Kata orang, jarak itu sungguh menyebalkan, sungguh menjengkelkan karena menjaadi jurang pemisah.
Ya .. mungkin memang ga salah, tapi beda cerita buat saya.
Saya dipertemukan dengan Tuan dalam jarak.
Tanpa ada tatap muka, empat mata atau jabat tangan sebelumnya.
Tidak ada kata terlalu-cepat untuk serangan cinta, itu yang dirasa.
Untuk sebagian pandangan, mungkin saya jalang.
Perduli amat lolongan anjing tetangga, toh mereka hanya cari perhatian untuk dikasih makan.
Bunga gelora asmara semakin tumbuh sumbur, mekar, harum seiring waktu.
Tak ada sentuhan pembangkit nafsu, hanya suara dari negara seberang memecah keheningan malam.
Menghitung dan menghitung ..
Menunggu dan menunggu ..
Tidak jarang, ragu menggoda.
Hingga akhirnya masa berlaku jarak sudah habis.
Sudah muncul jembatan untuk menyatukan rasa rindu semu yang tertahan
Lalu, hanya ada senyum melengkung manis dari Tuan dan Nona.
Seperti kepompong yang akhirnya robek dan mengeluarkan kupu-kupu yang langsung menyerang perut
Saya, Nona.
Bahagia bertemu Tuan.
Berjanji mencintai untuk waktu yang Tuhan janjikan.
Lalu akan berusaha setia ketika menunggu Tuan, ketika jarak datang menjemput kembali.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar