Photobucket

Minggu, 26 Februari 2012

Dear Diary

"Dear Diary .."

Kalimat itu seharusnya menjadi kalimat pembuka di sebuah buku bercorak. Buku yang mengikuti jalan cerita kehidupan. Buku yang menjadi saksi betapa termehek-mehek ketika saya putus cinta. Buku yang kadang terlupa ketika bahagia dan beranjak dewasa.

Saya menemukan mereka ber-empat. Diary. Ternyata memang sudah dari kecil saya suka menulis. Sudah dari kecil, saya lebih nyaman bercerita dengan tulisan.

Tulisan memang selalu setia. Seperti tidak menceramahi. Hanya mendengarkan. Seperti tidak pernah men judge. Hanya memperhatikan.

Percaya atau tidak, tapi setiap buku yang saya tulis memiliki nama. Karena itu saya jarang menulis dengan kalimat seperti di atas itu. Saya lebih sering menulis nama-nama buku yang saya miliki.

Buku diary pertama saya, di belikan oleh nenek saya. Bercorak bunga-bunga terlalu old fashion makanya saya tempel dengan sticker bertuiskan "Girl Power," Saya beri nama buku itu "Tabi," dan tulisan pertama saya pada tanggal 31 Maret 2001. Ya tidak jauh dari tanggal saya berulang tahun, saya baru ingat kalau buku itu sebagai hadiah ulang tahun untuk saya.

Buku diary kedua saya, berwarna merah muda dan bertuliskan "Valen." Ya sesuai dengan nama di cover depan buku itu, maka buku itu saya beri nama "Valen." Tulisan pertama saya pada hari ulang tahun saya di tahun 2002. Buku itu pemberian Ibu, mungkin juga sebagai hadiah ulang tahun. Tahu tidak, buku itu sangat berkesan, karena Ibu saya pernah membacanya dan menuliskan sebuah pesan di dalamnya dengan spidol berwarna pink. Masih ada di dalam saya dan selalu berhasil membuat air mata saya menetes ketika membacanya.

Buku diary ketiga saya, bergambar lukisan abstrak. Kalo ini saya ingat betul beli sendiri. Buku itu saya beri nama "Art" dan tulisan pertama saya pada tanggal 11 Februari 2006. Cukup jauh ya rentan waktunya, ya karena saya sempat trauma menulis, ya tidak lain tidak bukan, karena tulisan saya di baca Ibu.

Buku diary keempat saya, bertuliskan "Vintage" dan saya beri nama "Lil." Buku itu menjadi buku terakhis saya hingga sampai hari ini, saya menulisnya pada tanggal 17 Oktober 2007 dan berakhir pada bulan Oktober 2009.

Saya belum punya buku diary baru, mungki itu semua karena kemajuan tenologi. Mungkin kalau di kumpulkan tulisan saya yang berserakan di files handphone, pc dan kertas sudah bisa jadi buku.

Saya janji, nanti kalau saya ada waktu luang saya buat project mengenai buku diary saya ini.

"Saya selalu punya teman, tapi dalam diri saya, saya selalu merasa kesepian, maka dari itu saya sering sekali menulis, menulis dan menulis. Karena tulisan tidak pernah mengeluh bosan atau capek untuk semua cerita yang saya miliki .. "


Sabtu, 25 Februari 2012

Berkencan di Beos hingga Senja


Matahari sangat terik hari itu / Kekasih memarkir sepeda motor di batavia / Langkah kakiku menuju suatu tempat favorite dia / Saya belum pernah ke sana / Tempat dimana ramai orang / Tempat dimana ada suara-suara pemberitahuan / Tepat dimana besi panjang bermesin datang dan pergi / Beos / Atau stasiun kota //

Bukan sekali atau dua keli melewatinya / tapi sekalipun belum pernah masuk melihat interior di dalamnya / Hanya pernah membaca satu buku misteri yang bercerita tempat horor di ibu kota / dan itu / tempat itu salah satunya //

Saya senang / selalu senang setiap kali mendatangi satu tempat yang belum pernah di kunjungi / apalagi sudah sering mendengar cerita dari orang mengenai tempat itu / penasaran seperti sedang jatuh cinta //

Sekedar memperhatikan beberapa kertas berisikan informasi di loket / sambil menunggu dia membeli tiket untuk bisa masuk ke dalamnya / sejenak saya alihkan pandang saya ke gadget untuk sekedar 'check ini' di tempat yang bersangkutan //


Setelah masuk ke dalam / mata saya tidak bisa berhenti melihat atap tempat itu / atap yang tidak asing untuk saya / atap yang beberapa kali lihat di buku dan foto / mungkin itu ciri khasnya/ atapnya lucu / melengkung seperti dari tembaga //

Kamera plastic saya tidak mau kalah mengabadikan beberapa objek / tentuntnya ada gerbong kereta / pedagang asongan / dan yang tidak asing / pengemis atau tukang pungut sampah / entahlah //

Walaupun hari itu terbilang panas menyengat / tapi ternyata / di tempat itu saya bisa merasakan angin yang berhembus cukup kencang //


Bersandar pada tiang dan sedikit berfikir / tempat ini begitu damai / mungkin bisa di jadikan tempat untuk membaca //

Fikiran itu hilang seketika / ketika hidung mulai menghidu aroma tidak sedap dan suara klakson kereta api / di susul dengan derap kaki para penumpang yang hendak naik atau pun turun kereta //

" dulu aku sering kesini sama kakek aku waktu kecil, bolak-balik aja naik kereta jakarta-depok .." - Andino / Ya sekarang saya gantikan hari tamasya bersama kakekmu dengan kencan denganku / di situ / di tempat yang sama / Beos //



Selasa, 21 Februari 2012

DANU (R) isa Saraswati


" Abdi teh ayeuna gaduh hiji boneka ..
Teu kinten saena sareng lucuna
Ku absi di erokan
erokna sae pisan
Cing mangga tingali boneka abdi .. "


Tau lagu itu ? atau pernah dengar ? atau mungkin hafal ?
Kalo yang suka film horor dan pernah nonton film Tusuk Jelangkung atau Jelangkung gitu ya (saya lupa), mungkin pernah dengar lagu ini. Kalau saya tahu lagu ini karena dulu yang ngurus saya dari kecil kebetulan orang sunda, dan dia sering kali mengajari saya bersenandung lagu-lagu sunda, salah satunya lagu ini, judulnya "Boneka Abdi."


Risa Saraswati. Kenal ? Kalau saya mah engga kenal, tapi saya tahu dia.
Mantan vocalist Homogenic lalu dia bersolo karier dengan menamakan musiknya "Sarasvati."
Saya pernah menonton performnya, satu kali, itu juga secara tidak sengaja saat saya menonton Djakarta Atmosphere. Penampilannya mambuat bulu kuduk saya merinding, tapi dari bawah panggung perempuan itu sungguh sangat menarik dengan balutan baju hitam, menari-nari dengan lagu yang sedikit spooky. Nah! bait lagu "Boneka Abdi" di sisipkan dalam salah satu lagu andalannya yang berjudul "Story of Peter."

Pertama kali meng-follow akun twitternya karena teman saya bercerita, kalu Risa setiap malam jumat biasa bercerita horor, saat itu saya fikir mungkin dia memiliki pengalaman horor yang sering kali di dapatkan, tanpa berfikir kalau dia punya indera ke-enam atau dikatakan anak Indigo. Sampai suatu malam saya tidak sengaja menonton acara tv yang berbintang tamu anak Indigo dan salah satunya dia. Sebetulnya saya masih tidak percaya dengan orang Indigo. Sulit sekali imajinasi saya membayangkan hidupnya yang-katanya bisa melihat masa lalu dan masa depan.

Suatu hari ketika saya habis nonton, saya memutuskan untuk ke toko buku, dan ketika saya melihat deretan rak buku, ada sebuah buku berwarna cokelat pudar bertuliskan nama penulisnya "Risa Saraswati." Entah setan apa yang langsung mendorong saya mengambil dan membawa buku itu ke meja kasir, lalu dalam dua hari satu malam sudah selesai daya baca.

Sebetulnya menyesal membacanya, karena dua minggu setelah membaca buku Danur, saya sulit tidur, selalu membayangkan, bagaimana rupa teman-taman Risa yang di ceritakannya. Mereka itu bule semua. Dan saya jadi teringat cerita bapak dulu sewaktu saya masih SD, bapak pernah bertemu hantu anak laki-laki bule di depan kamar saya yang sekarang, dulu bapak kira itu mas saya yang ke dua tetapi ternyata anak alaki-laki itu terlalu bule untuk seukuran kakak laki-laki saya. Setelah itu, ibu saya bilang kalau dulu daerah rumah saya ini, tempat pembuangan mayat orang bule yang di bunuh.

Tapi dari semua cerita horor yang di paparkan Risa, ada satu cerita yang membuat saya sedih luar biasa, mungkin sebagain orang yang membaca bukunya juga merasakan hal yang sama, cerita dengan judul "Surat Tanpa Tuan."

Ah .. saya tidak suka lagumu, Risa. Tapi tulisanmu, kisahmu, begitu membangkitkan bulu romaku. Aku tidak ingin seperti kamu, tidak ingin melihat mereka, mereka yang kau sayangi.


Kutipan Oh Kutipan!

Saya sering membaca sebuah kutipan atau kata mutiara yang mengatakan bahwa hidup itu mudah. Dan belum lama ini saya juga membaca seorang teman menulis sebuah kutipan dari film yang mengatakan bahwa hidup semudah follow,unfollow dan blocking pada tombol di twitter.

Sepanjang saya pulang kampus kemarin, fikiran saya melambung terus memikirkan kalimat itu.
Apa benar hidup semudah apa yang dikatakan kutipan-kutipan itu ? Moso ? ..

Mungkin sisi positif nya kita bisa lebih 'gampang' jalanin hidup atau mungkin tidak terlalu stress. Ya mungkin itu tujuan dari kutipan itu ? Benarkah ?
Tapi negatifnya lebih kepada ketika orang memiliki persepsi lain atas kutipan seperti itu, maka akan cenderung lebih menggampangi hidup, merasa hidup gampang jadi "leha-leha saja" tanpa ada usaha yang maksimal.

Semua tergantung orang, kalau saya lebih suka mengartikan bahwa hidup ini seperti soal matematika. Kalau kita tidak belajar rumusnya dan tidak banyak berlatih, maka akan sulit menyelasaikannya dan mungkin hasil dari kerjaan kita juga tidak begitu bagus.

Sebelumnya saya sempat membaca kutipan dari seorang pengusaha terkenal di Ibukota, dia mengatakan bahwa "orang malas akan mengatakan kesuksesan itu di tangan Tuhan dan orang pandai akan mengatakan kesuksesan itu di tangan kita sendiri."

Saya setuju, sangat setuju. Kenapa saya mengatakan seperti itu ? Well, sedikit saya beri gambaran atas diri saya sendiri.

Kuliah itu banyak memberi pelajaran untuk saya, mungkin benar kalau perkuliahan adalah masa seseorang menjadi dewasa. Dan saya merasakan itu.
Usaha saya benar-benar di pertaruhkan di bangku perkuliahan, ketika saya malas, tidak berusaha untuk masuk kelas atau mengerjakan tugas atau mungkin tidak belajar saat ujian, ya begitulah nilai yang saya dapat, sesuai dengan usaha.

Dosen saya kebetulan banyak yang sudah jari orang sukses, sering kali ceramah kehidupan mereka menjadi kata intermezo perkuliahan, dan itu semua bisa jadi pelajaran hidup.

Boleh saja mengutip kalimat atau menjadikan kutipan itu sebagai suatu pegangan hidup, tetapi harus sesuai dengan sudut pandang kita. Jangan hanya ikut-ikutan. Karena hidup kita ini bukan untuk ikut-ikutan, melainkan untuk kita create sendiri.




Sabtu, 18 Februari 2012

Sabtu Malam Minggu

Malem minggu, aye pergi ke bioskop...
Bergandengan, ame pacar nonton koboi...
Beli karcis, tau tau keabisan...
Jaga gengsi, terpakse beli cabutan...

Masih ingat sama lagu itu ? atau tidak pernah tahu ? Payah.
Lagu dari Benyamin itu mengingatkan pada aksi-aksi jenakanya di film lawas. Tapi bukan itu yang ingin saya bicarakan di sini.

Malam minggu selalu identik dengan hari muda-mudi untuk memadu kasih, mungkin istilah jaman dahulunya itu "kencan." Saya jadi penasaran, kenapa begitu ya ? Kenapa malam minggu sudah identik dengan malam-orang-berpacaran ?

Padahal kalau di pikir-pikir, jaman sekarang sepertinya orang pacaran itu tidak hanya pada malam minggu, tapi malam jumat (seperti saya) atau mungkin setiap malam. Dan itu juga yang akhirya menimbulkan penyudutan untuk para jomblo, bahkan pasangan yang tidak bertemu atau sekedar jalan-jalan di mall pada malam minggu terkesan sedih sekali, seperti tidak punya pacar atau LDR ( long distance relationship ).

Otak saya pun akhirnya mencoba memutar untuk mencari hipotesis untuk rasa penasaran saya. Mungkin saja, malam minggu yang di maksud selama ini di bawa dari kebudayaan orang barat, aduh kok kebudayaan sih, bukan. maksud saya kebiasaan, life style lah bah
asa kerennya.

Orang barat kan memang sudah terbiasa dengan bekerja hanya sampai jumat atau sabtu, dan dulu juga Indonesia menganut sistem jam kerja-sekolah senin sampai sabtu, maka dari itu hari sabtu dianggap sebagai hari bebas dari rutinitas. Nah karena sekarang sudah lebih mundur hari rutinitasnya, kenapa malam minggu itu tidak ikut mundur jadi hari jumat, malam sabtu.
Lalu saya berfikir lagi, Oh! mungkin karena di malam sabtu besoknya itu hari minggu. Entah siapa yang membuat, kalau hari minggu sudah menjadi hari libur secara permanen. Apa berkiblat ke orang barat lagi ? Indeed.

Ya kesimpulannya "malam minggu" adalah malam untuk muda-mudi pamer kalau mereka punya pacar dan malam untuk membuat diri sendiri terlihat menyedihkan bagi si yang-tak-punya-pasangan dan malam untuk mengeluh bagi mereka yang-punya-pacar-tapi-tak-bisa-bertemu dan malam untuk mereka yang ingin terlihat bahagia bersama keluarga walaupun sebetulnya iri. Ah terlalu banyak "dan." Dan ya sudahlah, santai saja.




Selasa, 14 Februari 2012

Tanya - Jawab

Semua hal itu ternyata pertanyaan dan jawaban. Memang begitu. Dari baru lahir, sudah timbul pertanyaan, mau dikasih nama apa ya ? Setelah sudah bersekolah, mau jadi apa ya nanti kalau besar ? sudah besar, kapan nikahnya ? sudah nikah, kapan punya momongannya ?

Cuma sampai situ ? ah tidak .. masih ada momongan ke dua, momongan ke tiga dan selanjutnya.

Semua itu pertanyaan, dan semua butuh jawaban.

Bahkan ketika sudah tidak lagi di dunia, maka akan ada pengajuan pertanyaan dan lagi-lagi harus ada jawabannya.

Saya heran kenapa harus seperti itu, kamu heran tidak ? kalau kamu tidak heran mungkin kamu kurang cerdas, kamu tidak kritis. Payah.

Padahal sebelum di tanya, akan lebih baik kalau kita yang bertanya. Orang yang suka bertanya adalah orang bodoh ? Ah yakin kamu ? Kalau begitu, bagaimana dengan guru, bagaimana dengan dosen penguji skripsi, bagaimana dengan malaikat, bagaimana dengan Tuhan ..

Baiklah, silahkan bertanya dan silahkan mejawab.

Senin, 13 Februari 2012

Berkunjung Cinta

Kuinjak tanah kelahiranmu
Kuhirup nafas kehidupanmu
Sejauh mata memandang
Batang hidungmu tak terlihat

Saya tahu kita sudah tidak sehati
pasir membisikanku, kau pindah ke lain hati

Dulu bisa kudengar suaramu memanggil mesra
Sekarang hanya bising yang kurasakan
Dimana puncak pohon cemaramu ?
Disitu hanya ada puncak gedung bertingkat

Aroma tubuhmu sesekali terhidu olehku
Ah .. kau masih mengunjungi kota ini rupanya
Kota pelabuhan cinta pertamamu

Seandainya kita berjumpa di tengah ilalang
Akan kucumbu kau hingga mabuk kepayang
hingga otakmu terbius melayang
lalu kau berkata " kau cinta terakhirku, sayang .. "

#10THNAADC?

Rangga : " Cinta, kamu kemana aja sih ? Saya dari kemarin nyariin kamu !"

Cinta : " Kenapa kamu nyariin aku ? "

Rangga : " Saya kangen kamu .. "

Cinta : " Oh ya ? "

Rangga : " Iya lah, saya kangen banget sama kamu. Emang kamu ga kangen sama saya ? "

Cinta : " Engga tuh ! "

Rangga : " Cinta, kamu kenapa jadi ketus gitu sama saya ? saya memang salah apa ? saya kangen kamu .."

Cinta : " Kenapa ? Masih tanya kenapa ? Kamu tuh ya orang paling egois yang pernah saya temui di dunia ini tau ga ?! "

Rangga : " Loh ? Kenapa saya ? "

Cinta : " Kamu egois sekali ya, pergi ninggalin saya, sejauh itu, selama itu, trus kamu tiba - tiba muncul bilang kangen sama aku ? Kamu fikir, hati saya tidak sakit ? kamu fikir, ciuman terakhir dan puisi yang kamu buat bisa mengobati luka di hati saya ? Egois ! "

Rangga : " tapi bukan salah saya untuk akhirnya pergi ninggalin kamu !

Cinta : " Trus menurut 'L' salah siapa ? salah gw ? salah temen-temen gw ? salah bonyok gw ? "

Rangga : " Arrgghh ! Pecahkan saja gelasnya biar ramai, biar gaduh sampai menggaduh, aku ingin bingar, aku ingin di pasar .."

Minggu, 12 Februari 2012

Kenang; Kenang-an

" Kenang : ingat akan, rindu akan. Kenangan : sesuatu yang membekas di ingatan ."
- Kamus Bahasa Indonesia



Sudah berapa lama kamu hidup di dunia ? Sudah berapa kenangan yang kamu miliki ? Sudah berapa orang yang memiliki kenangan terhadap kamu ?

Simpan saja jawaban dari pertanyan-pertanyaan itu di benakmu. Tapi tahukah kamu, bahwa sebagian besar orang mendeskripsikan bahwa kenangan adalah moment terindah, karena indah maka tidak bisa di lupakan olehnya.

Kalau semua orang memiliki deskripsi seperti itu, mungkin lebih menyenangkan. Kenapa menyenangkan ? Karena hal-hal yang buruk tidak akan menjadi kenangan dan otomatis terlupakan.

Tapi apa kamu pernah, tidak bisa melupakan sebuah moment walaupun itu tidak indah ? Pasti pernah ..

Nah kalau begitu, apa mungkin sebetulnya moment buruk itu sesungguhnya indah bagi kita, di alam bawah sadar kita, moment yang buruk itu adalah sesuatu yang indah. Entah mungkin indah orangnya atau mungkin memang sebetulnya indah, hanya saja kita tidak mau mengakuinya ? ..

Yang pasti, kenangan seseorang berbeda-beda. Tapi satu yang mungkin harus kita ingat, bahwa apapun kenangan yang muncul pasti ada tujuan untuk pembelajaran. Kalau kenangan sudah baik, berarti harus lebih baik. Kalau kenangan buruk, jangan lebih buruk.

Jumat, 10 Februari 2012

Welcome, dab! #Cangkem

Waktu itu jaman Friendster, saya pertama kali berkenalan dengan seorang anak laki-laki dari kampung bapak, Jogja. Ada dua hal yang menarik dari akun-nya, foto dengan fokus bulat yang diambil dari sebuah kamera berjenis Fisheye dan rambutnya yang sangat rock n roll sekali. Sayangnya friendster tidak secanggih facebook yang bisa langsung chat, alhasil obrolan saya pindah ke Yahoo Messengger.

Topik awal hanya soal kamera dan photo, lama-lama saya bilang padanya "Saya suka sekali kasongan." Kasongan adalah salah satu daerah pengrajin gerabah yang ada di Jogja, tidak jauh dari rumah eyang saya di jalan parang tritis.

Saya berkenalan sekitar tahun 2007 akhir atau 2008 awal gitu, saya kurang ingat. Dan baru bertemu untuk pertama kalinya di tahun 2009. Di tahun saya mencoba mencari peruntungan asmara, karena baru menyandang status jomblo setelah 3 tahun lebih memiliki kekasih. Seperti yang saya bilang tadi, bahwa tahun 2009 sebagai tahun saya mencoba peruntungan asmara, banyak pria baru yang saya kenal dan temui, termasuk pria jogja ini.

Malam itu ibu saya ada janji dengan teman-temannya yang tinggal di jogja untuk bertemu di sekitar alun-alun (aduh saya kurang mahir membedakan alun-alun utara, timur dan selatan). Sebelumnya memang sudah sms-an sama dia, sempet diajak nonton Harry Potter yang kalo tidak salah baru beberapa hari tayang, tapi tidak jadi.

"de, temenin mba ketemu temenku ya .." Ajak saya kepada adik sepupu saya

Saya menunggu dia, tidak lama, sesosok anak laki-laki menggendarai motor bebek menghampiri. Perawakannya seperti orang Jogja kebanyakan, kurus dan berkult cokelat, tapi rambutnya tidak sama seperti pertama saya melihatnya di jejaring sosial. Ya memang sudah di babat habis rambut ala Giring Nidji jaman dulu itu.

Perjumpaan saya dengan dia tidak lama, karena malam itu juga dia harus berangkat ke Surabaya. Kami berdua berpisah dengan cinderamata yang dia berikan untuk saya, beberapa lembar sticker "pisau deadline." Dan saya berjanji untuk bertemu kembali dengan waktu yang lebih panjang.

Beberapa bulan berselang, ternyata saya kembali lagi ke kota pelajar tersebut. Senang sekali karena sudah jauh hari mengabari dan berjanji untuk bertemu, kali ini dengan hati yang lebih mantap. Tapi tetap saja masih iseng-iseng berhadiah soal asmara. Saya fikir, saya bisa lebih mujur kali ini, karena kami sudah lebih akrab.

Malam itu dia janji mengajak saya untuk melihat dan mencoba "kopi joss" tentunya dengan nasi kucing. Saya di drop mas di ujung jalan dekat stasiun tugu, dia sudah menunggu saya. Saya fikir kami hanya berdua atau bersama kawan lainnya yang pasti tidak ada wanita. Saya mengikutinya berjalan di tengah keramaian warga Jogja yang sebagian besar terlihat lesehan dia atas tikar, langkah kaki saya pun berhenti di salah satu tikar yang diduduki seorang gadis. Saat itu yang saya fikirkan, mungkin memang harus berbagi tempat karena sudah penuh, fikiran itu buyar sebuyar buyarnya ketika dia mengenalkan gadis itu kepada saya. Kaget. Ternyata sejak tadi dia sudah bersama gadis itu, berduaan. Setelah melihat mereka berdua untuk beberapa waktu, saya sudah bisa menyimpulkan bahwa ada sesuatu yang special dianatar mereka. Mereka bukan seperti saya dengan dia, mereka mungkin sudah menjadi "kita."

Ya memang begitu nasib orang yang mencoba mencari peruntungan soal asmara. Saya tidak selalu beruntung tapi juga tidak selalu sial. Hari itu saya jadikan sebagai sebuah kenangan, kenangan dimasa muda, kenangan seorang yang baru patah hati dan patah lagi. Tapi saya sangat senang, karena mengenal mereka berdua, sungguh sangat senang. Dan sampainya saya di Jakarta, dia baru menceritakan sesuatu yang special diantara mereka berdua, walaupun saya sudah sangat tahu hehe .. Setidaknya saat saya patah hati, sesampainya di Jakarta ada seorang pria yang memberikan saya mawar putih di depan Monas .

Setahun lebih sudah tidak pernah bertemu, sejak terakhir bertemu dia dengan sang gadis "segelas kopi dan rokok," di tahun 2011 Tuhan mempertemukan saya kembali. Dengan keadaan yang lebih menyenangkan dari sebelumnya, keadaan dimana saya sudah tidak lagi mencari peruntungan asmara karena saya sudah berlabuh dengan pria pemberi mawar putih. Awalnya saya memang ragu untuk mengizinkan dia menginap di rumah saya, tapi saya menganggapnya kawan lama, ada fikiran tidak enak sama pacar juga, tapi Ibu mengizinkan dan saya rasa si pacar cukup percaya bahwa hanya dia yang memiliki hati saya (cailah).

Sore itu, setelah pulang ujian saya menunggu dia di halte Sarinah, sembari menunggu, saya ingat-ingat rupanya, takut kalau saya salah panggil orang. Tidak lama, sosok itu, sosok yang tidak pernah berubah sejak pertama kali saya bertemu keluar dari bus dan menghampiri saya.

Sudah dua kali dalam setahun dia menempati kamar di lantai bawah, semua orang di rumah juga sudah tidak asing lagi. Saya merasa dia sudah bukan kawan saya, melainkan saudara saya dari luar kota.

Saya selalu tahu, apakah disukai atau tidak seseorang yang saya bawa ke rumah dari Ibu. Dari dia hendak pulang ke Jogja, Ibu menemani saya mencari tiket hingga memikirkan bekal makanan yang harus dia bawa pulang sebagai sangu di bus. Ibu juga banyak cerita tentang obrolannya dengan dia. Dan saya lebih merasa kalau dia sudah dianggap saudara oleh kami sekeluarga setelah beberapa kali ibu mengatakan kepada saya,

" Yah kita ga sempet foto bareng Dimas, ta .. Dimas itu udah ibu anggap anak sendiri. Ibu suka sama Dimas, karena dia benar-benar cowo Jogja. Bilang sama Dimas, kalo ke Jakarta tapi ga mampir ke rumah, Ibu marah sama Dimas ! "

Kamis, 09 Februari 2012

diary anak indigo perempaun

kau selalu mengejutkanku dengan kedatanganmu
aku benci padamu
kau selalu mengejutkaanku dengan kepergianmu
aku sangat benci padamu
kau tahu
aku sangat merana
aku sudah berusaha keras untuk tidak melihatmu
hanya untuk tidak melihatmu
tapi kau selalu datang di saat tak terduga
cih! apalagi kepergianmu
kalau kau mau tahu, siapa yang paling tersiksa ?
ya itu aku
hanya aku yang tahu tentangmu
hanya aku yang merasakan rasamu
kau tidak adil, karena kau tidak memberi tahu orang lain
bahwa kau mencintaiku
kau selalu mencintaiku
tapi kau hantu
aku tidak yakin kau punya hati
karena kau selalu menyembunyikannya
kau menyembunyikannya setelah kau pergi meninggalkanku untuk menjadi hantu
kau seperti memusuhiku ketika tak muncul
tapi kau seperti orang yang selalu mencintaiku ketika kau muncul
hantu macam apa kau ini ?
kau jadi hantu karena kau masih penasaran padaku
aku tahu itu
kau memang pandai berkelit
aku sudah mulai muak melihatmu
sudah bosan dengan arah pembicaraanmu yang selalu sama
kau hanya bicara tentang apa maumu
dan setelah kau puas
kau hilang seperti hantu di pagi hari
aku benci
sangat benci padamu
maka dari itu aku tidak lupa denganmu
karena kau hantu yang paling kubenci

Selasa, 07 Februari 2012

"Kotak Suara"

Putar ke kanan .. Aduh kelewatan. Mundur lagi putaranya .. Masih kurang jelas .. Putar pelan-pelan .. dan siip udah pas !


Pernah merasakan memutar lingkaran untuk menyamakan gelombang ? Pernah merasakan geregetnya mendengarkan sebuah program favorite ? Atau mungkin pernah tergila-gila dengan suara orang dalam suatu program ? Ra-di-o.

Ya .. Kalau saya pernah mengalami masa-masa itu. Saya ingat betul, sewaktu saya SD, Ibu saya menaruh radio tua di kamar. Memang sejak kecil saya suka musik, dan sejak SD saya sudah biasa di perdengarkan radio.

Saya ingat betul, waktu saya SD dianter jemput sekolah. Supir saya, gemar sekali mendengarkan radio, dari radio yang siarannya non stop sama dangdut, same radio yang isinya lagu-lagu Indonesia yang lagi hits. Supir saya dulu sering menyetel radio bensradio yang penyiarnya pake logat betawi dan hanya memutar lagu dangdut, radio ini juga punya program berpantun ria. Lalu ada I-Radio yang saat itu cukup tenar dengan penyiar bernama Rafiq kala itu, radio ini hanya memutar lagi Indonesia, dan biasa hanya di dengar di mobil saat pagi hari.

Selain supir saya, Ibu juga mengambil peran penting yang membuat saya gemar mendengarkan radio. Ya karena itu tadi, Ibu menaruh radio tua di kamar saya. Pada zaman saya SD, harga CD sangat mahal, masih jaman kaset dan saya lebih gemar mendengarkan radio untuk memantau lagu-lagu baru.

Kalau tidak salah, radio itu sudah seumuran atau lebih tua dari saya. Tapi radio itu sudah di setting gelombangnya ke radio Mustang FM dan jarang sekali di geser-geser gelombangnya, ya karena sulit sekali mencarinya. Tidak seperti radio-radio jaman sekarang yang tinggal pencet tombol auto atau manual, wah kalau itu harus dengan kesabaran. Kadang kesenggol geser sedikit saja, bisa membuat radio jadi kresek-kresek.

Sepertinya Ibu masih menyimpan radio itu, terakhir saya melihatnya saat saya masih tinggal di BSD yang kala itu Radio tua di taruh di kamar pembantu. Mungkin masih bisa beroperasi, tapi tentunya membutuhkan kesabaran yang lebih besar lagi untuk mencari gelombangnya.

(kalau tidak salah, sampai sekarang eyang saya masih mendengarkan radio dari radio tua seperti di atas )

You aren't bomsex, You just Bombastic, Monroe!

Wanita muda dengan rambut blonde, tahi lalat di bibi kirinya dan gaun putih yang sering kali mengembang ke atas waktu di abadikan oleh kamera. Marilyn Monroe, siapa tidak kenal dia ?

Sering kali saya melihat perempuan-perempuan masa kini mengenakan atribut dengan gambar wanita sexy itu. Tapi apa sebetulnya mereka tahu mengenai Marilyn Monroe itu sendiri ? Saya rasa kebanyakan dari mereka hanya tahu nama dan style nya saja.

Saya bukan pecinta Marilyn Monroe, tapi setidaknya saya tidak sekedar hanya tahu nama wanita itu saja. Sedikit saya berbagi, apa yang saya ketahui mengenai Marilyn Monroe.

Bom Sex. Sebagian masyarakat menganggap Marilyn Monroe sebagai artis film panas. Jujur saya belum pernah melihat film-film nya. Kalau kita googling tentang Marilyn Monroe, pasti kita akan menemukan beberapa fotonya dengan bertelanjang dada atau bugil. Menurut saya, itu biasa saja untuk ukuran artis papan atas seperti dia, karena sebagian besar actrees holywood pernah foto topless atau naked sekalipun. Entah itu sebagai suatu kewajiban atau symbol bahwa mereka semua memiliki bayaran tinggi.

Norma Jeane Mortenson adalah nama aslinya, lahir di California pada tanggal 1 Juni 1926. Marilyn sendiri mulai terkenal di tahun 40-an setelah dirinya di foto oleh seorang fotografer bernama David Conover.

Monroe mengidap paranoid yang membuat dia sering mencuci mukanya, dia sering berkeringat dan muncul titik-titik hitam di tubunya yang keluar karena penyakitnya tersebut.

Walaupun terkenal dengan keseksiannya itu, pada tahun 20-an Monroe lebih terkenal lagi karena bakat melucunya. Dia lebih sering bermain dalam film komedi.

Monroe meninggal pada tahun 1962, banyak spekulasi atas meninggalnya. Tapi kala itu, Monroe di percaya melakukan aksi bunuh diri karena overdosis obat tidur. Kabar simpang siur mengatakan kalai FBI yang membunuhnya karena Monroe diduga sebagai simpatisan komunis, ada juga yang mengatakan bahwa dirinya terlibat affair dengen Presiden Amerika John F Kennedy. Entah mana yang benar. Saya juga pernah baca, kalau Monroe ini pun hubungan dengan King of Rock N Roll, Elvis Presley. Kabarnya arwah Monroe masih sering bergentayangan, mungkin masih ada urusan yang belum dia selesaikan di dunia ini. Tapi apa boleh buat, dunianya sudah berbeda.

Marilyn Monroe memang terkenal bukan sebagai orang yang suci, bukan sebagai contoh yang baik, tapi Monroe sudah menjadi inspirasi bagi orang banyak. Salah satunya, Elthon John yang membuat lagu berjudul " Candle In the Wind " yang terinspirasi dari Marilyn Monroe.

Semoga kau tenang di alam sana, Monroe. Kau mempesona.

Sabtu, 04 Februari 2012

Tolong baca tulisanku, Tuhan !

Tuhan ..
Aku tahu kau tidak tidur, dan aku tahu selain bisa mendengar doaku, kau juga bisa membaca tulisanku.
Aku tidak ingin berdoa, karena aku tahu berdoa bukan dengan menulis seperti ini
Kau tahu ? aku hanya ingin kau membaca tulisanku ..
Tenang saja, kau tidak akan merasa kesulitan, karena tulisanku tidak menggunakan tulisan arab gundul.

Tuhan, mungkin aku terlalu banyak meminta, tapi mungkin itu lebih baik di banding aku harus meminta pada hal-hal yang bersifat musrik.
Kau tahu, aku merasa beruntung sekali, ah ini memang manusiawi, aku merasa beruntung ketika aku merasa kau sudah menepati janjimu.

Kau ingat ketika aku terpuruk, aku bersujud lama sekali kepadamu, dan Kau pasti ingat semua apa kata-kata yang keluar di fikiran dan dimulutku ketika aku bersujud dengan berlinang air mata.
Aku tahu kau berjanji padaku, bahwa kesedihanku akan Kau balas dengan kebahagiaan.
Dan aku tahu, Kau mengambil yang buruk dan berjanji memberikan yang lebih baik padaku.

Mungkin ini salahku, baru tersadar sekarang ini, janjimu sudah Kau tepati.
Kau sudah berikan aku kebahagiaan setelah aku bersedih, dan Kau juga sudah berikan pengganti dari hal buruk yang sudah Kau lepaskan dariku.

Tuhan ..
Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, dan aku hanya ingin Kau tahu bahwa aku sangat bersyukur atas semuanya.

Kau sudah membayar air mataku dengan senyum bahagia, Kau sudah membuatku sadar akan cinta dan kasih sayang banyak orang setelah merasa hancur kehilangan satu hati yang sudah terlalu lama kujaga dan Kau sudah memberikan teman-teman baru dalam hidupku yang sangat beragam.

Aku tahu Kau mencintaiku lebih dari aku mencintaiMu.
YOU ARE MY ONLY HOPE, MY DESTINY, and I'M YOURS


DOKTER NAFAS BUATAN

Beberapa jam yang lalu, saya menemani Ibu ke rumah sakit untuk check kondisinya yang sempat drop akibat tensi gula darahnya yang meningkat jauh dari batas normal, ma'lum Ibu sudah lama mengidap diabetes dan itu memang karena keturunan.

Saat di rumah sakit, Ibu memberitahu saya, bahwa dokter yang dulu menangani asma saya sewaktu saya kecil, ternyata praktek juga di rumah sakit itu sebagai dokter anak, nama dokter itu tertera di daftar dokter yang terpampang besar di tembok rumah sakit. Ya memang tidak banyak orang yang percaya saya mempunyai penyakit asma, memang semenjak saya SMA penyakit itu sudah jarang kambuh, tidak seperti ketika saya masih kecil.

Saya menderita penyakit asma yang lumayan parah sedari kecil, bukan saya saja, tetapi kedua mas-mas saya juga mengidapnya tetapi tidak separah saya. Ibu juga tidak mengerti dari mana penyakit itu datang, karena dari keluarga bapak atau ibu tidak ada yang mengidap penyakit asma.

Waktu kecil saya punya dokter anak yang khusus menangani asma saya, tempat prakteknya di daerah Tomang, saya masih ingat nama dokternya Dr. Marjanis, tapi kini beliau sudah bergelar Profesor.

Ketika saya berjalan-jalan melihat rumah sakit, suatu ruangan dengan penuh lukisan tokoh kartun di dinding dan ada sebuah miniatur kereta yang dijadikan sabagi timbangan, membuat saya teringat tempat dimana dokter Marjanis praktek. Saya lupa seberapa rutin kah saya mendatangi dokter Marjanis, tapi rasanya sering sekali. Saya masih ingat dengan nuansa anak yang ada di dalam ruangan tunggunya serta ruang prakteknya.

Tapi ada sesuatu yang mengingatkan saya akan rasa yang begitu menyakitkan, rasa yang pernah saya rasakan ketika saya kecil, rasa yang seharusnya tidak perlu dirasakan oleh anak kecil seumuran saya dikala itu. Saya ingat sekali, kala itu asma saya sedang kambuh, saya benar-benar tidak bisa bernafas, rasanya seperti ada yang mencekik hingga nafas sulit sekali melewati paru-paru dan kerongkongan. Saya di bawa ke tempat dokter Marjanis, di baringkan di kasur yang beralas perlak di ruangan yang sudah tidak asing untuk saya. Dokter menutup mulut dan hidung saya dengan sesuatu yang terbuat dari plastik bening dengan selang yang menyambung ke suatu tabung besar, ketika itu juga saya seperti merasa di sekap, saya tidak tahu alat apa yang dipasangkan, tapi itu tidak membantu saya bernafas. Saya ingat betul bagaimana rasanya, yang bisa saya lakukan hanya menangis, saya terlalu cengeng memang. Rasanya saat itu, nafas saya sudah tidak akan lagi keluar dan mungkin saya akan mati. Tapi ternyata Alhamdulillah saya masih diijinkan Allah untuk hidup.

Tidak banyak yang saya ingat ketika bersama Dr. Marjanis, tapi rasa ketika saat itu mungkin tidak akan pernah bisa saya lupakan. Dan saya bersyukur penyakit tu sudah jarang kambuh, karena ketika asma saya kambuh, saya benar-benar lemah, bahkan ketika naik tangga saja, nafas saya seperti orang habis lari marathon.

Btw, tadi ibu saya mengajak saya, kapan-kapan datang memberi kue untuk Dr. Marjanis dan sekedar ingin tahu saja, apa dia masih ingat dengan saya, apa masih ingat dengan anak perempuan cengeng yang nafasnya bunyi seperti kucing ..

PILIHAN GANDA

Saya pernah berfikir, mungkin saya adalah orang yang tidak akan bertahan hidup.
Fikiran itu muncul karena beberapa kali saya membaca dan mendengar orang-orang bijak mengatakan, bahwa hidup adalah pilihan. Dan saya adalah orang yang tidak bisa memilih, saya benci pilihan, apalagi dihadapkan pada dua pilihan.

Kalian tahu saking bencinya saya pada pilihan, saya sangat lemah pada pertanyaan pilihan ganda. Benci sekali dengan itu, mungkin itu kenapa alasan nilai saya tidak begitu cemerlang.
Menurut saya, pilihan itu hanya akan membuat seseorang memiliki pemikiran yang sempit, pemikiran yang hanya terpaku pada pilihan yang sudah disediakan.

Saya bersyukur sekali, ketika mengenal dunia perkuliahan, saya jarang sekali malah hampir tidak pernah menemukan soal ujian seperti saat masih duduk di bangku sekolah dulu. Mungkin itu hanya sedikit diantara alasan saya menyukai perkuliahan. Saya sangat merasa senang, ketika apa jawaban saya tidak lagi terpaku pada pilihan-pilihan yang sudah dibubuhkan di lembar pertanyaan, saya bebas menjawabnya dengan apa yang saya tahu dan apa yang saya mau tulis.

Tetapi ternyata itu tidak selalu menyenangkan hati saya, dan ternyata saya lupa dengan perbedaan pemikiran seseorang. Sering kali jawaban saya itu tidak lebih bagus dari teman yang jelas-jelas hanya menulis persis sama dengan apa yang di buku atau si dosen memiliki pemikiraan yang beda. Kuno sekali !

Mungkin hal serupa juga diterapkan pada kehidupan. Contoh saja, harus memilih dua orang yang mencintai kita, atau mungkin yang lebih sederhana, harus memilih teman bermain. Ah itu menyebalkan sekali !

Tuhan itu ibarat dosen, kata-kata yang kita pilih untuk memenuhi lembar jawaban belum tentu seperti apa yang Tuhan inginkan dan nilai yang kita harapkan juga belum tentu sesuai dengan harapan. Sering kali kan kita lihat seseorang yang mungkin tidak sepintar kita atau tidak sekaya kita atau tidak serupawan kita tapi mereka lebih beruntung dari kita, mereka mendapatkan nilai yang lebih.

Tapi percaya atau tidak, dosen itu lebih tahu mana orang yang benar-benar paham dan mana yang tidak walaupun tidak dengan nilai di secarik kertas ujian ..

Oiya mengenai saya benci pilihan, mungkin untuk menjawab suatu pilihan itu saya harus selalu mengikut sertakan hati, pikiran dan Dia-yang-paling-tahu-mengenai-segalanya.