Photobucket

Sabtu, 04 Februari 2012

PILIHAN GANDA

Saya pernah berfikir, mungkin saya adalah orang yang tidak akan bertahan hidup.
Fikiran itu muncul karena beberapa kali saya membaca dan mendengar orang-orang bijak mengatakan, bahwa hidup adalah pilihan. Dan saya adalah orang yang tidak bisa memilih, saya benci pilihan, apalagi dihadapkan pada dua pilihan.

Kalian tahu saking bencinya saya pada pilihan, saya sangat lemah pada pertanyaan pilihan ganda. Benci sekali dengan itu, mungkin itu kenapa alasan nilai saya tidak begitu cemerlang.
Menurut saya, pilihan itu hanya akan membuat seseorang memiliki pemikiran yang sempit, pemikiran yang hanya terpaku pada pilihan yang sudah disediakan.

Saya bersyukur sekali, ketika mengenal dunia perkuliahan, saya jarang sekali malah hampir tidak pernah menemukan soal ujian seperti saat masih duduk di bangku sekolah dulu. Mungkin itu hanya sedikit diantara alasan saya menyukai perkuliahan. Saya sangat merasa senang, ketika apa jawaban saya tidak lagi terpaku pada pilihan-pilihan yang sudah dibubuhkan di lembar pertanyaan, saya bebas menjawabnya dengan apa yang saya tahu dan apa yang saya mau tulis.

Tetapi ternyata itu tidak selalu menyenangkan hati saya, dan ternyata saya lupa dengan perbedaan pemikiran seseorang. Sering kali jawaban saya itu tidak lebih bagus dari teman yang jelas-jelas hanya menulis persis sama dengan apa yang di buku atau si dosen memiliki pemikiraan yang beda. Kuno sekali !

Mungkin hal serupa juga diterapkan pada kehidupan. Contoh saja, harus memilih dua orang yang mencintai kita, atau mungkin yang lebih sederhana, harus memilih teman bermain. Ah itu menyebalkan sekali !

Tuhan itu ibarat dosen, kata-kata yang kita pilih untuk memenuhi lembar jawaban belum tentu seperti apa yang Tuhan inginkan dan nilai yang kita harapkan juga belum tentu sesuai dengan harapan. Sering kali kan kita lihat seseorang yang mungkin tidak sepintar kita atau tidak sekaya kita atau tidak serupawan kita tapi mereka lebih beruntung dari kita, mereka mendapatkan nilai yang lebih.

Tapi percaya atau tidak, dosen itu lebih tahu mana orang yang benar-benar paham dan mana yang tidak walaupun tidak dengan nilai di secarik kertas ujian ..

Oiya mengenai saya benci pilihan, mungkin untuk menjawab suatu pilihan itu saya harus selalu mengikut sertakan hati, pikiran dan Dia-yang-paling-tahu-mengenai-segalanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar