Kemana lagu dansa dan tarian kecil Nona di pagi hari ? siapa yang mencurinya ? siapa yang menghapusnya ?
Kembalikan .. aku mohon kembalikan ..
Aku benci melihat mereka.
Yang satu terus menggali lubang penuh dusta, yang satunya menutupi dengan tanah basah habis hujan.
Apa mereka benar-benar tidak jatuh cinta seperti orang biasa ? atau mereka memang hanya bermain-main dengan warna merah hati ?
Kamu selalu ingin aku peluk dengan erat, ingin aku bertahan memeluk hatimu. Tapi bagaimana mungkin aku memelukmu dengan todongan pisau yang ada di tanganmu ?
Aku memelukmu dengan penuh luka, dengan sayatan pisau pada kulitku.
Apa pelukanku terasa begitu mencekikmu ?
Apa perlu aku renggangkan pelukanku ? nantinya perlahan lepas ..
Aku tidak ingin dicintai dengan kebohongan. Apa kamu penipu ?
Senin, 10 Desember 2012
Pesan bersyarat
Jumlah wanita di bumi memang lebih besar di banding jumlah pria. Tapi apa perlu ada toleransi penyama-rataan perlakuan antara dia, mereka dengan saya ? Kalau banyak wanita, kamu kirimi pesan "Hi beautiful .. " apa itu adil ? Lalu untuk apa ada status si pacar si istri la la la ..
Pria memang di lahirkan untuk menjadi pemimpin, mungkin karena itu jadi naluriah seorang pria memiliki tingkat egois yang di atas wanita, Karena merasa bertakdir pemimpin jadi bisa merajuk sana sini.
Kalau pria boleh menggoda lebih dari satu wanita, lalu bagaimana dengan wanita ? apa setiap pria yang memacari wanita atau beristri, dengan kuasanya berhak menempelkan stample di jidat para wanita " She's mine " sedangkan para pria tidak boleh ada tulisan seperti itu di jidatnya. Payah.
Kalau katanya, para pria itu sangat senang melihat wanitanya memasang foto di setiap akun pribadinya dengan si pria. Apa begitu juga dengan wanita ? coba check, akun mana yang kau pasang foto dengan wanitamu ?
Sebelumnya saya baca ada yang mengibaratkan pacar adalah maincourse dalam sebuah menu makanan, pria akan punya appetizer and dessert yang lebih menggiurkan dari main course itu sendiri, tapi maincourse lebih mengenyangkan. So ? R u really need appetizer and dessert ? or you just need a snacks ? Ah. tapi kan kita orang Indonesia, sudah terbiasa makan dengan main course saja. Biasanya, baru makan appetizer, udah kenyang .. main course nya ? Skip aja ..
Lalu, kalau setelah ucapan " Hi beautiful .. " ada lanjutannya " May I know you ? " .. That's mean you searching for appetizer and dessert.
Pria memang di lahirkan untuk menjadi pemimpin, mungkin karena itu jadi naluriah seorang pria memiliki tingkat egois yang di atas wanita, Karena merasa bertakdir pemimpin jadi bisa merajuk sana sini.
Kalau pria boleh menggoda lebih dari satu wanita, lalu bagaimana dengan wanita ? apa setiap pria yang memacari wanita atau beristri, dengan kuasanya berhak menempelkan stample di jidat para wanita " She's mine " sedangkan para pria tidak boleh ada tulisan seperti itu di jidatnya. Payah.
Kalau katanya, para pria itu sangat senang melihat wanitanya memasang foto di setiap akun pribadinya dengan si pria. Apa begitu juga dengan wanita ? coba check, akun mana yang kau pasang foto dengan wanitamu ?
Sebelumnya saya baca ada yang mengibaratkan pacar adalah maincourse dalam sebuah menu makanan, pria akan punya appetizer and dessert yang lebih menggiurkan dari main course itu sendiri, tapi maincourse lebih mengenyangkan. So ? R u really need appetizer and dessert ? or you just need a snacks ? Ah. tapi kan kita orang Indonesia, sudah terbiasa makan dengan main course saja. Biasanya, baru makan appetizer, udah kenyang .. main course nya ? Skip aja ..
Lalu, kalau setelah ucapan " Hi beautiful .. " ada lanjutannya " May I know you ? " .. That's mean you searching for appetizer and dessert.
Nona, Berapi. Tuan, Berdarah.
Ada api di wajah Nona. Membara berwarna merah pekat. Tersundut dari kadar alkohol ucapan Tuan. Bergumul asapnya hitam ke udara. Mengalihkan mata dan hati di siang hari bolong.
Menghujani sendiri, Nona padamkan api perlahan, melemparkan pelukan, berulang kali tertahan, terlempar, tak sampai kedua tangan melingkar di tubuh Tuan.
" Ya sudah. Sudah cukup. Memelukmu sudah lebih dari cukup. Membantu memadamkan api yang menyulut-nyulut .. "
Tuan benci kata yang terlontar dari mulut manis Nona. dari Nona yang aslinya lembek selembek pisang yang dilumatkan, lalu mengeras seperti pisang yang sudah berjuta tahun disimpan dalam lemari pendingin. Praaaaank ... Lalu jatuh dan pecah berkeping-keping, kristalnya mencuat kesana kemari, menggores membentuk luka, tak hiraukan makhluk Tuhan yang dicintainya.
Tuan, apa kabar pagi ini ? apa lengkungan hatimu masih utuh rapih seperti sedia kala ? atau salah satu sisinya sudah tak karuan tak terbentuk ?
Tuan, maaf.
Setulus hati, hanya kata maaf paling pantas terlontar dari mulut Nona selain " I Love You .. "
Menghujani sendiri, Nona padamkan api perlahan, melemparkan pelukan, berulang kali tertahan, terlempar, tak sampai kedua tangan melingkar di tubuh Tuan.
" Ya sudah. Sudah cukup. Memelukmu sudah lebih dari cukup. Membantu memadamkan api yang menyulut-nyulut .. "
Tuan benci kata yang terlontar dari mulut manis Nona. dari Nona yang aslinya lembek selembek pisang yang dilumatkan, lalu mengeras seperti pisang yang sudah berjuta tahun disimpan dalam lemari pendingin. Praaaaank ... Lalu jatuh dan pecah berkeping-keping, kristalnya mencuat kesana kemari, menggores membentuk luka, tak hiraukan makhluk Tuhan yang dicintainya.
Tuan, apa kabar pagi ini ? apa lengkungan hatimu masih utuh rapih seperti sedia kala ? atau salah satu sisinya sudah tak karuan tak terbentuk ?
Tuan, maaf.
Setulus hati, hanya kata maaf paling pantas terlontar dari mulut Nona selain " I Love You .. "
Rabu, 21 November 2012
LEARNING BY DOING
My dear God, how are you today ? You read my blog, rite ? Yes, I know you can.
This morning, I woke up because my smart phone. Yeah, ringing all the time.
You know what, I have a new morning activity.
Wake up because my mom always texting about my kitten and I run to down stair, cleaning "house" of my kitten, actually cleaning her poop. So gross, rite ?
I learn about something when I taking care of my kitten, that sometimes when we have responsible to loving someone, we will do everything, everything even something who we hate.
And when we really love this person, no matter he/she doing bad things, we always forgive.
Nothings better than you see the one who you love smile and laugh because of you. And the worst thing, when you see him cry because of you. If they feel hurt, we'll dying to know it.
Well, appreciate everything you have. Appreciate the one who you love and who loved you. Be careful with their feeling because when decide to have emotion feeling with someone, our half heart is theirs, not mine anymore. Take care them means take care ourself too.
Be good, be better, be best.
*please ignore the grammer
Selasa, 20 November 2012
Ckckck .. Tuan Nona
Selalu ada pelangi sehabis hujan. Betulkah ?
Mungkin yang benar, selalu ada sisa genangan air sehabis hujan.
Hujan itu membuat jalan semulus apapun berlubang. Setetes demi setetes mengikis aspal yang hitam pekat nan tebal.
Tapi bohong kalau tidak pernah merindukan hujan.
Kamu pikir langit yang terus menerus cerah itu bagus adanya ? pasti ada hujan yang disembunyikan., hujan yang tertunda.
Apa kamu pikir juga, hujan terus menerus itu menyenangkan buatku ? pasti ada matahari hangat yang meringkuk di balik awan.
Jadi maumu apa, Tuan ? Tanya saja Nona gitu ? atau Nona suruh tanya Tuan ? sudahlah. Kalian payah.
Kalian ternyata memang jatuh cinta ...
Jatuh terlalu dalam, Cinta terlalu besar.
Yang satu jatuh terus, yang satu cinta terus.
Bagaimana kalau kalian di ikat dalam satu simpul yang erat, maka jika satu jatuh begitu juga dengan yang satunya. Jadi, kalian berdua akan menyusun strategi untuk tidak jatuh dan terluka.
Deal ? ..
Mungkin yang benar, selalu ada sisa genangan air sehabis hujan.
Hujan itu membuat jalan semulus apapun berlubang. Setetes demi setetes mengikis aspal yang hitam pekat nan tebal.
Tapi bohong kalau tidak pernah merindukan hujan.
Kamu pikir langit yang terus menerus cerah itu bagus adanya ? pasti ada hujan yang disembunyikan., hujan yang tertunda.
Apa kamu pikir juga, hujan terus menerus itu menyenangkan buatku ? pasti ada matahari hangat yang meringkuk di balik awan.
Jadi maumu apa, Tuan ? Tanya saja Nona gitu ? atau Nona suruh tanya Tuan ? sudahlah. Kalian payah.
Kalian ternyata memang jatuh cinta ...
Jatuh terlalu dalam, Cinta terlalu besar.
Yang satu jatuh terus, yang satu cinta terus.
Bagaimana kalau kalian di ikat dalam satu simpul yang erat, maka jika satu jatuh begitu juga dengan yang satunya. Jadi, kalian berdua akan menyusun strategi untuk tidak jatuh dan terluka.
Deal ? ..
Kamis, 15 November 2012
Bukan Buku Biasa
Tahu tidak apa yang sangat aku ingin miliki saat ini selain hatimu, aku ingin buku Diary.
Sedari kecil, aku senang sekali menuliskan nama-nama orang terdekatku dalam buku bercorak-corak. Dari si A, si Z juga tak ketinggalan.
Aku gemar menulis, bercerita sendiri.
Kamu tahu kenapa aku suka menceritakan apapun dalam buku Diary ? Karena dia tidak punya mulut dan telinga. Dia hanya memiliki lembaran-lembaran kosong yang siap kapanpun di isi dengan tinta warna-warni.
Dia tidak akan menceritakan ceritamu kepada orang lain dengan sengaja, karena tak punya mulut.
Dia juga tidak akan terpengaruh omongan orang tentangmu, karena tak punya telinga.
Ketika kamu menulis dengan menggebu-gebu, dengan air mata atau amarah yang membeludak. Lepaskan saja. Tulis saja di situ. Di lembar buku Diary-mu. Keluarkan umpatan-umpatan mautmu. Keluarkan kata-kata manis menjijikanmu. Siapa perduli ? Itu duniamu, bukan dunia mereka.
Suatu saat, ketika semua sudah reda seperti rintik hujan. Kamu boleh membacanya kembali. Baca tulisanmu, lalu kau akan tersenyum kecil melihat kelakuanmu. Kelakuanmu yang tidak akan pernah merugikan orang lain, tidak menggangu orang lain, tidak menyinggung orang lain.
Bolehkah aku mendapatkan buku Diary berwarna hitam dengan corak gambar, sebagai hadiah karena aku tidak nakal ?
Aku ingin menulis penuh dengan namamu. Menulis semua yang berhubungan denganmu di setiap lembarannya. Karena aku tidak ingin orang lain ikut menikmatinya.
Aku ingin punya sesuatu, sesuatu yang bisa aku bacakan kepada anakmu nanti.
Ya .. akan aku ceritakan perjalanan asmara kita kepada anakmu
Bukankan itu ide bagus ?
Sedari kecil, aku senang sekali menuliskan nama-nama orang terdekatku dalam buku bercorak-corak. Dari si A, si Z juga tak ketinggalan.
Aku gemar menulis, bercerita sendiri.
Kamu tahu kenapa aku suka menceritakan apapun dalam buku Diary ? Karena dia tidak punya mulut dan telinga. Dia hanya memiliki lembaran-lembaran kosong yang siap kapanpun di isi dengan tinta warna-warni.
Dia tidak akan menceritakan ceritamu kepada orang lain dengan sengaja, karena tak punya mulut.
Dia juga tidak akan terpengaruh omongan orang tentangmu, karena tak punya telinga.
Ketika kamu menulis dengan menggebu-gebu, dengan air mata atau amarah yang membeludak. Lepaskan saja. Tulis saja di situ. Di lembar buku Diary-mu. Keluarkan umpatan-umpatan mautmu. Keluarkan kata-kata manis menjijikanmu. Siapa perduli ? Itu duniamu, bukan dunia mereka.
Suatu saat, ketika semua sudah reda seperti rintik hujan. Kamu boleh membacanya kembali. Baca tulisanmu, lalu kau akan tersenyum kecil melihat kelakuanmu. Kelakuanmu yang tidak akan pernah merugikan orang lain, tidak menggangu orang lain, tidak menyinggung orang lain.
Bolehkah aku mendapatkan buku Diary berwarna hitam dengan corak gambar, sebagai hadiah karena aku tidak nakal ?
Aku ingin menulis penuh dengan namamu. Menulis semua yang berhubungan denganmu di setiap lembarannya. Karena aku tidak ingin orang lain ikut menikmatinya.
Aku ingin punya sesuatu, sesuatu yang bisa aku bacakan kepada anakmu nanti.
Ya .. akan aku ceritakan perjalanan asmara kita kepada anakmu
Bukankan itu ide bagus ?
Lukaku Kaku
Aku ingin terbang tingiiiii sekali, tapi kalau aku jatuh, apa kau siap menangkapku ? Kalaupun tidak sanggup, setidaknya apa bisa tetap memperhatikanku ketika tubuhku membentur daratan ?
Aku ingin berlari kencaaaang sekali, tapi kalau aku jatuh dan terluka, apa kau siaga dengan kotak P3K ? Kalaupun tidak sanggup, setidaknya apa bisa tetap memperhatikanku ketika dengkulku mengeluarkan darah ?
Aku ingin menyelam dalaaam sekali, tapi kalau aku kekurangan oksigen, apa kau mampu menarikku ke tepian ? Kalaupun tidak sanggup, setidaknya apa bisa tetap memperhatikanku mati membiru ?
Kamu mengerti maksudku ? Paham ? atau tidak sama sekali ..
Aku hanya ingin bersamamu, hanya ingin kau tetap ada di sisiku, bagaimanapun keadaanya.
Aku ingin perhatianmu tetap akan fokus tertuju padaku, sekalinya aku tersungkur jatuh.
Selagi aku cinta padamu, maka cintalah padaku.
Selagi aku mampu, aku bisa, aku mau .. cobalah untuk setia.
Blackbird singing in the dead of night
Today I realized that I'm strong enough to fall. Blackbird, yes I feel like a blackbird. Take this broken wings and learn to fly. I'm dying after being fragile. But I still survive. Survive with the pieces of my heart.
Are we born to be together ? Yes we are or we aren't
I cry inside, I hurt inside.
You make me falling down, I stand up, I climb up, you falling me down again again again again again again again again again again again again again again again again again again again again again again again again ..
How coukd this happen to me ?
I made you laugh, I made you big smile, I made you singing. But the only thing you hear from me just the sobs.
Have you ever feel what I feel ?
Have you ever been lied ?
Have you ever feel disappointed because of me ?
Have you ever feel lost ?
Have you ..
I don't know how stupid I am
Are you happy now ?
Rabu, 14 November 2012
Jika, Lalu, Bagaimana ?
Jika suatu hari nanti semua berubah, berganti seperti mangkuk kepingan coin yang di lempar dan jatuh di lain sisi. Bagaimana ?
Jika namamu sudah di deretan bagian bawah di kotak pesan telepon genggamku, Bagaimana ?
Jika suatu hari nanti bukan "wake up call" dari nomormu atau ucapan selamat pagiku bukan lagi menyebut panggilan sayangku untukmu. Bagaimana ?
Jika "kicauanku" menggunakan nama-nama samaran dan tentunya bukan singkatan namamu. Bagaimana ?
Jika aku sudah enggan memasang foto denganmu di semua kontak dan akun yang aku punya. Bagaimana ?
Jika namamu sudah kusembunyikan dari social media. Bagaimana ?
Jika aku selalu ingin bersolek tapi bukan untukmu. Bagaimana ?
Jika aku terlihat sangat riang bernyanyi di pagi hari tapi bukan karenamu. Bagaimana ?
Jika aku selalu berbohong dimana aku berada dan dengan siapa. Bagaimana ?
Jika ..
Jika ..
Jika senyumku bukan lagi terbuat olehmu, lalu jika air mataku menetes tapi bukan lagi karenamu.
Lalu .. Bagaimana ?
Jika .. begitu .. Lalu .. Bagaimana .. denganmu .. ?
Jika namamu sudah di deretan bagian bawah di kotak pesan telepon genggamku, Bagaimana ?
Jika suatu hari nanti bukan "wake up call" dari nomormu atau ucapan selamat pagiku bukan lagi menyebut panggilan sayangku untukmu. Bagaimana ?
Jika "kicauanku" menggunakan nama-nama samaran dan tentunya bukan singkatan namamu. Bagaimana ?
Jika aku sudah enggan memasang foto denganmu di semua kontak dan akun yang aku punya. Bagaimana ?
Jika namamu sudah kusembunyikan dari social media. Bagaimana ?
Jika aku selalu ingin bersolek tapi bukan untukmu. Bagaimana ?
Jika aku terlihat sangat riang bernyanyi di pagi hari tapi bukan karenamu. Bagaimana ?
Jika aku selalu berbohong dimana aku berada dan dengan siapa. Bagaimana ?
Jika ..
Jika ..
Jika senyumku bukan lagi terbuat olehmu, lalu jika air mataku menetes tapi bukan lagi karenamu.
Lalu .. Bagaimana ?
Jika .. begitu .. Lalu .. Bagaimana .. denganmu .. ?
Senin, 12 November 2012
THE DEVIL VS NONA
Pernahkah kau merasa, apa yang aku rasa.
Pernahkah kau cinta, sebesar cintaku.
Pernahkau kau menangis, terisak sepertiku.
Pernahkah kau memegang kesetianmu, seperti bodohnya setiaku.
Pernahkah .. ?
Ah .. cengeng.
Kalimat cengeng di otakmu itu payah. Payah dan terus membuatmu terlihat lemah. Dan kau akan terus diinjak oleh si kuat. Kapan kau akan balik menginjaknya ?
Ya .. kamu tidak akan pernah bisa membalasnya, karena kau tidak punya keinginan. Begitu kan ?
Apa kamu pikir orang yang selalu tersenyum ketika kau gelisah akan berhenti tersenyum lalu merasakan persis seperti apa yang kau rasakan ? Come on. Wake up. Air matamu itu sudah tidak akan berharga lagi untuknya, saking terlalu seringnya menetes, menetes karena ulahnya.
Kamu itu tolol, setolol keledai. Percaya saja terus sama majikannya, sudah tahu di kibuli, terus saja mengeluarkan toga kesempatan. Dungu!
Setelah dua tiga kali datang persoalan yang sama, lalu kau percaya kembali seperti dirinya baru suci sesuci orang pulang haji. Lalu ? selalu akan ada duri-duri yang jauh lebih besar yang muncul untukmu.
Buka matamu lebar-lebar, untuk apa kau habiskan waktumu untuk terisak isak seperti anak kecil tak di belikan mainan baru ? untuk apa berlaku seperti itu ? memalukan sekali.
Apa karena kau tetap yakin dia itu mimpimu ? mimpi yang kau idamkan ? oh please ..
Apa kau pikir, yang seperti ini adalah yang paling wort it untuk terus kau toleransi ? toleransi seperti anak emas, anak manja.
Mungkin sesungguhnya, kamu terlalu memanjakannya. Memanjakan dengan hatimu yang rapuh. Sudah rapuh, di hancurkan berkeping-keping, tapi kau selalu bersedia merangkak masuk ke kolong untuk mengumpulkan kepingannya, merangkainya kembali hanya untuknya. Untuknya.
NONA, JAWAB !!
Nona : I let the time to fix my heart. I know I'm weak for 'this' but I believe, someday everything will be better, with or without 'this'. Its ok, sometime I still feel happy even when I was cry. Thats called, the power of love. Is it ? .. I believe in Someday. Just let the river moving slowly .. slowly until arrived at the sea.
Pernahkah kau cinta, sebesar cintaku.
Pernahkau kau menangis, terisak sepertiku.
Pernahkah kau memegang kesetianmu, seperti bodohnya setiaku.
Pernahkah .. ?
Ah .. cengeng.
Kalimat cengeng di otakmu itu payah. Payah dan terus membuatmu terlihat lemah. Dan kau akan terus diinjak oleh si kuat. Kapan kau akan balik menginjaknya ?
Ya .. kamu tidak akan pernah bisa membalasnya, karena kau tidak punya keinginan. Begitu kan ?
Apa kamu pikir orang yang selalu tersenyum ketika kau gelisah akan berhenti tersenyum lalu merasakan persis seperti apa yang kau rasakan ? Come on. Wake up. Air matamu itu sudah tidak akan berharga lagi untuknya, saking terlalu seringnya menetes, menetes karena ulahnya.
Kamu itu tolol, setolol keledai. Percaya saja terus sama majikannya, sudah tahu di kibuli, terus saja mengeluarkan toga kesempatan. Dungu!
Setelah dua tiga kali datang persoalan yang sama, lalu kau percaya kembali seperti dirinya baru suci sesuci orang pulang haji. Lalu ? selalu akan ada duri-duri yang jauh lebih besar yang muncul untukmu.
Buka matamu lebar-lebar, untuk apa kau habiskan waktumu untuk terisak isak seperti anak kecil tak di belikan mainan baru ? untuk apa berlaku seperti itu ? memalukan sekali.
Apa karena kau tetap yakin dia itu mimpimu ? mimpi yang kau idamkan ? oh please ..
Apa kau pikir, yang seperti ini adalah yang paling wort it untuk terus kau toleransi ? toleransi seperti anak emas, anak manja.
Mungkin sesungguhnya, kamu terlalu memanjakannya. Memanjakan dengan hatimu yang rapuh. Sudah rapuh, di hancurkan berkeping-keping, tapi kau selalu bersedia merangkak masuk ke kolong untuk mengumpulkan kepingannya, merangkainya kembali hanya untuknya. Untuknya.
NONA, JAWAB !!
Nona : I let the time to fix my heart. I know I'm weak for 'this' but I believe, someday everything will be better, with or without 'this'. Its ok, sometime I still feel happy even when I was cry. Thats called, the power of love. Is it ? .. I believe in Someday. Just let the river moving slowly .. slowly until arrived at the sea.
Selasa, 06 November 2012
Kotoran anak ingusan
Seperti karang di tengah lautan, di hempas ombak tak terhentikan. Sekuat kuatnya karang berdiri kokoh, tetap akan rapuh lalu hancur lebur.
Aku ini apa untukmu ?
Jika aku bisa jadi rumah untukmu, toh itu percuma .. percuma karena kamu tidak pernah pulang ke rumah. Kamu tidak suka rumah.
Pantas saja, kamu gemar mampir sana sini. Membuatku menunggu dengan hati risau.
Menunggumu seperti ibumu yang khawatir karena anaknya belum pulang main. Khawatir dan selalu khawatir.
Lalu kamu akan pulang dengan noda warna warni di kausmu, di kaus putihmu yang aku belikan.
Aku akan terus menggosoknya dengan sekuat tenaga, agar noda itu hilang. Tapi apa daya, kamu tetap anak kecil yang gemar bermain noda. Kamu akan selalu pulang, memabawa noda untukku.
Tapi akan selalu ada pelukan hangat dariku setiap kali kau meminta maaf karena bajumu kotor, kotor karena ulahmu sendiri. Akan selalu ada kecupan hangat yang mendarat di dahimu setelahnya dengan ucapan " I Love You .. " lalu akan ada isakan yang perlahan di hapus oleh senyuman kembali.
Sampai kapan itu ? Sampai kamu dewasa ..
Sampai kamu sudah bosan membuat ulah, bosan mengotori baju putihmu, bosan tampil kotor, bosan melihatku menangis sambil menggosok bajumu.
Jika suatu saat kamu sudah bosan, suatu saat kamu sudah bisa bertanggung jawab untuk menjaga kaus putihmu agar tetap bersih, nanti aku berikan kaus putih baru. Kaus putih yang akan lebih nyaman kau kenakan. Kaus putih yang di jahit dengan ketulusan serta sisa kesabaran yang aku punya.
Pesanku, jangan sia sia kan waktu dan cintamu.
Aku cinta kamu, anak ingusan.
Aku ini apa untukmu ?
Jika aku bisa jadi rumah untukmu, toh itu percuma .. percuma karena kamu tidak pernah pulang ke rumah. Kamu tidak suka rumah.
Pantas saja, kamu gemar mampir sana sini. Membuatku menunggu dengan hati risau.
Menunggumu seperti ibumu yang khawatir karena anaknya belum pulang main. Khawatir dan selalu khawatir.
Lalu kamu akan pulang dengan noda warna warni di kausmu, di kaus putihmu yang aku belikan.
Aku akan terus menggosoknya dengan sekuat tenaga, agar noda itu hilang. Tapi apa daya, kamu tetap anak kecil yang gemar bermain noda. Kamu akan selalu pulang, memabawa noda untukku.
Tapi akan selalu ada pelukan hangat dariku setiap kali kau meminta maaf karena bajumu kotor, kotor karena ulahmu sendiri. Akan selalu ada kecupan hangat yang mendarat di dahimu setelahnya dengan ucapan " I Love You .. " lalu akan ada isakan yang perlahan di hapus oleh senyuman kembali.
Sampai kapan itu ? Sampai kamu dewasa ..
Sampai kamu sudah bosan membuat ulah, bosan mengotori baju putihmu, bosan tampil kotor, bosan melihatku menangis sambil menggosok bajumu.
Jika suatu saat kamu sudah bosan, suatu saat kamu sudah bisa bertanggung jawab untuk menjaga kaus putihmu agar tetap bersih, nanti aku berikan kaus putih baru. Kaus putih yang akan lebih nyaman kau kenakan. Kaus putih yang di jahit dengan ketulusan serta sisa kesabaran yang aku punya.
Pesanku, jangan sia sia kan waktu dan cintamu.
Aku cinta kamu, anak ingusan.
Rabu, 31 Oktober 2012
INY
Aku ini seperti pohon yang rindu di siram pemiliknya. Walaupun ada hujan, tetap saja merindu.
Tuan .. I need you. I need you more than you knew.
Aku benci harus berucap, benci untuk menjabarkan setiap rasa yang selalu bertambah antriannya. Apa begitu sulit menebak dengan benar apa yang ada di wishing box punyaku ?
Tuan .. aku benci padamu. Aku benci setiap kali kau menebar pesonamu ke nona nona lainnya.
Aku benci di kasihani. Aku benci di kasihani oleh kaumku.
Tuan .. mampukah kau memenangi hatiku sampai akhir ? mampukah kau memenangiku hingga benang merah jambu mengikat kita ? atau perlahan kau mulai mencari perlombaan lainnya, perlombaan yang pialanya lebih cantik, lebih mewah.
Kalau begitu, Tuan.
Biarkan aku memasang pagar putih, mengitari hatiku.
Tuan .. I need you. I need you more than you knew.
Aku benci harus berucap, benci untuk menjabarkan setiap rasa yang selalu bertambah antriannya. Apa begitu sulit menebak dengan benar apa yang ada di wishing box punyaku ?
Tuan .. aku benci padamu. Aku benci setiap kali kau menebar pesonamu ke nona nona lainnya.
Aku benci di kasihani. Aku benci di kasihani oleh kaumku.
Tuan .. mampukah kau memenangi hatiku sampai akhir ? mampukah kau memenangiku hingga benang merah jambu mengikat kita ? atau perlahan kau mulai mencari perlombaan lainnya, perlombaan yang pialanya lebih cantik, lebih mewah.
Kalau begitu, Tuan.
Biarkan aku memasang pagar putih, mengitari hatiku.
Jumat, 19 Oktober 2012
Menari
Kamu tahu, setiap harinya tidak selalu ada terik matahari yang mencerahkan langit atau tidak selamanya langit akan berwarna kelabu.
Kamu tidak perlu payung untuk melindungiku, sudah berhenti mencari payung untukku.
Cukup genggam tanganku seperti sedia kala, seperti yang selalu kau lakukan ketika menggandengku saat menyebrang jalan.
Sudah begitu saja, cukup seperti itu.
Lalu teruslah berjalan dengan tanganku digenggam, maka aku akan terus mengikutimu.
Aku akan berada dibelakangmu, terus memandang punggungmu, hanya kepadamu.
Jika hujan mulai membasahi jalan, tetaplah menari bersamaku.
Menari dan hiraukan rasa dingin yang menusuk tulang rusukmu.
Tunggu ya ..
Hujan pasti reda ..
Bersamamu akan kubagi nafasku
Bersamamu akan kubagi helai sayapku
Senang mengenalmu
Janganlah berganti, tetap seperti ini ..
Kamu tidak perlu payung untuk melindungiku, sudah berhenti mencari payung untukku.
Cukup genggam tanganku seperti sedia kala, seperti yang selalu kau lakukan ketika menggandengku saat menyebrang jalan.
Sudah begitu saja, cukup seperti itu.
Lalu teruslah berjalan dengan tanganku digenggam, maka aku akan terus mengikutimu.
Aku akan berada dibelakangmu, terus memandang punggungmu, hanya kepadamu.
Jika hujan mulai membasahi jalan, tetaplah menari bersamaku.
Menari dan hiraukan rasa dingin yang menusuk tulang rusukmu.
Tunggu ya ..
Hujan pasti reda ..
Bersamamu akan kubagi nafasku
Bersamamu akan kubagi helai sayapku
Senang mengenalmu
Janganlah berganti, tetap seperti ini ..
Kamis, 11 Oktober 2012
Buah Tangan dari Alam
Ketika hendak memosting beberapa foto panorama di bawah ini, saya galau.
Ah .. lagi-lagi galau.
Kali ini saya galau, karena saya sudah tidak terlalu mahir menulis dengan menggunaka subjek 'gw-lo'.
Tidak seperti dulu yang terbiasa menghabiskan waktu untuk menulis calon postingan blog plek seperti menulis diary tanpa subjek "saya" ..
Entahlah, saya sudah masuk ke dalam comfort zone menulis dengan subjek tersebut.
Seperti foto-foto di bawah ini, bukti bahwa saya comfort memotret tanpa aturan, tanpa ada wejangan-wejangan yang terdengar tajam di telinga, tanpa ada kritikan garing.
Ya hanya memotret, memotret apa yang saya lihat, apa yang menarik perhatian saya dan apa yang saya ambil sebagai objek.
Ah .. lagi-lagi galau.
Kali ini saya galau, karena saya sudah tidak terlalu mahir menulis dengan menggunaka subjek 'gw-lo'.
Tidak seperti dulu yang terbiasa menghabiskan waktu untuk menulis calon postingan blog plek seperti menulis diary tanpa subjek "saya" ..
Entahlah, saya sudah masuk ke dalam comfort zone menulis dengan subjek tersebut.
Seperti foto-foto di bawah ini, bukti bahwa saya comfort memotret tanpa aturan, tanpa ada wejangan-wejangan yang terdengar tajam di telinga, tanpa ada kritikan garing.
Ya hanya memotret, memotret apa yang saya lihat, apa yang menarik perhatian saya dan apa yang saya ambil sebagai objek.
Memotret dengan bebas, seperti alam bebas yang tertangkap kamera saya ..
Lokasi : Gunung Bundar, Gunung Salak, Bogor - Jawa Barat
Selasa, 09 Oktober 2012
Satu atau sama
Mungkin untuk sebuah cita-cita harus mengorbankan satu hal dan lainnya.
Mungkin untuk sebuah mimpi, harus melewatkan waktu yang bermanfaat untuk tidur.
Ada yang membuat statement, mampu menjalankan satu maupun dua hal bersamaan.
Tapi bukan potensi saya untuk satu itu.
Mungkin pengecut jika takut menggenggam dua pilihan
atau mungkin sebetulnya terlalu bijaksana untuk memilih satu saja
Ini perihal kewajiban dan harapan
yang satu menjalankan kewajiban untuk mengambil harapan
yang satu mengambil harapan untuk menjalankan kewajiban
Apa kita satu ?
satu tujuan dengan jalan yang berbeda
satu tujuan dengan trayek angkutan umum yang tidak sama
Lalu, apa tujuan kamu ?
Lalu, apa tujuanku ?
Apakah sama persis ?
Apakah nantinya akan berhenti di pemberhentian yang sama dengan jarak lurus sejajar .. ?
Mungkin untuk sebuah mimpi, harus melewatkan waktu yang bermanfaat untuk tidur.
Ada yang membuat statement, mampu menjalankan satu maupun dua hal bersamaan.
Tapi bukan potensi saya untuk satu itu.
Mungkin pengecut jika takut menggenggam dua pilihan
atau mungkin sebetulnya terlalu bijaksana untuk memilih satu saja
Ini perihal kewajiban dan harapan
yang satu menjalankan kewajiban untuk mengambil harapan
yang satu mengambil harapan untuk menjalankan kewajiban
Apa kita satu ?
satu tujuan dengan jalan yang berbeda
satu tujuan dengan trayek angkutan umum yang tidak sama
Lalu, apa tujuan kamu ?
Lalu, apa tujuanku ?
Apakah sama persis ?
Apakah nantinya akan berhenti di pemberhentian yang sama dengan jarak lurus sejajar .. ?
Rabu, 03 Oktober 2012
Explanation
Ada pertanyaan yang selalu ingin ditanyakan, bahkan ketika sudah di jawab puluhan kali. Ada ragu yang terselip di rongga-rongga barisannya. Dengan mudah keluar masuk seperti angin di bawah pintu. Waktu terus bergeser, seperti anak balita baru bisa berjalan. Apa aku berlari ? maka nanti ada saat dimana aku berjalan, semakin perlahan, semakin merangkak dan jatuh telungkup. Tapi apa mungkin akan selalu ada uluran tanganmu untuk menopangku hingga ke puncak gunung. Aku bak penyu yang jalan perlahan penuh keraguan untuk mencapai garis finish, apakah kau akan terus sejajar tidak lari kencang seperti kelinci, lalu meninggalkanku dengan tempurung trbalik tak berdaya ..
Sabtu, 22 September 2012
BEFORE DISTANCE
Sudah tidak terlalu pagi untuk mengucapkan sapaan pagi, tapi tetap saja ini masih termasuk pagi.
Tidak ada secangkir kopi di sisi kanan kiri, bahkan meja saja tidak ada untuk alas.
Pemandangan terlihat buram, buram karena mata tidak dibantu lensa tambahan.
Ah! nulis apa saya ini ...
Ukurana ruangan ini tidak jauh dari kamar, tidak jauh berbeda sunyinya.
Beda cerita jika ada kamu.
Ada suara yang memecah keheningan, ada suara yang mengalahkan lagu-lagu dalam ITunes.
Ada suara yang mengisi kekosonganku. Kekosongan yang selalu kosong tanpamu.
Kamu itu penghuni baru. Penghuni yang belum berkenalan dengan lingkungan sekitarku. Tapi .. kabar burung mengatakan, tidak lama lagi kau akan meninggalkan kamar kosongku untuk waktu yang sangat lama. Meninggalkan kamar kosong itu, dengan meninggalkan sekantung butiran-butiran cinta yang jika di buka akan beterbangan seperti debu.
Kamu tahu, menunggu itu bukan hal yang menyenangkan, bahkan beberapa orang berani mengutuknya. Bersyukurlah kamu, karena aku telah terbiasa menunggu. Menunggu dengan dumelan-dumelan seperti rasa pedas di lidah. Nyelekit, tapi nanti hilang juga.
Kamu itu seperti orang yang baru aku ajari naik sepeda, sering kali kamu minta aku untuk melepaskan peganganku di sepedamu karena kamu ingin aku percaya kalau kamu bisa mengayuh sepeda dengan benar, tetapi aku belum berani untuk melepaskannya karena ada dua hal yang kutakuti. Pertama, aku takut jika aku melepaskan peganganku, kamu akan mengkayuhnya sekencang mungkin dan pergi jauh meninggalkanku. Kedua, aku takut kamu terjatuh, karena kalau kamu terjatuh dan terluka, maka aku orang pertama yang merasakan perihnya.
Kamu sering kali merekam senyumku dengan kamera telepon genggammu, tapi aku lebih sering merekam setiap ekspresi yang muncul di wajahmu dengan kamera yang terpasang di dalam otakku. Kamera yang tidak pernah kekurangan fokusnya, kamera yang tidak memerlukan memory card untuk menyimpannya dan kamera yang tidak pernah habis baterai nya.
Bahkan sebelum kamu pergi, aku sering kali menyendiri dan membuka album fotomu dalam ingatanku, lalu meneteskan air mata. Seperti saat ini ..
Tidak ada secangkir kopi di sisi kanan kiri, bahkan meja saja tidak ada untuk alas.
Pemandangan terlihat buram, buram karena mata tidak dibantu lensa tambahan.
Ah! nulis apa saya ini ...
Ukurana ruangan ini tidak jauh dari kamar, tidak jauh berbeda sunyinya.
Beda cerita jika ada kamu.
Ada suara yang memecah keheningan, ada suara yang mengalahkan lagu-lagu dalam ITunes.
Ada suara yang mengisi kekosonganku. Kekosongan yang selalu kosong tanpamu.
Kamu itu penghuni baru. Penghuni yang belum berkenalan dengan lingkungan sekitarku. Tapi .. kabar burung mengatakan, tidak lama lagi kau akan meninggalkan kamar kosongku untuk waktu yang sangat lama. Meninggalkan kamar kosong itu, dengan meninggalkan sekantung butiran-butiran cinta yang jika di buka akan beterbangan seperti debu.
Kamu tahu, menunggu itu bukan hal yang menyenangkan, bahkan beberapa orang berani mengutuknya. Bersyukurlah kamu, karena aku telah terbiasa menunggu. Menunggu dengan dumelan-dumelan seperti rasa pedas di lidah. Nyelekit, tapi nanti hilang juga.
Kamu itu seperti orang yang baru aku ajari naik sepeda, sering kali kamu minta aku untuk melepaskan peganganku di sepedamu karena kamu ingin aku percaya kalau kamu bisa mengayuh sepeda dengan benar, tetapi aku belum berani untuk melepaskannya karena ada dua hal yang kutakuti. Pertama, aku takut jika aku melepaskan peganganku, kamu akan mengkayuhnya sekencang mungkin dan pergi jauh meninggalkanku. Kedua, aku takut kamu terjatuh, karena kalau kamu terjatuh dan terluka, maka aku orang pertama yang merasakan perihnya.
Kamu sering kali merekam senyumku dengan kamera telepon genggammu, tapi aku lebih sering merekam setiap ekspresi yang muncul di wajahmu dengan kamera yang terpasang di dalam otakku. Kamera yang tidak pernah kekurangan fokusnya, kamera yang tidak memerlukan memory card untuk menyimpannya dan kamera yang tidak pernah habis baterai nya.
Bahkan sebelum kamu pergi, aku sering kali menyendiri dan membuka album fotomu dalam ingatanku, lalu meneteskan air mata. Seperti saat ini ..
Selasa, 18 September 2012
Jauh Jarak Cinta Jarak Jauh
Long Distance Relationship atau cinta jarak jauh.
Saya rasa itu udah ga asing lagi untuk kalangan anak muda jaman sekarang, buktinya udah banyak akun sosial media yang mengatas namakan itu dan juga lelucon menyedihkan yang semakin menyudutkan gaya percintaan macam itu.
Sebetulnya saya sendiri antara percaya dan tidak sama yang satu ini.
But, sooner saya akan menyelam di dunia itu.
Menyelam di percintaan dengan jembatan panjang yang di namakan "jarak"
Bohong banget kalo saya bilang "ga takut kenapa-kenapa" atau sangat bohong ketika saya bilang "everything will be fine .. "
Tapi kadang bohong itu dibutuhkan juga untuk meng-"up" kan diri sendiri. Kalo bahasa kerennya, "motivasi".
Kalo misalkan baca beberapa postingan sebelumnya, mungkin tahu saya terlibat kasus cinta jarak jauh juga sebelumnya, tapi mungkin untuk yang kali ini berbeda.
Berbeda karena sekujur tubuh sudah penuh dengan sidik jari si Tuan, sidik jari yang sulit sekali di hilangkan.
Sidik jari yang semakin hari semakin menimbun rasa cinta yang menggelora.
Seperti kobaran api membara melahap kayu yang tak pernah habis.
Berbeda karena gendang telinga sudah penuh akan gelak tawa dan suara penuh kasih sayang si Tuan, hingga tak nafsu mendengar celoteh kaum adam lainnya.
Berbeda karena otak sudah terlalu banyak memotret ekspresi wajah si Tuan, hingga tak berminta memotret objek lain.
Lalu, nanti .. jika jembatan itu sudah mulai di gelar, harus saya apakan semua itu ?
Semua akan memutar-mutar di hari-hari saya, menghantui seperti angin.
Buruknya, ketika sudah tak tahan dihantui, maka akan saya rapihkan semua itu, lalu saya masukan ke dalam peti kayu dengan kunci emas.
Tapi untuk saat ini, yang bisa saya janjikan untuk diri sendiri dan Tuan adalah, " I'll do my best for me, for you, for us. For our love. "
Saya rasa itu udah ga asing lagi untuk kalangan anak muda jaman sekarang, buktinya udah banyak akun sosial media yang mengatas namakan itu dan juga lelucon menyedihkan yang semakin menyudutkan gaya percintaan macam itu.
Sebetulnya saya sendiri antara percaya dan tidak sama yang satu ini.
But, sooner saya akan menyelam di dunia itu.
Menyelam di percintaan dengan jembatan panjang yang di namakan "jarak"
Bohong banget kalo saya bilang "ga takut kenapa-kenapa" atau sangat bohong ketika saya bilang "everything will be fine .. "
Tapi kadang bohong itu dibutuhkan juga untuk meng-"up" kan diri sendiri. Kalo bahasa kerennya, "motivasi".
Kalo misalkan baca beberapa postingan sebelumnya, mungkin tahu saya terlibat kasus cinta jarak jauh juga sebelumnya, tapi mungkin untuk yang kali ini berbeda.
Berbeda karena sekujur tubuh sudah penuh dengan sidik jari si Tuan, sidik jari yang sulit sekali di hilangkan.
Sidik jari yang semakin hari semakin menimbun rasa cinta yang menggelora.
Seperti kobaran api membara melahap kayu yang tak pernah habis.
Berbeda karena gendang telinga sudah penuh akan gelak tawa dan suara penuh kasih sayang si Tuan, hingga tak nafsu mendengar celoteh kaum adam lainnya.
Berbeda karena otak sudah terlalu banyak memotret ekspresi wajah si Tuan, hingga tak berminta memotret objek lain.
Lalu, nanti .. jika jembatan itu sudah mulai di gelar, harus saya apakan semua itu ?
Semua akan memutar-mutar di hari-hari saya, menghantui seperti angin.
Buruknya, ketika sudah tak tahan dihantui, maka akan saya rapihkan semua itu, lalu saya masukan ke dalam peti kayu dengan kunci emas.
Tapi untuk saat ini, yang bisa saya janjikan untuk diri sendiri dan Tuan adalah, " I'll do my best for me, for you, for us. For our love. "
Senin, 10 September 2012
Kopi pengantar Dewi Hujan
Sepertinya sang dewi hujan sedang murka, mungkin baru di putuskan kekashihnya, setelah sekian lama sibuk bercinta hingga lupa menurunkan tetesan demi tetesan untuk mengelus bumi.
Suara gemuruh seperti raungan, mungkin sebentar lagi emosi sang dewi akan tumpah ruah menjadi hujan yang deras, atau mungkin sang dewi terlalu kuat lalu tanah akan tetap kering tetapi langit tidak karuan dengan kilatan.
Coba angkat dagumu, pasti kau sedang merindu.
Pipimu merah merona seperti diberi pewarna bibir.
Atau kau sedang marah ? kau marah karena hanya dirimu yang merindu ..
Aku sedang menyeruput segelas kopi yang sudah tidak lagi mengepul
Ruangan ini begitu dingin untuk sendiri, tapi belum tentu jika berdua denganmu akan berkurang dinginnya.
Rasa kopi itu tidak sama seperti biasa yang kubuat, kau pasti tahu.
Encer, tidak sekental biasanya. Sedikit pahit, tidak manis seperti biasanya.
Tetapi caraku membuatnya sama seperti biasanya, sambil memikirkanmu.
Ah ... Apa mungkin saat ini tidak seperti biasanya ?
Tidak sekental biasanya, tidak semanis biasanya ?
Lalu, apa ini buruk ? Tidak juga.
Buktinya, sudah terlihat dasar gelasnya
Suara gemuruh seperti raungan, mungkin sebentar lagi emosi sang dewi akan tumpah ruah menjadi hujan yang deras, atau mungkin sang dewi terlalu kuat lalu tanah akan tetap kering tetapi langit tidak karuan dengan kilatan.
Coba angkat dagumu, pasti kau sedang merindu.
Pipimu merah merona seperti diberi pewarna bibir.
Atau kau sedang marah ? kau marah karena hanya dirimu yang merindu ..
Aku sedang menyeruput segelas kopi yang sudah tidak lagi mengepul
Ruangan ini begitu dingin untuk sendiri, tapi belum tentu jika berdua denganmu akan berkurang dinginnya.
Rasa kopi itu tidak sama seperti biasa yang kubuat, kau pasti tahu.
Encer, tidak sekental biasanya. Sedikit pahit, tidak manis seperti biasanya.
Tetapi caraku membuatnya sama seperti biasanya, sambil memikirkanmu.
Ah ... Apa mungkin saat ini tidak seperti biasanya ?
Tidak sekental biasanya, tidak semanis biasanya ?
Lalu, apa ini buruk ? Tidak juga.
Buktinya, sudah terlihat dasar gelasnya
Sabtu, 08 September 2012
Galau Tidak Galau
Satu kata yang lagi happening banget untuk saat ini, galau.
Satu kata itu sebetulnya banyak menghasilkan sesuatu, misalkan pendapatan.
Ga percaya ? Check aja para penulis buku yang mengangkat tulisannya dari tweet di akun dia yang dominan sama kata 'galau' atau mungkin emang pembahasannya tentang itu.
Kata galau itu sendiri kan sebetulnya udah punya arti yang menggambarkan keadaan yang tidak enak, tapi untuk saat ini, itu sepertinya tidak cukup.
Galau yang sudah cukup sedih, semakin dibuat menyedihkan.
Mungkin ibarat di dunia kedokteran, yang seharusnya hanya masuk ruang IGD jadi masuk ICU atau mungkin ruang Isolasi sekalian.
Kalau di bilang galau itu tidak ada manfaatnya, saya kurang setuju.
Toh .. ketika galau melanda, banyak kok pujangga lahir.
Toh .. ketika galau melanda, banyak kok lagu cinta lahir.
Toh .. ketika galau, banyak karya yang lahir.
Dan itu semua, bukan sampah.
Awalnya saya pikir, kalau makhluk adam itu diciptakan tanpa sisi cengeng atau mendayu-dayu, tetapi ketika galau itu menyerang, maka pikiran saya itu menjadi salah.
Lalu, apa galau itu patut di anggap sebagai sesuatu yang salah ? sesuatu yang hina ? atau sesuatu yang berdosa ?
Saya rasa tidak.
Satu kata itu sebetulnya banyak menghasilkan sesuatu, misalkan pendapatan.
Ga percaya ? Check aja para penulis buku yang mengangkat tulisannya dari tweet di akun dia yang dominan sama kata 'galau' atau mungkin emang pembahasannya tentang itu.
Kata galau itu sendiri kan sebetulnya udah punya arti yang menggambarkan keadaan yang tidak enak, tapi untuk saat ini, itu sepertinya tidak cukup.
Galau yang sudah cukup sedih, semakin dibuat menyedihkan.
Mungkin ibarat di dunia kedokteran, yang seharusnya hanya masuk ruang IGD jadi masuk ICU atau mungkin ruang Isolasi sekalian.
Kalau di bilang galau itu tidak ada manfaatnya, saya kurang setuju.
Toh .. ketika galau melanda, banyak kok pujangga lahir.
Toh .. ketika galau melanda, banyak kok lagu cinta lahir.
Toh .. ketika galau, banyak karya yang lahir.
Dan itu semua, bukan sampah.
Awalnya saya pikir, kalau makhluk adam itu diciptakan tanpa sisi cengeng atau mendayu-dayu, tetapi ketika galau itu menyerang, maka pikiran saya itu menjadi salah.
Lalu, apa galau itu patut di anggap sebagai sesuatu yang salah ? sesuatu yang hina ? atau sesuatu yang berdosa ?
Saya rasa tidak.
Jumat, 07 September 2012
Rindu untuk apa ?
Belakangan sering baca quote yang berbunyi seperti ini, " sometimes we're not miss the person, but the momment .. "
Ya .. ga plek begitu, tapi secara garis besar begitulah.
Versi Indonesianya, "Terkadang kita bukan merindukan orangnya, tetapi kenangannya .. "
Sebetulnya, kalo di perhatikan sih sama aja. Cuma mungkin beberapa argumen menangkapnya beda.
Menginterpretasikannya beda.
Padahal kalau kita perhatiin lebih seksama, kenangan itu pasti berhubungan dengan beberapa sisi, beberapa aspek di dalemnya dan pastilah ada person yang ikut ambil andil di situ.
Mungkin kalo di tarik pemikiran egoisnya, kita cuma kangen ke suatu tempat atau mungkin melakukan suatu kegiatan yang udah sering dilakuin sebelumnya, dan harus berhenti gitu aja akibat 'pemutusan hubungan'.
Tapi masa iya, just miss the momment ? Are you sure about that ? ..
Karena saya pribadi, belum pernah ngerasain kangen yang seperti itu.
Pasti ada person yang ikut ambil andil di daemnya.
Jadi, bohong banget kalo kangen masa lalu itu, tidak ada sangkut pautnya dengan orang-orang yang pernah ada pada masa itu.
Banyak penilaian mengenai kangen masa lalu dan hasilnya antara thats ok or so bad.
Tapi .. ga ada yang pernah nilai itu bagus kan ?
Do you miss the momment ? or the person ? or me ?
Ya .. ga plek begitu, tapi secara garis besar begitulah.
Versi Indonesianya, "Terkadang kita bukan merindukan orangnya, tetapi kenangannya .. "
Sebetulnya, kalo di perhatikan sih sama aja. Cuma mungkin beberapa argumen menangkapnya beda.
Menginterpretasikannya beda.
Padahal kalau kita perhatiin lebih seksama, kenangan itu pasti berhubungan dengan beberapa sisi, beberapa aspek di dalemnya dan pastilah ada person yang ikut ambil andil di situ.
Mungkin kalo di tarik pemikiran egoisnya, kita cuma kangen ke suatu tempat atau mungkin melakukan suatu kegiatan yang udah sering dilakuin sebelumnya, dan harus berhenti gitu aja akibat 'pemutusan hubungan'.
Tapi masa iya, just miss the momment ? Are you sure about that ? ..
Karena saya pribadi, belum pernah ngerasain kangen yang seperti itu.
Pasti ada person yang ikut ambil andil di daemnya.
Jadi, bohong banget kalo kangen masa lalu itu, tidak ada sangkut pautnya dengan orang-orang yang pernah ada pada masa itu.
Banyak penilaian mengenai kangen masa lalu dan hasilnya antara thats ok or so bad.
Tapi .. ga ada yang pernah nilai itu bagus kan ?
Do you miss the momment ? or the person ? or me ?
Minggu, 02 September 2012
Insect
Seperti kehilangan daratan tak mampu berpijak
Seperti kehilangan pandangan tak mampu melihat
Dipaksa untuk bersuara tapi otak kosong
Meredam emosi hingga kutub
Membuatnya beku
lalu dibawa kembali untuk berhadapan denganmu
Aku ini seekor kupu
Mudah saja di tangkap
Tapi sulit menjaga untuk tidak lepas
Karena aku ingin dicintai dengan lepas
Apa aku nomor satu ?
Mungkin hanya deretan yang ke-satu
Lalu aku hanya nomor sekian di baris pertama
Seperti kehilangan pandangan tak mampu melihat
Dipaksa untuk bersuara tapi otak kosong
Meredam emosi hingga kutub
Membuatnya beku
lalu dibawa kembali untuk berhadapan denganmu
Aku ini seekor kupu
Mudah saja di tangkap
Tapi sulit menjaga untuk tidak lepas
Karena aku ingin dicintai dengan lepas
Apa aku nomor satu ?
Mungkin hanya deretan yang ke-satu
Lalu aku hanya nomor sekian di baris pertama
Minggu, 26 Agustus 2012
Jarak ada, ada kita.
Kata orang, jarak itu sungguh menyebalkan, sungguh menjengkelkan karena menjaadi jurang pemisah.
Ya .. mungkin memang ga salah, tapi beda cerita buat saya.
Saya dipertemukan dengan Tuan dalam jarak.
Tanpa ada tatap muka, empat mata atau jabat tangan sebelumnya.
Tidak ada kata terlalu-cepat untuk serangan cinta, itu yang dirasa.
Untuk sebagian pandangan, mungkin saya jalang.
Perduli amat lolongan anjing tetangga, toh mereka hanya cari perhatian untuk dikasih makan.
Bunga gelora asmara semakin tumbuh sumbur, mekar, harum seiring waktu.
Tak ada sentuhan pembangkit nafsu, hanya suara dari negara seberang memecah keheningan malam.
Menghitung dan menghitung ..
Menunggu dan menunggu ..
Tidak jarang, ragu menggoda.
Hingga akhirnya masa berlaku jarak sudah habis.
Sudah muncul jembatan untuk menyatukan rasa rindu semu yang tertahan
Lalu, hanya ada senyum melengkung manis dari Tuan dan Nona.
Seperti kepompong yang akhirnya robek dan mengeluarkan kupu-kupu yang langsung menyerang perut
Saya, Nona.
Bahagia bertemu Tuan.
Berjanji mencintai untuk waktu yang Tuhan janjikan.
Lalu akan berusaha setia ketika menunggu Tuan, ketika jarak datang menjemput kembali.
Ya .. mungkin memang ga salah, tapi beda cerita buat saya.
Saya dipertemukan dengan Tuan dalam jarak.
Tanpa ada tatap muka, empat mata atau jabat tangan sebelumnya.
Tidak ada kata terlalu-cepat untuk serangan cinta, itu yang dirasa.
Untuk sebagian pandangan, mungkin saya jalang.
Perduli amat lolongan anjing tetangga, toh mereka hanya cari perhatian untuk dikasih makan.
Bunga gelora asmara semakin tumbuh sumbur, mekar, harum seiring waktu.
Tak ada sentuhan pembangkit nafsu, hanya suara dari negara seberang memecah keheningan malam.
Menghitung dan menghitung ..
Menunggu dan menunggu ..
Tidak jarang, ragu menggoda.
Hingga akhirnya masa berlaku jarak sudah habis.
Sudah muncul jembatan untuk menyatukan rasa rindu semu yang tertahan
Lalu, hanya ada senyum melengkung manis dari Tuan dan Nona.
Seperti kepompong yang akhirnya robek dan mengeluarkan kupu-kupu yang langsung menyerang perut
Saya, Nona.
Bahagia bertemu Tuan.
Berjanji mencintai untuk waktu yang Tuhan janjikan.
Lalu akan berusaha setia ketika menunggu Tuan, ketika jarak datang menjemput kembali.
Rabu, 01 Agustus 2012
Masih Bualan
Masih sayang atau masih mau ?
Masih cinta atau masih nafsu ?
Kita bercinta dengan banyak bualan. Bualan pemanis bercinta.
Aku kehabisan kata untuk membual, untuk membangkitkan gelora asmara dengan bualan bak pujangga.
Kamu masih mahir membual, mengeluarkan kata-kata bualan buaya.
Bisakah jelaskan kepadaku, apa itu cinta ? apa itu sayang ? apa itu rindu ?
Apa arti semua itu, semua, semua, semua ..
Apa itu semua hanya huruf-huruf kecil dengan emoticon di belakangnya yang terkirim dari telepon genggam ? atau itu hanya bualan. Bualan kadaluarsa yang sudah tidak layak pakai ?
Sudah. Robek-robek saja hingga menjadi serpihan, lalu sebarkan di lautan.
Masih cinta atau masih nafsu ?
Kita bercinta dengan banyak bualan. Bualan pemanis bercinta.
Aku kehabisan kata untuk membual, untuk membangkitkan gelora asmara dengan bualan bak pujangga.
Kamu masih mahir membual, mengeluarkan kata-kata bualan buaya.
Bisakah jelaskan kepadaku, apa itu cinta ? apa itu sayang ? apa itu rindu ?
Apa arti semua itu, semua, semua, semua ..
Apa itu semua hanya huruf-huruf kecil dengan emoticon di belakangnya yang terkirim dari telepon genggam ? atau itu hanya bualan. Bualan kadaluarsa yang sudah tidak layak pakai ?
Sudah. Robek-robek saja hingga menjadi serpihan, lalu sebarkan di lautan.
Sabtu, 21 Juli 2012
Rindu itu dimana ?
Banyak yang bilang, jika hujan itu adalah suratan rindu. Dimana ada hujan, disitu ada rindu.
Saya juga pernah menulisnya.
Tapi .. aneh!
Belakangan ini, rindu tidak lagi datang dengan hujan. Tidak diiringi suara tetesan air yang berjatuhan diatas genting. Tidak diiringi aroma tanah. Tidak diiringi hembusan angin dingin.
Kemana semua itu ?
Apa rindu tidak lagi sama ?
Tidak lagi romantis, tidak lagi dramatis, tidak lagi manis.
atau mungkin yang sesungguhnya, rindu ini tidak bertuan. Tidak ada alamat untuk disampaikan. Tidak ada wujudnya. Tidak benar ada rasanya.
Saya ingin membeli rindu. Membeli rindu seperti dulu.
Mungkin di super market ada. Ditumpukan bahan organik dengan kemasan yang lebih apik.
Mahal! Karena murni. Tidak menggunakan pengawet, tidak tahan lama.
Jadi ?
Ya, harus segera diracik, dimasak, dan disantap agar lebih nikmat rasanya.
Agar kenyang.
Saya juga pernah menulisnya.
Tapi .. aneh!
Belakangan ini, rindu tidak lagi datang dengan hujan. Tidak diiringi suara tetesan air yang berjatuhan diatas genting. Tidak diiringi aroma tanah. Tidak diiringi hembusan angin dingin.
Kemana semua itu ?
Apa rindu tidak lagi sama ?
Tidak lagi romantis, tidak lagi dramatis, tidak lagi manis.
atau mungkin yang sesungguhnya, rindu ini tidak bertuan. Tidak ada alamat untuk disampaikan. Tidak ada wujudnya. Tidak benar ada rasanya.
Saya ingin membeli rindu. Membeli rindu seperti dulu.
Mungkin di super market ada. Ditumpukan bahan organik dengan kemasan yang lebih apik.
Mahal! Karena murni. Tidak menggunakan pengawet, tidak tahan lama.
Jadi ?
Ya, harus segera diracik, dimasak, dan disantap agar lebih nikmat rasanya.
Agar kenyang.
Selasa, 26 Juni 2012
Tak Sejalan
Kapan hati dengan pikiran itu bisa sejalan ?
Yang satu bilang "iya" yang satunya kekeh "tidak"
Ah .. payah.
Kalian begitu bermusuhannya kah ? sampai harus mengorbankan pemiliknya, kocar kacir pikirannya tak menentu.
Bisakah kalian mengajarkan pemiliknya untuk berkata "ya" atau "tidak" dalam waktu yang cepat, agar tidak membuat luka terlalu dalam atau pun melayang terlalu tinggi.
Akan ada banyak suguhan pilihan setiap harinya, beragam, berupa, bermacam ..
Lalu bagaimana ? Bagaimana menjawab ?
"Ya" atau "Tidak"
Yang satu bilang "iya" yang satunya kekeh "tidak"
Ah .. payah.
Kalian begitu bermusuhannya kah ? sampai harus mengorbankan pemiliknya, kocar kacir pikirannya tak menentu.
Bisakah kalian mengajarkan pemiliknya untuk berkata "ya" atau "tidak" dalam waktu yang cepat, agar tidak membuat luka terlalu dalam atau pun melayang terlalu tinggi.
Akan ada banyak suguhan pilihan setiap harinya, beragam, berupa, bermacam ..
Lalu bagaimana ? Bagaimana menjawab ?
"Ya" atau "Tidak"
Sabtu, 23 Juni 2012
Tentang Rasa
Kopi panas tanpa gula, pisang goreng manis hangat.
Mereka saling melengkapi. Yang pahit, mengurangi rasa manis di mulut. Yang manis, mengimbangi pahitnya lidah. Mungkin seharusnya begitu. Ya .. begitu. Melengkapi.
Tapi .. ketika si pisang manis, habis. Dan kopi pahit masih terisi setengah gelas beling.
Apa yang harus di lakukan ? Apa yang dirasakan ?
Pahit.
Terkadang, kopi pahit itu better di minum lebih banyak sebelum memakan pisang goreng, hanya untuk mendapatkan rasa manis yang sempurna nantinya.
Mereka saling melengkapi. Yang pahit, mengurangi rasa manis di mulut. Yang manis, mengimbangi pahitnya lidah. Mungkin seharusnya begitu. Ya .. begitu. Melengkapi.
Tapi .. ketika si pisang manis, habis. Dan kopi pahit masih terisi setengah gelas beling.
Apa yang harus di lakukan ? Apa yang dirasakan ?
Pahit.
Terkadang, kopi pahit itu better di minum lebih banyak sebelum memakan pisang goreng, hanya untuk mendapatkan rasa manis yang sempurna nantinya.
" Kamu kopi. Rasamu, pahit. Aromamu, manis .. "
Kamis, 21 Juni 2012
Pergi
Ketika putihku ternodai tetesan demi tetesan tinta hitam, terayak, menyebar.
Kotor .. Kotor .. dan Kotot ..
Maka, aku pergi dengan segala bersihku.
Ketika mata sudah mengering, kosong tak lembab.
Maka, aku pergi dengan segala air mata.
Ketika aku terjatuh, telungkup hampir terkapar.
Maka, aku akan pergi dengan segala gagahku.
Maaf, aku pergi atas namamu.
Kotor .. Kotor .. dan Kotot ..
Maka, aku pergi dengan segala bersihku.
Ketika mata sudah mengering, kosong tak lembab.
Maka, aku pergi dengan segala air mata.
Ketika aku terjatuh, telungkup hampir terkapar.
Maka, aku akan pergi dengan segala gagahku.
Maaf, aku pergi atas namamu.
Selasa, 22 Mei 2012
TUAN & NONA
Tuan muda melangkahkan kaki mantap seperti serdadu hendak perang / tak hiraukan nona muda menangis merengek meneriakan namanya // Tuan muda kepala batu / nona muda tak kalah batu // Nona muda menjelma seperti tebing karang / Tuan muda bak air di lautan // Tak jarang tuan dan nona menyatu seperti hukum alam / Sayang di sayang tuan muda pasang surut / wajah nona mengkerut cemberut //
Tuan muda genit banyak ikan di lautan / Nona muda murka ikut jelalatan // Ya sudah kita bubaran //
Tuan muda genit banyak ikan di lautan / Nona muda murka ikut jelalatan // Ya sudah kita bubaran //
Nevermind
Mendapatkan itu tidak sesulit memperjuangkan.
Melepaskan sama sulitnya dengan menahan.
Mendekap lebih sulit di banding merangkul.
Jujur sama bohong sama-sama pelajaran eksak. Sulit.
Mencintai di atas menyayangi.
Mengorbankan tidak lebih enak dengan dikorbankan.
Dicintai lebih enak dari pada mencintai.
Menunggu lebih baik dari pada ditunggu.
Membangunkan saja dari pada dibangunkan.
Tapi .. sampai kapan harus mempersoalkan itu semua ?
sampai kapan mau jadi yang lebih ?
dan sampai kapan mau jadi yang kurang ? sampai Tuhan menyadarkan.
Melepaskan sama sulitnya dengan menahan.
Mendekap lebih sulit di banding merangkul.
Jujur sama bohong sama-sama pelajaran eksak. Sulit.
Mencintai di atas menyayangi.
Mengorbankan tidak lebih enak dengan dikorbankan.
Dicintai lebih enak dari pada mencintai.
Menunggu lebih baik dari pada ditunggu.
Membangunkan saja dari pada dibangunkan.
Tapi .. sampai kapan harus mempersoalkan itu semua ?
sampai kapan mau jadi yang lebih ?
dan sampai kapan mau jadi yang kurang ? sampai Tuhan menyadarkan.
Minggu, 01 April 2012
BERAT SAMA DI PIKUL, RINGAN SAMA DIJINJING.
Ketika mata tertutup, mulut terkatup.
Hati bersandar, menarik dan menghela nafas panjang.
Sayup terdengar lolongan anjing.
Menusuk gendang telinga, memecah emosi.
Biar katamu, aku tak mampu.
Kepala penuh suara, teriak, tangisan.
Siapa kamu, apa maumu ?
Topeng-demi topeng berkumpul.
Bibir tipis mulai bermanis, sinis.
Namaku. Namaku. Namaku.
Terucap berulang, hingga air mata tumpah ruah mendengarnya.
Aku wanita jalang, kau wanita nakal.
Aku penuh dosa, kau kurang pahala.
Kau katakan aku pendusta, kau lupa kau penipu.
Kau katakan aku penjilat, kau lupa kau pemanis.
Kau katakan aku meminta sesuap nasi, Kau lupa aku berikan seporsi lauk.
Sudahi semua saudaraku
Aku adalah kau
Kau adaah aku
Hati bersandar, menarik dan menghela nafas panjang.
Sayup terdengar lolongan anjing.
Menusuk gendang telinga, memecah emosi.
Biar katamu, aku tak mampu.
Kepala penuh suara, teriak, tangisan.
Siapa kamu, apa maumu ?
Topeng-demi topeng berkumpul.
Bibir tipis mulai bermanis, sinis.
Namaku. Namaku. Namaku.
Terucap berulang, hingga air mata tumpah ruah mendengarnya.
Aku wanita jalang, kau wanita nakal.
Aku penuh dosa, kau kurang pahala.
Kau katakan aku pendusta, kau lupa kau penipu.
Kau katakan aku penjilat, kau lupa kau pemanis.
Kau katakan aku meminta sesuap nasi, Kau lupa aku berikan seporsi lauk.
Sudahi semua saudaraku
Aku adalah kau
Kau adaah aku
Jumat, 30 Maret 2012
FILOSOFI CINTA = SINETRON
Cinta. Ah! Lagi-lagi cinta yang menempel di dinding otak saya. Saya percaya bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa cinta.
Sore tadi saya menonton salah satu sinteron, dan ketika menonton, tiba-tiba saya berfikir ..
Saya tidak suka sinetron, tapi karena hampir setiap hari pembantu dan ibu saya menontonnya di saat saya makan malam, maka saya jadi tahu jalan ceritanya, jadi tertarik.
Mungkin cinta itu bisa di filosofikan seperti sinetron.
Kalau kita suka, pasti memang tertarik dari awal dan akan terus mengikutinya samapai ending ceritanya. Tapi beda cerita kalau seperti saya, saya yang tidak mengikuti sinetron, mau tidak mau, karena keadaan, maka harus menonton.
Yang tadinya tidak suka, menjadi penasaran, tertarik, lalu mengikuti jalan ceritanya.
Kalau cerita itu bagus, mungkin akan di tonton setiap malam hingga menemukan ending ceritanya, tetapi kalau ceritanya tidak sesuai dengan apa yang di harapkan, mungkin saya akan berhenti menonton, tidak perduli bagaimana sebetulnya ending dari sinetron tersebut.
Saya sudah melewati jalan cerita seperti sinetron ramadhan, yang hanya sesaat, tetapi saya juga sudah melewati jalan cerita seperti sinetron tersanjung, yang panjang sekali.
Ketika penonton mengira ceritanya sudah berakhir, ternyata masih terus berlanjut hingga season ke dua, ke tiga dan seterusnya. Tapi saya percaya bahwa sepanjang apapun jalan ceritanya, semua pasti ada akhirnya.
Bagaimana dengan kamu ?
Sore tadi saya menonton salah satu sinteron, dan ketika menonton, tiba-tiba saya berfikir ..
Saya tidak suka sinetron, tapi karena hampir setiap hari pembantu dan ibu saya menontonnya di saat saya makan malam, maka saya jadi tahu jalan ceritanya, jadi tertarik.
Mungkin cinta itu bisa di filosofikan seperti sinetron.
Kalau kita suka, pasti memang tertarik dari awal dan akan terus mengikutinya samapai ending ceritanya. Tapi beda cerita kalau seperti saya, saya yang tidak mengikuti sinetron, mau tidak mau, karena keadaan, maka harus menonton.
Yang tadinya tidak suka, menjadi penasaran, tertarik, lalu mengikuti jalan ceritanya.
Kalau cerita itu bagus, mungkin akan di tonton setiap malam hingga menemukan ending ceritanya, tetapi kalau ceritanya tidak sesuai dengan apa yang di harapkan, mungkin saya akan berhenti menonton, tidak perduli bagaimana sebetulnya ending dari sinetron tersebut.
Saya sudah melewati jalan cerita seperti sinetron ramadhan, yang hanya sesaat, tetapi saya juga sudah melewati jalan cerita seperti sinetron tersanjung, yang panjang sekali.
Ketika penonton mengira ceritanya sudah berakhir, ternyata masih terus berlanjut hingga season ke dua, ke tiga dan seterusnya. Tapi saya percaya bahwa sepanjang apapun jalan ceritanya, semua pasti ada akhirnya.
Bagaimana dengan kamu ?
Kamis, 22 Maret 2012
JIWA RAGA
Berbisik dia kepadaku / melebur lamunan dingin / ku tanya "kau siapa?" / di jawab "aku kawanmu, dinding." / telapak tanganku meraba dataran tak mulus / mengetuk perlahan / menghidu aroma maya / menunduk memandang jari-jari mungil / aku masih hidup // "Tidak" selaknya / mengernyit keningku / "Kamu sudah mati" tambahnya / membesar bola mataku / "Kamu jiwa, kamu mati, jiwamu mati, ragamu hidup" samar terdengar / dingin / dingin / dingin yang kurasa //
Sabtu, 17 Maret 2012
DI BALIK WARNA ADA CERITA
Oh merah .. hariku tak bergelora tanpamu.
Menjadi ke abu-abu an, hingga hitam pekat.
Terkadang muncul warna jingga dan kuning. tapi hanya sementara.
Pernah muncul warna merah muda, tapi itu merah muda, tidak sama sepertimu, merah.
Jika hujan datang, biru atau ungu akan menghiasi dinding otakku.
Setelah hujan berhenti, maka yang ku lihat hijau.
Merah, kapan kau kembali bersamaku ?
Besok ? Lusa ? Minggu depan ? Bulan depan ? atau tahun depan ?
Jawab, Merah!
Aku suka merah muda, karena ada sisi merah di dalamnya, tapi tetap saja, dia bukan kau.
Bukan merah.
Ayolah merah, berjanjilah kepadaku, tidak lama lagi kau akan menggairahkan hidupku kembali.
Aku pasti menunggumu. Selalu menunggumu di balik pakaian hitam.
Jangan terlalu lama, merah.
Jangan sampai putih mendahuluimu.
Jika putih lebih dulu datang, maka aku harus berhenti menunggumu, karena kau akan melihatku terbaring dengan damai.
Menjadi ke abu-abu an, hingga hitam pekat.
Terkadang muncul warna jingga dan kuning. tapi hanya sementara.
Pernah muncul warna merah muda, tapi itu merah muda, tidak sama sepertimu, merah.
Jika hujan datang, biru atau ungu akan menghiasi dinding otakku.
Setelah hujan berhenti, maka yang ku lihat hijau.
Merah, kapan kau kembali bersamaku ?
Besok ? Lusa ? Minggu depan ? Bulan depan ? atau tahun depan ?
Jawab, Merah!
Aku suka merah muda, karena ada sisi merah di dalamnya, tapi tetap saja, dia bukan kau.
Bukan merah.
Ayolah merah, berjanjilah kepadaku, tidak lama lagi kau akan menggairahkan hidupku kembali.
Aku pasti menunggumu. Selalu menunggumu di balik pakaian hitam.
Jangan terlalu lama, merah.
Jangan sampai putih mendahuluimu.
Jika putih lebih dulu datang, maka aku harus berhenti menunggumu, karena kau akan melihatku terbaring dengan damai.
Jumat, 16 Maret 2012
NONA
Perempuan muda terisak penuh arti / hatinya terluka bagai burung lepas sayap / tak ada sentuhan untuk mayang yang terurai / hanya ada adam acuh tak acuh //
Wajahnya bersinar / menjadi pucat pasi //
Bibir pengembang senyum / terkatup tak bergeming //
Mata indahnya / kosong / seperti hantu //
Enggan bercermin / meringkuk masuk ke dalam selimut //
Siapa perduli waktu terus berputar / berganti / berhenti //
Enyah saja dewi sendu / datangkan cupid dengan panahnya //
Harta cukup / fakir hati //
Sesekali asap mengepul di barengi hempasan //
Hidupnya berat / seperti nafas perokok //
Siapa dia / Siapa perduli //
Dia sekarat / lalu mati //
Wajahnya bersinar / menjadi pucat pasi //
Bibir pengembang senyum / terkatup tak bergeming //
Mata indahnya / kosong / seperti hantu //
Enggan bercermin / meringkuk masuk ke dalam selimut //
Siapa perduli waktu terus berputar / berganti / berhenti //
Enyah saja dewi sendu / datangkan cupid dengan panahnya //
Harta cukup / fakir hati //
Sesekali asap mengepul di barengi hempasan //
Hidupnya berat / seperti nafas perokok //
Siapa dia / Siapa perduli //
Dia sekarat / lalu mati //
Kamis, 08 Maret 2012
Filosofi Permen Karet = Cinta
Sepi. Hanya ada suara pesawat yang sesekali lewat di atas rumah.
Sudah dini hari dan saya seperti biasa masih terjaga.
Di atas alas tempat saya duduk sudah berserakan buku serta fotokopian yang berisikian teori-teori komunikasi. Ya saya sedang berusaha menyusun Bab I skripsi. Tapi beginilah saya. Ketika stuck, lebih memilih untuk memalingkan perhatian.
Seharian saya mencoba membantu teman yang sedang ada masalah. Ya mungkin bersangkutan dengan percintaan. Saya memang bukan madam luna, tapi setidaknya saya bisa mendengar dan mencoba membantu mencari solusi, walaupun perlu saya tekankan bahwa keputusan selalu ada di tangan orang yang bersangkutan.
Saya hanya mencoba mengaplikasikan kalimat "Thats What friend are for"
Saya sempat berkata bahwa kita harus punya kehidupan yang baru, kita tidak bisa terus terpuruk dan menyianyiakan hidup hanya karena satu atau dua orang.
Lalu saya berfikir, apa sebetulnya cinta itu sama seperti filosofi permen karet yang di buat oleh Hilman (penulis Lupus). Kalau sudah tidak manis, di buang saja. Apa orang-orang yang betah dengan tidak move on itu adalah orang-orang yang sangat menyukai mengulum permen karet hingga pahit. Padahal permen karet semakin pahit, semakin mudah untuk membuat gelembung.
Nah! itu dia, apa mungkin cinta yang sudah tidak manis lagi akan terasa pahit, tetapi kalau di tahan akan berhasil menghasilkan gelembung yang besar ? Dan itu sangat menyenangkan .
Tapi ada kalanya, permen karet yang sudah tidak lagi manis itu, walaupun di tiup-tiup sedemikian rupa, tidak menghasilkan gelembung.
Permen karet yang sulit dibuat menjadi gelembung memiliki beberapa faktor penyebabnya. Pertama, permen karet itu kualitasnya tidak bagus, lebih baik ganti dengan permen karet yang lainnya. Kedua, kita belum benar-benar mengunyahnya hingga menjadi pahit. Atau mungkin yang ketiga, dari kitanya sendiri yang kurang berusaha, yang tidak bisa membuat gelembung, tetapi malah menyalahkan si permen karet yang sebetulnya berkualitas bagus.
Sekarang, Apakah anda sedang makan permen karet ? *Wink
Sudah dini hari dan saya seperti biasa masih terjaga.
Di atas alas tempat saya duduk sudah berserakan buku serta fotokopian yang berisikian teori-teori komunikasi. Ya saya sedang berusaha menyusun Bab I skripsi. Tapi beginilah saya. Ketika stuck, lebih memilih untuk memalingkan perhatian.
Seharian saya mencoba membantu teman yang sedang ada masalah. Ya mungkin bersangkutan dengan percintaan. Saya memang bukan madam luna, tapi setidaknya saya bisa mendengar dan mencoba membantu mencari solusi, walaupun perlu saya tekankan bahwa keputusan selalu ada di tangan orang yang bersangkutan.
Saya hanya mencoba mengaplikasikan kalimat "Thats What friend are for"
Saya sempat berkata bahwa kita harus punya kehidupan yang baru, kita tidak bisa terus terpuruk dan menyianyiakan hidup hanya karena satu atau dua orang.
Lalu saya berfikir, apa sebetulnya cinta itu sama seperti filosofi permen karet yang di buat oleh Hilman (penulis Lupus). Kalau sudah tidak manis, di buang saja. Apa orang-orang yang betah dengan tidak move on itu adalah orang-orang yang sangat menyukai mengulum permen karet hingga pahit. Padahal permen karet semakin pahit, semakin mudah untuk membuat gelembung.
Nah! itu dia, apa mungkin cinta yang sudah tidak manis lagi akan terasa pahit, tetapi kalau di tahan akan berhasil menghasilkan gelembung yang besar ? Dan itu sangat menyenangkan .
Tapi ada kalanya, permen karet yang sudah tidak lagi manis itu, walaupun di tiup-tiup sedemikian rupa, tidak menghasilkan gelembung.
Permen karet yang sulit dibuat menjadi gelembung memiliki beberapa faktor penyebabnya. Pertama, permen karet itu kualitasnya tidak bagus, lebih baik ganti dengan permen karet yang lainnya. Kedua, kita belum benar-benar mengunyahnya hingga menjadi pahit. Atau mungkin yang ketiga, dari kitanya sendiri yang kurang berusaha, yang tidak bisa membuat gelembung, tetapi malah menyalahkan si permen karet yang sebetulnya berkualitas bagus.
Sekarang, Apakah anda sedang makan permen karet ? *Wink
Minggu, 26 Februari 2012
Dear Diary
"Dear Diary .."
Kalimat itu seharusnya menjadi kalimat pembuka di sebuah buku bercorak. Buku yang mengikuti jalan cerita kehidupan. Buku yang menjadi saksi betapa termehek-mehek ketika saya putus cinta. Buku yang kadang terlupa ketika bahagia dan beranjak dewasa.
Saya menemukan mereka ber-empat. Diary. Ternyata memang sudah dari kecil saya suka menulis. Sudah dari kecil, saya lebih nyaman bercerita dengan tulisan.
Tulisan memang selalu setia. Seperti tidak menceramahi. Hanya mendengarkan. Seperti tidak pernah men judge. Hanya memperhatikan.
Percaya atau tidak, tapi setiap buku yang saya tulis memiliki nama. Karena itu saya jarang menulis dengan kalimat seperti di atas itu. Saya lebih sering menulis nama-nama buku yang saya miliki.
Buku diary pertama saya, di belikan oleh nenek saya. Bercorak bunga-bunga terlalu old fashion makanya saya tempel dengan sticker bertuiskan "Girl Power," Saya beri nama buku itu "Tabi," dan tulisan pertama saya pada tanggal 31 Maret 2001. Ya tidak jauh dari tanggal saya berulang tahun, saya baru ingat kalau buku itu sebagai hadiah ulang tahun untuk saya.
Buku diary kedua saya, berwarna merah muda dan bertuliskan "Valen." Ya sesuai dengan nama di cover depan buku itu, maka buku itu saya beri nama "Valen." Tulisan pertama saya pada hari ulang tahun saya di tahun 2002. Buku itu pemberian Ibu, mungkin juga sebagai hadiah ulang tahun. Tahu tidak, buku itu sangat berkesan, karena Ibu saya pernah membacanya dan menuliskan sebuah pesan di dalamnya dengan spidol berwarna pink. Masih ada di dalam saya dan selalu berhasil membuat air mata saya menetes ketika membacanya.
Buku diary ketiga saya, bergambar lukisan abstrak. Kalo ini saya ingat betul beli sendiri. Buku itu saya beri nama "Art" dan tulisan pertama saya pada tanggal 11 Februari 2006. Cukup jauh ya rentan waktunya, ya karena saya sempat trauma menulis, ya tidak lain tidak bukan, karena tulisan saya di baca Ibu.
Buku diary keempat saya, bertuliskan "Vintage" dan saya beri nama "Lil." Buku itu menjadi buku terakhis saya hingga sampai hari ini, saya menulisnya pada tanggal 17 Oktober 2007 dan berakhir pada bulan Oktober 2009.
Saya belum punya buku diary baru, mungki itu semua karena kemajuan tenologi. Mungkin kalau di kumpulkan tulisan saya yang berserakan di files handphone, pc dan kertas sudah bisa jadi buku.
Saya janji, nanti kalau saya ada waktu luang saya buat project mengenai buku diary saya ini.
Kalimat itu seharusnya menjadi kalimat pembuka di sebuah buku bercorak. Buku yang mengikuti jalan cerita kehidupan. Buku yang menjadi saksi betapa termehek-mehek ketika saya putus cinta. Buku yang kadang terlupa ketika bahagia dan beranjak dewasa.
Saya menemukan mereka ber-empat. Diary. Ternyata memang sudah dari kecil saya suka menulis. Sudah dari kecil, saya lebih nyaman bercerita dengan tulisan.
Tulisan memang selalu setia. Seperti tidak menceramahi. Hanya mendengarkan. Seperti tidak pernah men judge. Hanya memperhatikan.
Percaya atau tidak, tapi setiap buku yang saya tulis memiliki nama. Karena itu saya jarang menulis dengan kalimat seperti di atas itu. Saya lebih sering menulis nama-nama buku yang saya miliki.
Buku diary pertama saya, di belikan oleh nenek saya. Bercorak bunga-bunga terlalu old fashion makanya saya tempel dengan sticker bertuiskan "Girl Power," Saya beri nama buku itu "Tabi," dan tulisan pertama saya pada tanggal 31 Maret 2001. Ya tidak jauh dari tanggal saya berulang tahun, saya baru ingat kalau buku itu sebagai hadiah ulang tahun untuk saya.
Buku diary kedua saya, berwarna merah muda dan bertuliskan "Valen." Ya sesuai dengan nama di cover depan buku itu, maka buku itu saya beri nama "Valen." Tulisan pertama saya pada hari ulang tahun saya di tahun 2002. Buku itu pemberian Ibu, mungkin juga sebagai hadiah ulang tahun. Tahu tidak, buku itu sangat berkesan, karena Ibu saya pernah membacanya dan menuliskan sebuah pesan di dalamnya dengan spidol berwarna pink. Masih ada di dalam saya dan selalu berhasil membuat air mata saya menetes ketika membacanya.
Buku diary ketiga saya, bergambar lukisan abstrak. Kalo ini saya ingat betul beli sendiri. Buku itu saya beri nama "Art" dan tulisan pertama saya pada tanggal 11 Februari 2006. Cukup jauh ya rentan waktunya, ya karena saya sempat trauma menulis, ya tidak lain tidak bukan, karena tulisan saya di baca Ibu.
Buku diary keempat saya, bertuliskan "Vintage" dan saya beri nama "Lil." Buku itu menjadi buku terakhis saya hingga sampai hari ini, saya menulisnya pada tanggal 17 Oktober 2007 dan berakhir pada bulan Oktober 2009.
Saya belum punya buku diary baru, mungki itu semua karena kemajuan tenologi. Mungkin kalau di kumpulkan tulisan saya yang berserakan di files handphone, pc dan kertas sudah bisa jadi buku.
Saya janji, nanti kalau saya ada waktu luang saya buat project mengenai buku diary saya ini.
Sabtu, 25 Februari 2012
Berkencan di Beos hingga Senja
Bukan sekali atau dua keli melewatinya / tapi sekalipun belum pernah masuk melihat interior di dalamnya / Hanya pernah membaca satu buku misteri yang bercerita tempat horor di ibu kota / dan itu / tempat itu salah satunya //
Saya senang / selalu senang setiap kali mendatangi satu tempat yang belum pernah di kunjungi / apalagi sudah sering mendengar cerita dari orang mengenai tempat itu / penasaran seperti sedang jatuh cinta //
Sekedar memperhatikan beberapa kertas berisikan informasi di loket / sambil menunggu dia membeli tiket untuk bisa masuk ke dalamnya / sejenak saya alihkan pandang saya ke gadget untuk sekedar 'check ini' di tempat yang bersangkutan //
Setelah masuk ke dalam / mata saya tidak bisa berhenti melihat atap tempat itu / atap yang tidak asing untuk saya / atap yang beberapa kali lihat di buku dan foto / mungkin itu ciri khasnya/ atapnya lucu / melengkung seperti dari tembaga //
Kamera plastic saya tidak mau kalah mengabadikan beberapa objek / tentuntnya ada gerbong kereta / pedagang asongan / dan yang tidak asing / pengemis atau tukang pungut sampah / entahlah //
Walaupun hari itu terbilang panas menyengat / tapi ternyata / di tempat itu saya bisa merasakan angin yang berhembus cukup kencang //
Bersandar pada tiang dan sedikit berfikir / tempat ini begitu damai / mungkin bisa di jadikan tempat untuk membaca //
Fikiran itu hilang seketika / ketika hidung mulai menghidu aroma tidak sedap dan suara klakson kereta api / di susul dengan derap kaki para penumpang yang hendak naik atau pun turun kereta //
" dulu aku sering kesini sama kakek aku waktu kecil, bolak-balik aja naik kereta jakarta-depok .." - Andino / Ya sekarang saya gantikan hari tamasya bersama kakekmu dengan kencan denganku / di situ / di tempat yang sama / Beos //
Selasa, 21 Februari 2012
DANU (R) isa Saraswati
" Abdi teh ayeuna gaduh hiji boneka ..
Teu kinten saena sareng lucuna
Ku absi di erokan
erokna sae pisan
Cing mangga tingali boneka abdi .. "
Tau lagu itu ? atau pernah dengar ? atau mungkin hafal ?
Kalo yang suka film horor dan pernah nonton film Tusuk Jelangkung atau Jelangkung gitu ya (saya lupa), mungkin pernah dengar lagu ini. Kalau saya tahu lagu ini karena dulu yang ngurus saya dari kecil kebetulan orang sunda, dan dia sering kali mengajari saya bersenandung lagu-lagu sunda, salah satunya lagu ini, judulnya "Boneka Abdi."
Risa Saraswati. Kenal ? Kalau saya mah engga kenal, tapi saya tahu dia.
Mantan vocalist Homogenic lalu dia bersolo karier dengan menamakan musiknya "Sarasvati."
Saya pernah menonton performnya, satu kali, itu juga secara tidak sengaja saat saya menonton Djakarta Atmosphere. Penampilannya mambuat bulu kuduk saya merinding, tapi dari bawah panggung perempuan itu sungguh sangat menarik dengan balutan baju hitam, menari-nari dengan lagu yang sedikit spooky. Nah! bait lagu "Boneka Abdi" di sisipkan dalam salah satu lagu andalannya yang berjudul "Story of Peter."
Pertama kali meng-follow akun twitternya karena teman saya bercerita, kalu Risa setiap malam jumat biasa bercerita horor, saat itu saya fikir mungkin dia memiliki pengalaman horor yang sering kali di dapatkan, tanpa berfikir kalau dia punya indera ke-enam atau dikatakan anak Indigo. Sampai suatu malam saya tidak sengaja menonton acara tv yang berbintang tamu anak Indigo dan salah satunya dia. Sebetulnya saya masih tidak percaya dengan orang Indigo. Sulit sekali imajinasi saya membayangkan hidupnya yang-katanya bisa melihat masa lalu dan masa depan.
Suatu hari ketika saya habis nonton, saya memutuskan untuk ke toko buku, dan ketika saya melihat deretan rak buku, ada sebuah buku berwarna cokelat pudar bertuliskan nama penulisnya "Risa Saraswati." Entah setan apa yang langsung mendorong saya mengambil dan membawa buku itu ke meja kasir, lalu dalam dua hari satu malam sudah selesai daya baca.
Sebetulnya menyesal membacanya, karena dua minggu setelah membaca buku Danur, saya sulit tidur, selalu membayangkan, bagaimana rupa teman-taman Risa yang di ceritakannya. Mereka itu bule semua. Dan saya jadi teringat cerita bapak dulu sewaktu saya masih SD, bapak pernah bertemu hantu anak laki-laki bule di depan kamar saya yang sekarang, dulu bapak kira itu mas saya yang ke dua tetapi ternyata anak alaki-laki itu terlalu bule untuk seukuran kakak laki-laki saya. Setelah itu, ibu saya bilang kalau dulu daerah rumah saya ini, tempat pembuangan mayat orang bule yang di bunuh.
Tapi dari semua cerita horor yang di paparkan Risa, ada satu cerita yang membuat saya sedih luar biasa, mungkin sebagain orang yang membaca bukunya juga merasakan hal yang sama, cerita dengan judul "Surat Tanpa Tuan."
Ah .. saya tidak suka lagumu, Risa. Tapi tulisanmu, kisahmu, begitu membangkitkan bulu romaku. Aku tidak ingin seperti kamu, tidak ingin melihat mereka, mereka yang kau sayangi.

Kutipan Oh Kutipan!
Saya sering membaca sebuah kutipan atau kata mutiara yang mengatakan bahwa hidup itu mudah. Dan belum lama ini saya juga membaca seorang teman menulis sebuah kutipan dari film yang mengatakan bahwa hidup semudah follow,unfollow dan blocking pada tombol di twitter.
Sepanjang saya pulang kampus kemarin, fikiran saya melambung terus memikirkan kalimat itu.
Apa benar hidup semudah apa yang dikatakan kutipan-kutipan itu ? Moso ? ..
Mungkin sisi positif nya kita bisa lebih 'gampang' jalanin hidup atau mungkin tidak terlalu stress. Ya mungkin itu tujuan dari kutipan itu ? Benarkah ?
Tapi negatifnya lebih kepada ketika orang memiliki persepsi lain atas kutipan seperti itu, maka akan cenderung lebih menggampangi hidup, merasa hidup gampang jadi "leha-leha saja" tanpa ada usaha yang maksimal.
Semua tergantung orang, kalau saya lebih suka mengartikan bahwa hidup ini seperti soal matematika. Kalau kita tidak belajar rumusnya dan tidak banyak berlatih, maka akan sulit menyelasaikannya dan mungkin hasil dari kerjaan kita juga tidak begitu bagus.
Sebelumnya saya sempat membaca kutipan dari seorang pengusaha terkenal di Ibukota, dia mengatakan bahwa "orang malas akan mengatakan kesuksesan itu di tangan Tuhan dan orang pandai akan mengatakan kesuksesan itu di tangan kita sendiri."
Saya setuju, sangat setuju. Kenapa saya mengatakan seperti itu ? Well, sedikit saya beri gambaran atas diri saya sendiri.
Kuliah itu banyak memberi pelajaran untuk saya, mungkin benar kalau perkuliahan adalah masa seseorang menjadi dewasa. Dan saya merasakan itu.
Usaha saya benar-benar di pertaruhkan di bangku perkuliahan, ketika saya malas, tidak berusaha untuk masuk kelas atau mengerjakan tugas atau mungkin tidak belajar saat ujian, ya begitulah nilai yang saya dapat, sesuai dengan usaha.
Dosen saya kebetulan banyak yang sudah jari orang sukses, sering kali ceramah kehidupan mereka menjadi kata intermezo perkuliahan, dan itu semua bisa jadi pelajaran hidup.
Boleh saja mengutip kalimat atau menjadikan kutipan itu sebagai suatu pegangan hidup, tetapi harus sesuai dengan sudut pandang kita. Jangan hanya ikut-ikutan. Karena hidup kita ini bukan untuk ikut-ikutan, melainkan untuk kita create sendiri.
Sabtu, 18 Februari 2012
Sabtu Malam Minggu
Malem minggu, aye pergi ke bioskop...
Bergandengan, ame pacar nonton koboi...
Beli karcis, tau tau keabisan...
Bergandengan, ame pacar nonton koboi...
Beli karcis, tau tau keabisan...
Jaga gengsi, terpakse beli cabutan...
Masih ingat sama lagu itu ? atau tidak pernah tahu ? Payah.
Lagu dari Benyamin itu mengingatkan pada aksi-aksi jenakanya di film lawas. Tapi bukan itu yang ingin saya bicarakan di sini.
Malam minggu selalu identik dengan hari muda-mudi untuk memadu kasih, mungkin istilah jaman dahulunya itu "kencan." Saya jadi penasaran, kenapa begitu ya ? Kenapa malam minggu sudah identik dengan malam-orang-berpacaran ?
Padahal kalau di pikir-pikir, jaman sekarang sepertinya orang pacaran itu tidak hanya pada malam minggu, tapi malam jumat (seperti saya) atau mungkin setiap malam. Dan itu juga yang akhirya menimbulkan penyudutan untuk para jomblo, bahkan pasangan yang tidak bertemu atau sekedar jalan-jalan di mall pada malam minggu terkesan sedih sekali, seperti tidak punya pacar atau LDR ( long distance relationship ).
Otak saya pun akhirnya mencoba memutar untuk mencari hipotesis untuk rasa penasaran saya. Mungkin saja, malam minggu yang di maksud selama ini di bawa dari kebudayaan orang barat, aduh kok kebudayaan sih, bukan. maksud saya kebiasaan, life style lah bahasa kerennya.
Orang barat kan memang sudah terbiasa dengan bekerja hanya sampai jumat atau sabtu, dan dulu juga Indonesia menganut sistem jam kerja-sekolah senin sampai sabtu, maka dari itu hari sabtu dianggap sebagai hari bebas dari rutinitas. Nah karena sekarang sudah lebih mundur hari rutinitasnya, kenapa malam minggu itu tidak ikut mundur jadi hari jumat, malam sabtu. Lalu saya berfikir lagi, Oh! mungkin karena di malam sabtu besoknya itu hari minggu. Entah siapa yang membuat, kalau hari minggu sudah menjadi hari libur secara permanen. Apa berkiblat ke orang barat lagi ? Indeed.
Ya kesimpulannya "malam minggu" adalah malam untuk muda-mudi pamer kalau mereka punya pacar dan malam untuk membuat diri sendiri terlihat menyedihkan bagi si yang-tak-punya-pasangan dan malam untuk mengeluh bagi mereka yang-punya-pacar-tapi-tak-bisa-bertemu dan malam untuk mereka yang ingin terlihat bahagia bersama keluarga walaupun sebetulnya iri. Ah terlalu banyak "dan." Dan ya sudahlah, santai saja.

Masih ingat sama lagu itu ? atau tidak pernah tahu ? Payah.
Lagu dari Benyamin itu mengingatkan pada aksi-aksi jenakanya di film lawas. Tapi bukan itu yang ingin saya bicarakan di sini.
Malam minggu selalu identik dengan hari muda-mudi untuk memadu kasih, mungkin istilah jaman dahulunya itu "kencan." Saya jadi penasaran, kenapa begitu ya ? Kenapa malam minggu sudah identik dengan malam-orang-berpacaran ?
Padahal kalau di pikir-pikir, jaman sekarang sepertinya orang pacaran itu tidak hanya pada malam minggu, tapi malam jumat (seperti saya) atau mungkin setiap malam. Dan itu juga yang akhirya menimbulkan penyudutan untuk para jomblo, bahkan pasangan yang tidak bertemu atau sekedar jalan-jalan di mall pada malam minggu terkesan sedih sekali, seperti tidak punya pacar atau LDR ( long distance relationship ).
Otak saya pun akhirnya mencoba memutar untuk mencari hipotesis untuk rasa penasaran saya. Mungkin saja, malam minggu yang di maksud selama ini di bawa dari kebudayaan orang barat, aduh kok kebudayaan sih, bukan. maksud saya kebiasaan, life style lah bahasa kerennya.
Orang barat kan memang sudah terbiasa dengan bekerja hanya sampai jumat atau sabtu, dan dulu juga Indonesia menganut sistem jam kerja-sekolah senin sampai sabtu, maka dari itu hari sabtu dianggap sebagai hari bebas dari rutinitas. Nah karena sekarang sudah lebih mundur hari rutinitasnya, kenapa malam minggu itu tidak ikut mundur jadi hari jumat, malam sabtu. Lalu saya berfikir lagi, Oh! mungkin karena di malam sabtu besoknya itu hari minggu. Entah siapa yang membuat, kalau hari minggu sudah menjadi hari libur secara permanen. Apa berkiblat ke orang barat lagi ? Indeed.
Ya kesimpulannya "malam minggu" adalah malam untuk muda-mudi pamer kalau mereka punya pacar dan malam untuk membuat diri sendiri terlihat menyedihkan bagi si yang-tak-punya-pasangan dan malam untuk mengeluh bagi mereka yang-punya-pacar-tapi-tak-bisa-bertemu dan malam untuk mereka yang ingin terlihat bahagia bersama keluarga walaupun sebetulnya iri. Ah terlalu banyak "dan." Dan ya sudahlah, santai saja.

Selasa, 14 Februari 2012
Tanya - Jawab
Semua hal itu ternyata pertanyaan dan jawaban. Memang begitu. Dari baru lahir, sudah timbul pertanyaan, mau dikasih nama apa ya ? Setelah sudah bersekolah, mau jadi apa ya nanti kalau besar ? sudah besar, kapan nikahnya ? sudah nikah, kapan punya momongannya ?
Cuma sampai situ ? ah tidak .. masih ada momongan ke dua, momongan ke tiga dan selanjutnya.
Semua itu pertanyaan, dan semua butuh jawaban.
Bahkan ketika sudah tidak lagi di dunia, maka akan ada pengajuan pertanyaan dan lagi-lagi harus ada jawabannya.
Saya heran kenapa harus seperti itu, kamu heran tidak ? kalau kamu tidak heran mungkin kamu kurang cerdas, kamu tidak kritis. Payah.
Padahal sebelum di tanya, akan lebih baik kalau kita yang bertanya. Orang yang suka bertanya adalah orang bodoh ? Ah yakin kamu ? Kalau begitu, bagaimana dengan guru, bagaimana dengan dosen penguji skripsi, bagaimana dengan malaikat, bagaimana dengan Tuhan ..
Baiklah, silahkan bertanya dan silahkan mejawab.
Cuma sampai situ ? ah tidak .. masih ada momongan ke dua, momongan ke tiga dan selanjutnya.
Semua itu pertanyaan, dan semua butuh jawaban.
Bahkan ketika sudah tidak lagi di dunia, maka akan ada pengajuan pertanyaan dan lagi-lagi harus ada jawabannya.
Saya heran kenapa harus seperti itu, kamu heran tidak ? kalau kamu tidak heran mungkin kamu kurang cerdas, kamu tidak kritis. Payah.
Padahal sebelum di tanya, akan lebih baik kalau kita yang bertanya. Orang yang suka bertanya adalah orang bodoh ? Ah yakin kamu ? Kalau begitu, bagaimana dengan guru, bagaimana dengan dosen penguji skripsi, bagaimana dengan malaikat, bagaimana dengan Tuhan ..
Baiklah, silahkan bertanya dan silahkan mejawab.
Senin, 13 Februari 2012
Berkunjung Cinta
Kuinjak tanah kelahiranmu
Kuhirup nafas kehidupanmu
Sejauh mata memandang
Batang hidungmu tak terlihat
Saya tahu kita sudah tidak sehati
pasir membisikanku, kau pindah ke lain hati
Dulu bisa kudengar suaramu memanggil mesra
Sekarang hanya bising yang kurasakan
Dimana puncak pohon cemaramu ?
Disitu hanya ada puncak gedung bertingkat
Aroma tubuhmu sesekali terhidu olehku
Ah .. kau masih mengunjungi kota ini rupanya
Kota pelabuhan cinta pertamamu
Seandainya kita berjumpa di tengah ilalang
Akan kucumbu kau hingga mabuk kepayang
hingga otakmu terbius melayang
lalu kau berkata " kau cinta terakhirku, sayang .. "
Kuhirup nafas kehidupanmu
Sejauh mata memandang
Batang hidungmu tak terlihat
Saya tahu kita sudah tidak sehati
pasir membisikanku, kau pindah ke lain hati
Dulu bisa kudengar suaramu memanggil mesra
Sekarang hanya bising yang kurasakan
Dimana puncak pohon cemaramu ?
Disitu hanya ada puncak gedung bertingkat
Aroma tubuhmu sesekali terhidu olehku
Ah .. kau masih mengunjungi kota ini rupanya
Kota pelabuhan cinta pertamamu
Seandainya kita berjumpa di tengah ilalang
Akan kucumbu kau hingga mabuk kepayang
hingga otakmu terbius melayang
lalu kau berkata " kau cinta terakhirku, sayang .. "
#10THNAADC?
Rangga : " Cinta, kamu kemana aja sih ? Saya dari kemarin nyariin kamu !"
Cinta : " Kenapa kamu nyariin aku ? "
Rangga : " Saya kangen kamu .. "
Cinta : " Oh ya ? "
Rangga : " Iya lah, saya kangen banget sama kamu. Emang kamu ga kangen sama saya ? "
Cinta : " Engga tuh ! "
Rangga : " Cinta, kamu kenapa jadi ketus gitu sama saya ? saya memang salah apa ? saya kangen kamu .."
Cinta : " Kenapa ? Masih tanya kenapa ? Kamu tuh ya orang paling egois yang pernah saya temui di dunia ini tau ga ?! "
Rangga : " Loh ? Kenapa saya ? "
Cinta : " Kamu egois sekali ya, pergi ninggalin saya, sejauh itu, selama itu, trus kamu tiba - tiba muncul bilang kangen sama aku ? Kamu fikir, hati saya tidak sakit ? kamu fikir, ciuman terakhir dan puisi yang kamu buat bisa mengobati luka di hati saya ? Egois ! "
Rangga : " tapi bukan salah saya untuk akhirnya pergi ninggalin kamu !
Cinta : " Trus menurut 'L' salah siapa ? salah gw ? salah temen-temen gw ? salah bonyok gw ? "
Rangga : " Arrgghh ! Pecahkan saja gelasnya biar ramai, biar gaduh sampai menggaduh, aku ingin bingar, aku ingin di pasar .."
Cinta : " Kenapa kamu nyariin aku ? "
Rangga : " Saya kangen kamu .. "
Cinta : " Oh ya ? "
Rangga : " Iya lah, saya kangen banget sama kamu. Emang kamu ga kangen sama saya ? "
Cinta : " Engga tuh ! "
Rangga : " Cinta, kamu kenapa jadi ketus gitu sama saya ? saya memang salah apa ? saya kangen kamu .."
Cinta : " Kenapa ? Masih tanya kenapa ? Kamu tuh ya orang paling egois yang pernah saya temui di dunia ini tau ga ?! "
Rangga : " Loh ? Kenapa saya ? "
Cinta : " Kamu egois sekali ya, pergi ninggalin saya, sejauh itu, selama itu, trus kamu tiba - tiba muncul bilang kangen sama aku ? Kamu fikir, hati saya tidak sakit ? kamu fikir, ciuman terakhir dan puisi yang kamu buat bisa mengobati luka di hati saya ? Egois ! "
Rangga : " tapi bukan salah saya untuk akhirnya pergi ninggalin kamu !
Cinta : " Trus menurut 'L' salah siapa ? salah gw ? salah temen-temen gw ? salah bonyok gw ? "
Rangga : " Arrgghh ! Pecahkan saja gelasnya biar ramai, biar gaduh sampai menggaduh, aku ingin bingar, aku ingin di pasar .."
Minggu, 12 Februari 2012
Kenang; Kenang-an
" Kenang : ingat akan, rindu akan. Kenangan : sesuatu yang membekas di ingatan ."
- Kamus Bahasa Indonesia
- Kamus Bahasa Indonesia
Sudah berapa lama kamu hidup di dunia ? Sudah berapa kenangan yang kamu miliki ? Sudah berapa orang yang memiliki kenangan terhadap kamu ?
Simpan saja jawaban dari pertanyan-pertanyaan itu di benakmu. Tapi tahukah kamu, bahwa sebagian besar orang mendeskripsikan bahwa kenangan adalah moment terindah, karena indah maka tidak bisa di lupakan olehnya.
Kalau semua orang memiliki deskripsi seperti itu, mungkin lebih menyenangkan. Kenapa menyenangkan ? Karena hal-hal yang buruk tidak akan menjadi kenangan dan otomatis terlupakan.
Tapi apa kamu pernah, tidak bisa melupakan sebuah moment walaupun itu tidak indah ? Pasti pernah ..
Nah kalau begitu, apa mungkin sebetulnya moment buruk itu sesungguhnya indah bagi kita, di alam bawah sadar kita, moment yang buruk itu adalah sesuatu yang indah. Entah mungkin indah orangnya atau mungkin memang sebetulnya indah, hanya saja kita tidak mau mengakuinya ? ..
Yang pasti, kenangan seseorang berbeda-beda. Tapi satu yang mungkin harus kita ingat, bahwa apapun kenangan yang muncul pasti ada tujuan untuk pembelajaran. Kalau kenangan sudah baik, berarti harus lebih baik. Kalau kenangan buruk, jangan lebih buruk.
Simpan saja jawaban dari pertanyan-pertanyaan itu di benakmu. Tapi tahukah kamu, bahwa sebagian besar orang mendeskripsikan bahwa kenangan adalah moment terindah, karena indah maka tidak bisa di lupakan olehnya.
Kalau semua orang memiliki deskripsi seperti itu, mungkin lebih menyenangkan. Kenapa menyenangkan ? Karena hal-hal yang buruk tidak akan menjadi kenangan dan otomatis terlupakan.
Tapi apa kamu pernah, tidak bisa melupakan sebuah moment walaupun itu tidak indah ? Pasti pernah ..
Nah kalau begitu, apa mungkin sebetulnya moment buruk itu sesungguhnya indah bagi kita, di alam bawah sadar kita, moment yang buruk itu adalah sesuatu yang indah. Entah mungkin indah orangnya atau mungkin memang sebetulnya indah, hanya saja kita tidak mau mengakuinya ? ..
Yang pasti, kenangan seseorang berbeda-beda. Tapi satu yang mungkin harus kita ingat, bahwa apapun kenangan yang muncul pasti ada tujuan untuk pembelajaran. Kalau kenangan sudah baik, berarti harus lebih baik. Kalau kenangan buruk, jangan lebih buruk.
Jumat, 10 Februari 2012
Welcome, dab! #Cangkem
Waktu itu jaman Friendster, saya pertama kali berkenalan dengan seorang anak laki-laki dari kampung bapak, Jogja. Ada dua hal yang menarik dari akun-nya, foto dengan fokus bulat yang diambil dari sebuah kamera berjenis Fisheye dan rambutnya yang sangat rock n roll sekali. Sayangnya friendster tidak secanggih facebook yang bisa langsung chat, alhasil obrolan saya pindah ke Yahoo Messengger.
Topik awal hanya soal kamera dan photo, lama-lama saya bilang padanya "Saya suka sekali kasongan." Kasongan adalah salah satu daerah pengrajin gerabah yang ada di Jogja, tidak jauh dari rumah eyang saya di jalan parang tritis.
Saya berkenalan sekitar tahun 2007 akhir atau 2008 awal gitu, saya kurang ingat. Dan baru bertemu untuk pertama kalinya di tahun 2009. Di tahun saya mencoba mencari peruntungan asmara, karena baru menyandang status jomblo setelah 3 tahun lebih memiliki kekasih. Seperti yang saya bilang tadi, bahwa tahun 2009 sebagai tahun saya mencoba peruntungan asmara, banyak pria baru yang saya kenal dan temui, termasuk pria jogja ini.
Malam itu ibu saya ada janji dengan teman-temannya yang tinggal di jogja untuk bertemu di sekitar alun-alun (aduh saya kurang mahir membedakan alun-alun utara, timur dan selatan). Sebelumnya memang sudah sms-an sama dia, sempet diajak nonton Harry Potter yang kalo tidak salah baru beberapa hari tayang, tapi tidak jadi.
"de, temenin mba ketemu temenku ya .." Ajak saya kepada adik sepupu saya
Saya menunggu dia, tidak lama, sesosok anak laki-laki menggendarai motor bebek menghampiri. Perawakannya seperti orang Jogja kebanyakan, kurus dan berkult cokelat, tapi rambutnya tidak sama seperti pertama saya melihatnya di jejaring sosial. Ya memang sudah di babat habis rambut ala Giring Nidji jaman dulu itu.
Perjumpaan saya dengan dia tidak lama, karena malam itu juga dia harus berangkat ke Surabaya. Kami berdua berpisah dengan cinderamata yang dia berikan untuk saya, beberapa lembar sticker "pisau deadline." Dan saya berjanji untuk bertemu kembali dengan waktu yang lebih panjang.
Beberapa bulan berselang, ternyata saya kembali lagi ke kota pelajar tersebut. Senang sekali karena sudah jauh hari mengabari dan berjanji untuk bertemu, kali ini dengan hati yang lebih mantap. Tapi tetap saja masih iseng-iseng berhadiah soal asmara. Saya fikir, saya bisa lebih mujur kali ini, karena kami sudah lebih akrab.
Malam itu dia janji mengajak saya untuk melihat dan mencoba "kopi joss" tentunya dengan nasi kucing. Saya di drop mas di ujung jalan dekat stasiun tugu, dia sudah menunggu saya. Saya fikir kami hanya berdua atau bersama kawan lainnya yang pasti tidak ada wanita. Saya mengikutinya berjalan di tengah keramaian warga Jogja yang sebagian besar terlihat lesehan dia atas tikar, langkah kaki saya pun berhenti di salah satu tikar yang diduduki seorang gadis. Saat itu yang saya fikirkan, mungkin memang harus berbagi tempat karena sudah penuh, fikiran itu buyar sebuyar buyarnya ketika dia mengenalkan gadis itu kepada saya. Kaget. Ternyata sejak tadi dia sudah bersama gadis itu, berduaan. Setelah melihat mereka berdua untuk beberapa waktu, saya sudah bisa menyimpulkan bahwa ada sesuatu yang special dianatar mereka. Mereka bukan seperti saya dengan dia, mereka mungkin sudah menjadi "kita."
Ya memang begitu nasib orang yang mencoba mencari peruntungan soal asmara. Saya tidak selalu beruntung tapi juga tidak selalu sial. Hari itu saya jadikan sebagai sebuah kenangan, kenangan dimasa muda, kenangan seorang yang baru patah hati dan patah lagi. Tapi saya sangat senang, karena mengenal mereka berdua, sungguh sangat senang. Dan sampainya saya di Jakarta, dia baru menceritakan sesuatu yang special diantara mereka berdua, walaupun saya sudah sangat tahu hehe .. Setidaknya saat saya patah hati, sesampainya di Jakarta ada seorang pria yang memberikan saya mawar putih di depan Monas .
Setahun lebih sudah tidak pernah bertemu, sejak terakhir bertemu dia dengan sang gadis "segelas kopi dan rokok," di tahun 2011 Tuhan mempertemukan saya kembali. Dengan keadaan yang lebih menyenangkan dari sebelumnya, keadaan dimana saya sudah tidak lagi mencari peruntungan asmara karena saya sudah berlabuh dengan pria pemberi mawar putih. Awalnya saya memang ragu untuk mengizinkan dia menginap di rumah saya, tapi saya menganggapnya kawan lama, ada fikiran tidak enak sama pacar juga, tapi Ibu mengizinkan dan saya rasa si pacar cukup percaya bahwa hanya dia yang memiliki hati saya (cailah).
Sore itu, setelah pulang ujian saya menunggu dia di halte Sarinah, sembari menunggu, saya ingat-ingat rupanya, takut kalau saya salah panggil orang. Tidak lama, sosok itu, sosok yang tidak pernah berubah sejak pertama kali saya bertemu keluar dari bus dan menghampiri saya.
Sudah dua kali dalam setahun dia menempati kamar di lantai bawah, semua orang di rumah juga sudah tidak asing lagi. Saya merasa dia sudah bukan kawan saya, melainkan saudara saya dari luar kota.
Saya selalu tahu, apakah disukai atau tidak seseorang yang saya bawa ke rumah dari Ibu. Dari dia hendak pulang ke Jogja, Ibu menemani saya mencari tiket hingga memikirkan bekal makanan yang harus dia bawa pulang sebagai sangu di bus. Ibu juga banyak cerita tentang obrolannya dengan dia. Dan saya lebih merasa kalau dia sudah dianggap saudara oleh kami sekeluarga setelah beberapa kali ibu mengatakan kepada saya,
Topik awal hanya soal kamera dan photo, lama-lama saya bilang padanya "Saya suka sekali kasongan." Kasongan adalah salah satu daerah pengrajin gerabah yang ada di Jogja, tidak jauh dari rumah eyang saya di jalan parang tritis.
Saya berkenalan sekitar tahun 2007 akhir atau 2008 awal gitu, saya kurang ingat. Dan baru bertemu untuk pertama kalinya di tahun 2009. Di tahun saya mencoba mencari peruntungan asmara, karena baru menyandang status jomblo setelah 3 tahun lebih memiliki kekasih. Seperti yang saya bilang tadi, bahwa tahun 2009 sebagai tahun saya mencoba peruntungan asmara, banyak pria baru yang saya kenal dan temui, termasuk pria jogja ini.
Malam itu ibu saya ada janji dengan teman-temannya yang tinggal di jogja untuk bertemu di sekitar alun-alun (aduh saya kurang mahir membedakan alun-alun utara, timur dan selatan). Sebelumnya memang sudah sms-an sama dia, sempet diajak nonton Harry Potter yang kalo tidak salah baru beberapa hari tayang, tapi tidak jadi.
"de, temenin mba ketemu temenku ya .." Ajak saya kepada adik sepupu saya
Saya menunggu dia, tidak lama, sesosok anak laki-laki menggendarai motor bebek menghampiri. Perawakannya seperti orang Jogja kebanyakan, kurus dan berkult cokelat, tapi rambutnya tidak sama seperti pertama saya melihatnya di jejaring sosial. Ya memang sudah di babat habis rambut ala Giring Nidji jaman dulu itu.
Perjumpaan saya dengan dia tidak lama, karena malam itu juga dia harus berangkat ke Surabaya. Kami berdua berpisah dengan cinderamata yang dia berikan untuk saya, beberapa lembar sticker "pisau deadline." Dan saya berjanji untuk bertemu kembali dengan waktu yang lebih panjang.
Beberapa bulan berselang, ternyata saya kembali lagi ke kota pelajar tersebut. Senang sekali karena sudah jauh hari mengabari dan berjanji untuk bertemu, kali ini dengan hati yang lebih mantap. Tapi tetap saja masih iseng-iseng berhadiah soal asmara. Saya fikir, saya bisa lebih mujur kali ini, karena kami sudah lebih akrab.
Malam itu dia janji mengajak saya untuk melihat dan mencoba "kopi joss" tentunya dengan nasi kucing. Saya di drop mas di ujung jalan dekat stasiun tugu, dia sudah menunggu saya. Saya fikir kami hanya berdua atau bersama kawan lainnya yang pasti tidak ada wanita. Saya mengikutinya berjalan di tengah keramaian warga Jogja yang sebagian besar terlihat lesehan dia atas tikar, langkah kaki saya pun berhenti di salah satu tikar yang diduduki seorang gadis. Saat itu yang saya fikirkan, mungkin memang harus berbagi tempat karena sudah penuh, fikiran itu buyar sebuyar buyarnya ketika dia mengenalkan gadis itu kepada saya. Kaget. Ternyata sejak tadi dia sudah bersama gadis itu, berduaan. Setelah melihat mereka berdua untuk beberapa waktu, saya sudah bisa menyimpulkan bahwa ada sesuatu yang special dianatar mereka. Mereka bukan seperti saya dengan dia, mereka mungkin sudah menjadi "kita."
Ya memang begitu nasib orang yang mencoba mencari peruntungan soal asmara. Saya tidak selalu beruntung tapi juga tidak selalu sial. Hari itu saya jadikan sebagai sebuah kenangan, kenangan dimasa muda, kenangan seorang yang baru patah hati dan patah lagi. Tapi saya sangat senang, karena mengenal mereka berdua, sungguh sangat senang. Dan sampainya saya di Jakarta, dia baru menceritakan sesuatu yang special diantara mereka berdua, walaupun saya sudah sangat tahu hehe .. Setidaknya saat saya patah hati, sesampainya di Jakarta ada seorang pria yang memberikan saya mawar putih di depan Monas .
Setahun lebih sudah tidak pernah bertemu, sejak terakhir bertemu dia dengan sang gadis "segelas kopi dan rokok," di tahun 2011 Tuhan mempertemukan saya kembali. Dengan keadaan yang lebih menyenangkan dari sebelumnya, keadaan dimana saya sudah tidak lagi mencari peruntungan asmara karena saya sudah berlabuh dengan pria pemberi mawar putih. Awalnya saya memang ragu untuk mengizinkan dia menginap di rumah saya, tapi saya menganggapnya kawan lama, ada fikiran tidak enak sama pacar juga, tapi Ibu mengizinkan dan saya rasa si pacar cukup percaya bahwa hanya dia yang memiliki hati saya (cailah).
Sore itu, setelah pulang ujian saya menunggu dia di halte Sarinah, sembari menunggu, saya ingat-ingat rupanya, takut kalau saya salah panggil orang. Tidak lama, sosok itu, sosok yang tidak pernah berubah sejak pertama kali saya bertemu keluar dari bus dan menghampiri saya.
Sudah dua kali dalam setahun dia menempati kamar di lantai bawah, semua orang di rumah juga sudah tidak asing lagi. Saya merasa dia sudah bukan kawan saya, melainkan saudara saya dari luar kota.
Saya selalu tahu, apakah disukai atau tidak seseorang yang saya bawa ke rumah dari Ibu. Dari dia hendak pulang ke Jogja, Ibu menemani saya mencari tiket hingga memikirkan bekal makanan yang harus dia bawa pulang sebagai sangu di bus. Ibu juga banyak cerita tentang obrolannya dengan dia. Dan saya lebih merasa kalau dia sudah dianggap saudara oleh kami sekeluarga setelah beberapa kali ibu mengatakan kepada saya,
" Yah kita ga sempet foto bareng Dimas, ta .. Dimas itu udah ibu anggap anak sendiri. Ibu suka sama Dimas, karena dia benar-benar cowo Jogja. Bilang sama Dimas, kalo ke Jakarta tapi ga mampir ke rumah, Ibu marah sama Dimas ! "
Kamis, 09 Februari 2012
diary anak indigo perempaun
kau selalu mengejutkanku dengan kedatanganmu
aku benci padamu
kau selalu mengejutkaanku dengan kepergianmu
aku sangat benci padamu
kau tahu
aku sangat merana
aku sudah berusaha keras untuk tidak melihatmu
hanya untuk tidak melihatmu
tapi kau selalu datang di saat tak terduga
cih! apalagi kepergianmu
kalau kau mau tahu, siapa yang paling tersiksa ?
ya itu aku
hanya aku yang tahu tentangmu
hanya aku yang merasakan rasamu
kau tidak adil, karena kau tidak memberi tahu orang lain
bahwa kau mencintaiku
kau selalu mencintaiku
tapi kau hantu
aku tidak yakin kau punya hati
karena kau selalu menyembunyikannya
kau menyembunyikannya setelah kau pergi meninggalkanku untuk menjadi hantu
kau seperti memusuhiku ketika tak muncul
tapi kau seperti orang yang selalu mencintaiku ketika kau muncul
hantu macam apa kau ini ?
kau jadi hantu karena kau masih penasaran padaku
aku tahu itu
kau memang pandai berkelit
aku sudah mulai muak melihatmu
sudah bosan dengan arah pembicaraanmu yang selalu sama
kau hanya bicara tentang apa maumu
dan setelah kau puas
kau hilang seperti hantu di pagi hari
aku benci
sangat benci padamu
maka dari itu aku tidak lupa denganmu
karena kau hantu yang paling kubenci
aku benci padamu
kau selalu mengejutkaanku dengan kepergianmu
aku sangat benci padamu
kau tahu
aku sangat merana
aku sudah berusaha keras untuk tidak melihatmu
hanya untuk tidak melihatmu
tapi kau selalu datang di saat tak terduga
cih! apalagi kepergianmu
kalau kau mau tahu, siapa yang paling tersiksa ?
ya itu aku
hanya aku yang tahu tentangmu
hanya aku yang merasakan rasamu
kau tidak adil, karena kau tidak memberi tahu orang lain
bahwa kau mencintaiku
kau selalu mencintaiku
tapi kau hantu
aku tidak yakin kau punya hati
karena kau selalu menyembunyikannya
kau menyembunyikannya setelah kau pergi meninggalkanku untuk menjadi hantu
kau seperti memusuhiku ketika tak muncul
tapi kau seperti orang yang selalu mencintaiku ketika kau muncul
hantu macam apa kau ini ?
kau jadi hantu karena kau masih penasaran padaku
aku tahu itu
kau memang pandai berkelit
aku sudah mulai muak melihatmu
sudah bosan dengan arah pembicaraanmu yang selalu sama
kau hanya bicara tentang apa maumu
dan setelah kau puas
kau hilang seperti hantu di pagi hari
aku benci
sangat benci padamu
maka dari itu aku tidak lupa denganmu
karena kau hantu yang paling kubenci
Selasa, 07 Februari 2012
"Kotak Suara"
Putar ke kanan .. Aduh kelewatan. Mundur lagi putaranya .. Masih kurang jelas .. Putar pelan-pelan .. dan siip udah pas !
Pernah merasakan memutar lingkaran untuk menyamakan gelombang ? Pernah merasakan geregetnya mendengarkan sebuah program favorite ? Atau mungkin pernah tergila-gila dengan suara orang dalam suatu program ? Ra-di-o.
Ya .. Kalau saya pernah mengalami masa-masa itu. Saya ingat betul, sewaktu saya SD, Ibu saya menaruh radio tua di kamar. Memang sejak kecil saya suka musik, dan sejak SD saya sudah biasa di perdengarkan radio.
Saya ingat betul, waktu saya SD dianter jemput sekolah. Supir saya, gemar sekali mendengarkan radio, dari radio yang siarannya non stop sama dangdut, same radio yang isinya lagu-lagu Indonesia yang lagi hits. Supir saya dulu sering menyetel radio bensradio yang penyiarnya pake logat betawi dan hanya memutar lagu dangdut, radio ini juga punya program berpantun ria. Lalu ada I-Radio yang saat itu cukup tenar dengan penyiar bernama Rafiq kala itu, radio ini hanya memutar lagi Indonesia, dan biasa hanya di dengar di mobil saat pagi hari.
Selain supir saya, Ibu juga mengambil peran penting yang membuat saya gemar mendengarkan radio. Ya karena itu tadi, Ibu menaruh radio tua di kamar saya. Pada zaman saya SD, harga CD sangat mahal, masih jaman kaset dan saya lebih gemar mendengarkan radio untuk memantau lagu-lagu baru.
Kalau tidak salah, radio itu sudah seumuran atau lebih tua dari saya. Tapi radio itu sudah di setting gelombangnya ke radio Mustang FM dan jarang sekali di geser-geser gelombangnya, ya karena sulit sekali mencarinya. Tidak seperti radio-radio jaman sekarang yang tinggal pencet tombol auto atau manual, wah kalau itu harus dengan kesabaran. Kadang kesenggol geser sedikit saja, bisa membuat radio jadi kresek-kresek.
Sepertinya Ibu masih menyimpan radio itu, terakhir saya melihatnya saat saya masih tinggal di BSD yang kala itu Radio tua di taruh di kamar pembantu. Mungkin masih bisa beroperasi, tapi tentunya membutuhkan kesabaran yang lebih besar lagi untuk mencari gelombangnya.

(kalau tidak salah, sampai sekarang eyang saya masih mendengarkan radio dari radio tua seperti di atas )
Langganan:
Postingan (Atom)