Kuinjak tanah kelahiranmu
Kuhirup nafas kehidupanmu
Sejauh mata memandang
Batang hidungmu tak terlihat
Saya tahu kita sudah tidak sehati
pasir membisikanku, kau pindah ke lain hati
Dulu bisa kudengar suaramu memanggil mesra
Sekarang hanya bising yang kurasakan
Dimana puncak pohon cemaramu ?
Disitu hanya ada puncak gedung bertingkat
Aroma tubuhmu sesekali terhidu olehku
Ah .. kau masih mengunjungi kota ini rupanya
Kota pelabuhan cinta pertamamu
Seandainya kita berjumpa di tengah ilalang
Akan kucumbu kau hingga mabuk kepayang
hingga otakmu terbius melayang
lalu kau berkata " kau cinta terakhirku, sayang .. "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar