Photobucket

Senin, 30 Januari 2012

GALIH

Galih, kabarnya kau mencariku.
Maaf aku tidak pernah menjawab pesan darimu.

Galih, saat ini aku terjaga dari tidurku, aku terus memikirkanmu.
Aku teringat hari-hari yang kulewati bersamamu ketika kita masih mengenakan seragam putih abu-abu. Setiap waktu yang kulewati bersamamu pada masa itu sungguh terasa sangat berharga. Tidak pernah aku merasakan hidup begitu indah layaknya langit di musim panas.

Tidak mudah untuk mendapatkanmu di kala itu, Galih. Dan aku bersyukur karena berhasil menarik hatimu hingga kau menjadi kekasihku. Tapi sayang, aku terlalu lamban untuk bersyukur dan mungkin Tuhan tidak punya waktu lagi untuk menunggu rasa syukurku atas kamu.

Galih, ingatkah kau ketika menyanyikan lagu untukku dengan gitar kesayanganmu ? Aku selalu berandai-andai suatu saat nanti akan mendengar suaramu kembali melantunkan sebuah lagu untukku.

Sudah lama sekali aku tidak bertemu denganmu, Galih.
Bagaimana rupamu sekarang ? Apa kau masih di kelilingi oleh para wanita ?
Apakah kau masih menginginkanku sama seperti di ulang tahunku yang ke 17 ?

Galih, seandainya suatu saat aku menikah dengan orang lain, apa yang harus aku lakukan untuk berhenti terjaga dan memikirkanmu ? Dimana harus aku sembunyikan surat-surat cinta darimu yang dulu sering kau berikan untukku ? Dan bagaimana cara aku menahan air mata rinduku kepadamu ?

Jika kita bertemu nanti, di pernikahanku, jangan pernah tanyakan cintaku padamu, karena itu sama saja bertanya pada rumput yang bergoyang, tak kan ada jawabnya ..

Jika kita bertemu nanti, ketika aku masih sendiri, boncengi aku dengan sepeda kumbangmu, seperti dulu. Dan berjanji lah untuk tidak akan pernah meninggalkanku sendirian lagi di trotoar jalan.

RATNA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar