Mungkin ... sudah lupa caranya berjalan di kerumunan orang dengan mengandeng tangan.
Atau mungkin,
Sudah lupa bagaimana rasanya bercumbu atas dasar cinta.
Atau,
Sudah lupa rasanya memiliki kesetiaan seseorang.
Setia itu seperti kue ranggi di Ibukota. Ada. Tapi jarang.
Dan gak semua orang suka dengan kue ranggi. Ya kan ?!
Walaupun suatu waktu, wajah nona merah jambu, ketika bercerita tentang Adam.
Adam yang sejenis dengan Tuan.
Tapi ...
Namanya juga kunang - kunang, tidak selalu bersinar, tidak selalu kuning ke-emasan.
Semua sirna kala fajar datang. Fajar yang terkadang lebih indah dari malam.
Lalu kunang - kunang akan menjadi burung gereja yang bernyanyi di pagi hari.
Dan malam akan selalu bersembunyi di balik putihnya awan. Terkadang mengintip dengan kilatan.
Sayangnya, Fajar tidak tahu apa-apa. Seperti Cameo.
Jadi apa hubungannya antara setia, kunang-kunang yang berubah menjadi burung, malam dan fajar ?
Maka mungkin, kami semua saling berkaitan. Berkaitan seperti segitiga.
Segitiga yang suatu hari nanti akan hilang salah satu sudutnya untuk bersatu menjadi sebuah garis lurus.
Dan hari itu adalah hujan.