Photobucket

Minggu, 29 Januari 2012

Aku, Ibu dan Ayah

Diluar hujan ..
Aku mencoba mengingat wajahmu, tapi belum sempat kuingat dengan jelas, air mata sudah mengalir.

Sudah sebesar ini, aku masih saja menginginkanmu.
Sudah lupa pula berapa detik, menit dan jam yang kulalui tanpamu.

Aku iri ketika melihat orang lain menggenggam tangan perempuan cantik yang statusnya sama denganmu.
Aku iri ketika melihat orang lain di peluk hangat oleh perempuan cantik yang statusnya sama denganmu.
Aku juga iri ketika mereka masih memiliki perempuan cantik yang statusnya sama denganmu.

Kata orang, aku tumbuh tidak dengan cinta seperti apa yang mereka rasakan ..
Kata orang, aku tidak lembut karena kau tidak mendampingiku ketika aku tumbuh ..

Tapi aku tahu itu semua bohong, tahu apa mereka tentangku.
Aku memiliki segunung cinta yang kau tinggalkan, aku hanya perlu waktu untuk menumpahkan pada perempuan yang setidaknya memiliki cinta sepertimu.

Kau tahu betapa sedihnya aku ketika kehilanganmu, tapi lambat laun aku sadar ada orang yang lebih hancur ketika kehilanganmu.
Kau itu belahan jiwanya, kau separuh hatinya dan kau adalah setengah nafas untuknya.
Aku hanya buah dari cinta kau dan dia.
Aku merindukanmu, tapi dia jauh lebih merindukanmu.
Ya .. Ayah merindukanmu, bu !

Kau tahu tidak bagaimana aku merayakan kelulusanku ? Aku pergi makan bersama Ayah
Kau tahu tidak bagaimana aku melewatkan ospek pertamaku ? Aku dibantu Ayah
Kau tahu tidak bagaimana aku berkencan pertama kali ? Aku kenalkan gadis itu pada Ayah
Dan Kau tau tidak bagaimana aku merayakan " hari Ibu" ? Aku merayakannya dengan Ayah

Aku terlalu mencintaimu, Ibu. Maka aku akan menjaga Ayah, karena aku tahu dia adalah belahan jiwamu, separuh hatimu dan dia adalah setengah nafasmu yang tersisa di dunia ..

(saya menulis ini untuk para anak laki-laki yang kehilangan Ibunya, tetapi masih memiliki Ayah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar