Photobucket

Kamis, 15 November 2012

Bukan Buku Biasa

Tahu tidak apa yang sangat aku ingin miliki saat ini selain hatimu, aku ingin buku Diary.
Sedari kecil, aku senang sekali menuliskan nama-nama orang terdekatku dalam buku bercorak-corak. Dari si A, si Z juga tak ketinggalan.
Aku gemar menulis, bercerita sendiri.
Kamu tahu kenapa aku suka menceritakan apapun dalam buku Diary ? Karena dia tidak punya mulut dan telinga. Dia hanya memiliki lembaran-lembaran kosong yang siap kapanpun di isi dengan tinta warna-warni.
Dia tidak akan menceritakan ceritamu kepada orang lain dengan sengaja, karena tak punya mulut.
Dia juga tidak akan terpengaruh omongan orang tentangmu, karena tak punya telinga.

Ketika kamu menulis dengan menggebu-gebu, dengan air mata atau amarah yang membeludak. Lepaskan saja. Tulis saja di situ. Di lembar buku Diary-mu. Keluarkan umpatan-umpatan mautmu. Keluarkan kata-kata manis menjijikanmu. Siapa perduli ? Itu duniamu, bukan dunia mereka.
Suatu saat, ketika semua sudah reda seperti rintik hujan. Kamu boleh membacanya kembali. Baca tulisanmu, lalu kau akan tersenyum kecil melihat kelakuanmu. Kelakuanmu yang tidak akan pernah merugikan orang lain, tidak menggangu orang lain, tidak menyinggung orang lain.

Bolehkah aku mendapatkan buku Diary berwarna hitam dengan corak gambar, sebagai hadiah karena aku tidak nakal ?
Aku ingin menulis penuh dengan namamu. Menulis semua yang berhubungan denganmu di setiap lembarannya. Karena aku tidak ingin orang lain ikut menikmatinya.
Aku ingin punya sesuatu, sesuatu yang bisa aku bacakan kepada anakmu nanti.

Ya .. akan aku ceritakan perjalanan asmara kita kepada anakmu
Bukankan itu ide bagus ?

2 komentar:

  1. aakk..aku suka ini, suka posting sebelumnya, sama sesudahnya..aak..aku random.. :O
    hahaha...
    bagus Ta tulisan kamu.. :D

    BalasHapus
  2. Terima kaasih, semoga bagus terus jadi suka terus ya hehe :)

    BalasHapus