Photobucket

Rabu, 31 Agustus 2011

Tunjangan Hari Raya

Sebelumnya saya ingin mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri 1432 H. Karena masih dalam hari lebaran, saya mencoba menulis mengenai tradisi di hari lebaran.

Tunjangan Hari Raya. Siapa yang tidak menanti moment lembaran uang dalam amplop dibagikan di hari raya. Bukan hanya untuk anak kecil, tetapi untuk sebagian orang dewasa yang haus akan uang, moment seperti ini juga berharap-harap mendapatkan amplop juga.

Sebetulnya, dari mana THR ini muncul juga saya tidak tahu, bahkan sebelum saya blog-ing, sempet mencar asal mula THR, yang ditemukan hanya mengenai gaji karyawan. Atau mungkin sebetulnya memang THR itu hanya untuk para pekerja ? ..

Tapi itu tidak mungkin kalau di jadikan asal mula di keluarga saya, pasalnya para pekerja itulah yang seharusnya memberikan THR untuk para sanak saudara yang belum bekerja. Malah biasanya untuk anak seumuran saya, yang sebetulnya diumur nanggung, belum bekerja tapi sudah 'tua', tetap saja dijadikan alasan untuk tidak bisa mendapatkan amplop seperti saudara yang masih kecil hingga remaja.

Sepintas saya sempat mempunyai fikiran sisi negatif dari si amplop itu, bukan kah secara tidak sadar, uang - uang itu yang terkadang tidak seberapa, menjadi awal mula anak-anak menjadi pribadi yang 'mata duitan', atau menjadi pamrih karena kalau tidak datang ke acara halal bihalah pasti kelewatan sejumlah uang yang akan dibagikan.

Kalo dari segi positif nya mungkin, hanya untuk para yang mengasih saja, halusnya belajar bersedekah. Bukan begitu ?

Lepas dari positif dan negatif uang hari raya itu. Saya yakin setiap orang punya cerita masing - masing mengenai THR tersebut, dan tentunya saya juga punya cerita ..

.....................................................................................................................................................................

Sewaktu kecil, saya diajarkan Ibu untuk menghitung berapa banyak hari yang bisa saya lewatkan dengan berpuasa penuh maupun setengah. Setelah itu, total dari hari itu lah yang menyimpulkan berapa rupiah kah saya memperoleh uang THR. Walaupun saya selalu lebih kecil jumlah puasanya di banding ke tiga saudara laki-laki saya. Ironis.

Perhitungan itu hanya berlaku tidak lama, karena walaupun menghitung, tetap saja Ibu memberikan uang dengan jumlah yang berbeda menurut umur kami ber-empat. Dan tentunya, uang saya eroleh tidak jauh berbeda dengan uang adik saya.

Sedari kecil, saya memang tidak termasuk dalam golongan orang yang senang menyimpan uang. Saya sangat gemar jajan, apapun itu jajanannya, saya suka. Tidak jarang, warung - warung sekitar tempat tinggal saya hafal.

Sewaktu saya masih kecil, tepatnya sampai SD kelas 6. Setelah menerima uang THR, saya tidak perlu waktu lama untuk menggunakan uang itu. Biasanya saya mulai dengan jajanan warung, seperti chiki, permen atau cokelat. Beda dengan jajanan di Jogja. Kebetulan waktu kecil saya lebih sering berlebaran di Jogja, jajanan yang paling saya suka hingga detik ini adalah arem -arem di warung dekat rumah eyang saya. Arem - arem itu sejenis lontong, tetapi berisikan tempe dengan sedikit lombok ( cabe ).

Setelah saya mengenal handphone, maka jajanan itu berganti dengan nominal pada telfon yang tidak lain adalah pulsa. Beranjak dewasa, saya pasti akan menghabiskan uang THR untuk membeli pulsa dengan nominal besar. Entahlah saya tidak ingat, siapa saja yang saya telfon hingga pulsa itu tidak lama sudah habis.

Kalau sekarang, sudah umur berkepala 2, malah bingung ketika sudah memegang uang THR. Ya lebih sering dihabiskan untuk sekedar mencari hiburan diluar. Seperti nonton, sekedar nongkrong di salah satu mini market 24 jam, Atau menraktir orang-orang terdekat.

Mungkin tidak lama lagi, harus saya yang membagikan THR tersebut. Mungkin tidak lama lagi, tas saya tidak akan penuh dengan amplop untuk saya ketika lebaran, tetapi amplop yang sudah saya tulis nama-nama keponakan.

Bersiap - siap lah, InsyaAllah kita masih selalu bertemu dengan bulan Ramadhan yang penuh berkah. Sekali lagi saya ucapkan, Selamat Hari Raya Idul Fitri, happy spend ur money :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar