"Ini dosaku, tapi dia tak berdosa .. "
Mungkin tidak lama lagi "dia yang di dalam" akan segera keluar dan aku tidak menderita lagi.
Harusnya yang menderita itu bukan aku, melainkan dia yang "membuntingi" ku.
Ah .. apes banget hidup sama laki-laki itu. Sekarang, dia malah enak makan gratis di balik pagar besi. Sedangkan aku, harus ngemis ngutang sana-sini untuk makan.
Seandainya saat itu tidak 'terlalu keenakan' sampai lupa pake pengaman, mungkin ini semua tidak akan menimpaku. Mungkin aku tidak akan segemuk sekarang.
Jijik sekali melihat tubuhku di kaca, dua kali dari tubuhku sebelumnya.
Hanya payudaraku saja yang terlihat jauh lebih montok dari sebelumnya, ya bolehlah ..
Rasanya perut ini aneh, tidak seperti biasanya. Sudah bolak-balik ke kamar mandi, rasanya ingin 'mules' tapi tidak bisa buang air besar, malah air dan air yang keluar ..
........................................................................
Jakarta, 11 Juni 2010
Sembilan bulan sudah perut ini membesar.Mungkin tidak lama lagi "dia yang di dalam" akan segera keluar dan aku tidak menderita lagi.
Harusnya yang menderita itu bukan aku, melainkan dia yang "membuntingi" ku.
Ah .. apes banget hidup sama laki-laki itu. Sekarang, dia malah enak makan gratis di balik pagar besi. Sedangkan aku, harus ngemis ngutang sana-sini untuk makan.
Seandainya saat itu tidak 'terlalu keenakan' sampai lupa pake pengaman, mungkin ini semua tidak akan menimpaku. Mungkin aku tidak akan segemuk sekarang.
Jijik sekali melihat tubuhku di kaca, dua kali dari tubuhku sebelumnya.
Hanya payudaraku saja yang terlihat jauh lebih montok dari sebelumnya, ya bolehlah ..
Rasanya perut ini aneh, tidak seperti biasanya. Sudah bolak-balik ke kamar mandi, rasanya ingin 'mules' tapi tidak bisa buang air besar, malah air dan air yang keluar ..
........................................................................
Jakarta, 11 Juni 2011
Setahun yang lalu, pertama kalinya aku merasakan berjuang begitu keras untuk sesuatu yang tidak aku harapkan.
Nafasku hampir habis, untuk yang satu itu.
Aku tidak begitu jelas melihat apa yang terjadi, semua terlihat samar.
Besok paginya, ketika aku sudah merasa lebih baik, seorang perawat masuk membawa sesuatu yang di bungkus kain berwarna biru langit.
Ditaruhlah sesuatu yang di bawanya di samping pundakku.
Sesosok manusia berukuran kecil ternyata di dalam kain biru itu.
Ada yang aneh ketika aku melihatnya, wajahnya mirip denganku.
Mirip dengan aku dalam album foto di rumah Ibu yang bertuliskan "ELLI WAS BORN" ..
Seketika tubuhnya yang kecil bergerak seperti menggeliat.
Bibirnya yang mungil mulai membentuk senyuman kecil.
Saat itu juga semua buyar, semua es kebencianku atas semua kejadian yang menimpaku rasanya ambruk, hancur berkeping-keping.
Air mataku menetes, membasahi pipiku.
Spontan kupeluk manusia kecil terbungkus di sebelahku, mulutku terbuka dan mengucapkan "Kau seorang bayi, kau Elli junior, anakku .. "
Dan ketika aku menulis lembaran diary ini, Elli kecilku sudah semakin besar.
Matanya berwarna cokelat muda, persis seperti mataku.
Seandainya waktu bisa kuputar kembali, aku tidak akan menulis seperti lembaran setahun yang lalu.
Ternyata mengandung Elli bukan penderitaan untukku, itu hadiah spesial yang Tuhan berikan untukku.
Aku memang berdosa, tapi Elli tidak, dan dia adalah titipan Tuhan untuk menebus dosaku.
Nafasku hampir habis, untuk yang satu itu.
Aku tidak begitu jelas melihat apa yang terjadi, semua terlihat samar.
Besok paginya, ketika aku sudah merasa lebih baik, seorang perawat masuk membawa sesuatu yang di bungkus kain berwarna biru langit.
Ditaruhlah sesuatu yang di bawanya di samping pundakku.
Sesosok manusia berukuran kecil ternyata di dalam kain biru itu.
Ada yang aneh ketika aku melihatnya, wajahnya mirip denganku.
Mirip dengan aku dalam album foto di rumah Ibu yang bertuliskan "ELLI WAS BORN" ..
Seketika tubuhnya yang kecil bergerak seperti menggeliat.
Bibirnya yang mungil mulai membentuk senyuman kecil.
Saat itu juga semua buyar, semua es kebencianku atas semua kejadian yang menimpaku rasanya ambruk, hancur berkeping-keping.
Air mataku menetes, membasahi pipiku.
Spontan kupeluk manusia kecil terbungkus di sebelahku, mulutku terbuka dan mengucapkan "Kau seorang bayi, kau Elli junior, anakku .. "
Dan ketika aku menulis lembaran diary ini, Elli kecilku sudah semakin besar.
Matanya berwarna cokelat muda, persis seperti mataku.
Seandainya waktu bisa kuputar kembali, aku tidak akan menulis seperti lembaran setahun yang lalu.
Ternyata mengandung Elli bukan penderitaan untukku, itu hadiah spesial yang Tuhan berikan untukku.
Aku memang berdosa, tapi Elli tidak, dan dia adalah titipan Tuhan untuk menebus dosaku.
(inspired by women who pregnant before marriage)