Photobucket

Selasa, 18 September 2012

Jauh Jarak Cinta Jarak Jauh

Long Distance Relationship atau cinta jarak jauh.
Saya rasa itu udah ga asing lagi untuk kalangan anak muda jaman sekarang, buktinya udah banyak akun sosial media yang mengatas namakan itu dan juga lelucon menyedihkan yang semakin menyudutkan gaya percintaan macam itu.

Sebetulnya saya sendiri antara percaya dan tidak sama yang satu ini.
But, sooner saya akan menyelam di dunia itu.
Menyelam di percintaan dengan jembatan panjang yang di namakan "jarak"

Bohong banget kalo saya bilang "ga takut kenapa-kenapa" atau sangat bohong ketika saya bilang "everything will be fine .. "
Tapi kadang bohong itu dibutuhkan juga untuk meng-"up" kan diri sendiri. Kalo bahasa kerennya, "motivasi".

Kalo misalkan baca beberapa postingan sebelumnya, mungkin tahu saya terlibat kasus cinta jarak jauh juga sebelumnya, tapi mungkin untuk yang kali ini berbeda.
Berbeda karena sekujur tubuh sudah penuh dengan sidik jari si Tuan, sidik jari yang sulit sekali di hilangkan.
Sidik jari yang semakin hari semakin menimbun rasa cinta yang menggelora.
Seperti kobaran api membara melahap kayu yang tak pernah habis.
Berbeda karena gendang telinga sudah penuh akan gelak tawa dan suara penuh kasih sayang si Tuan, hingga tak nafsu mendengar celoteh kaum adam lainnya.
Berbeda karena otak sudah terlalu banyak memotret ekspresi wajah si Tuan, hingga tak berminta memotret objek lain.

Lalu, nanti .. jika jembatan itu sudah mulai di gelar, harus saya apakan semua itu ?
Semua akan memutar-mutar di hari-hari saya, menghantui seperti angin. 
Buruknya, ketika sudah tak tahan dihantui, maka akan saya rapihkan semua itu, lalu saya masukan ke dalam peti kayu dengan kunci emas.

Tapi untuk saat ini, yang bisa saya janjikan untuk diri sendiri dan Tuan adalah, " I'll do my best for me, for you, for us. For our love. "




Tidak ada komentar:

Posting Komentar