Photobucket

Rabu, 31 Agustus 2011

Tunjangan Hari Raya

Sebelumnya saya ingin mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri 1432 H. Karena masih dalam hari lebaran, saya mencoba menulis mengenai tradisi di hari lebaran.

Tunjangan Hari Raya. Siapa yang tidak menanti moment lembaran uang dalam amplop dibagikan di hari raya. Bukan hanya untuk anak kecil, tetapi untuk sebagian orang dewasa yang haus akan uang, moment seperti ini juga berharap-harap mendapatkan amplop juga.

Sebetulnya, dari mana THR ini muncul juga saya tidak tahu, bahkan sebelum saya blog-ing, sempet mencar asal mula THR, yang ditemukan hanya mengenai gaji karyawan. Atau mungkin sebetulnya memang THR itu hanya untuk para pekerja ? ..

Tapi itu tidak mungkin kalau di jadikan asal mula di keluarga saya, pasalnya para pekerja itulah yang seharusnya memberikan THR untuk para sanak saudara yang belum bekerja. Malah biasanya untuk anak seumuran saya, yang sebetulnya diumur nanggung, belum bekerja tapi sudah 'tua', tetap saja dijadikan alasan untuk tidak bisa mendapatkan amplop seperti saudara yang masih kecil hingga remaja.

Sepintas saya sempat mempunyai fikiran sisi negatif dari si amplop itu, bukan kah secara tidak sadar, uang - uang itu yang terkadang tidak seberapa, menjadi awal mula anak-anak menjadi pribadi yang 'mata duitan', atau menjadi pamrih karena kalau tidak datang ke acara halal bihalah pasti kelewatan sejumlah uang yang akan dibagikan.

Kalo dari segi positif nya mungkin, hanya untuk para yang mengasih saja, halusnya belajar bersedekah. Bukan begitu ?

Lepas dari positif dan negatif uang hari raya itu. Saya yakin setiap orang punya cerita masing - masing mengenai THR tersebut, dan tentunya saya juga punya cerita ..

.....................................................................................................................................................................

Sewaktu kecil, saya diajarkan Ibu untuk menghitung berapa banyak hari yang bisa saya lewatkan dengan berpuasa penuh maupun setengah. Setelah itu, total dari hari itu lah yang menyimpulkan berapa rupiah kah saya memperoleh uang THR. Walaupun saya selalu lebih kecil jumlah puasanya di banding ke tiga saudara laki-laki saya. Ironis.

Perhitungan itu hanya berlaku tidak lama, karena walaupun menghitung, tetap saja Ibu memberikan uang dengan jumlah yang berbeda menurut umur kami ber-empat. Dan tentunya, uang saya eroleh tidak jauh berbeda dengan uang adik saya.

Sedari kecil, saya memang tidak termasuk dalam golongan orang yang senang menyimpan uang. Saya sangat gemar jajan, apapun itu jajanannya, saya suka. Tidak jarang, warung - warung sekitar tempat tinggal saya hafal.

Sewaktu saya masih kecil, tepatnya sampai SD kelas 6. Setelah menerima uang THR, saya tidak perlu waktu lama untuk menggunakan uang itu. Biasanya saya mulai dengan jajanan warung, seperti chiki, permen atau cokelat. Beda dengan jajanan di Jogja. Kebetulan waktu kecil saya lebih sering berlebaran di Jogja, jajanan yang paling saya suka hingga detik ini adalah arem -arem di warung dekat rumah eyang saya. Arem - arem itu sejenis lontong, tetapi berisikan tempe dengan sedikit lombok ( cabe ).

Setelah saya mengenal handphone, maka jajanan itu berganti dengan nominal pada telfon yang tidak lain adalah pulsa. Beranjak dewasa, saya pasti akan menghabiskan uang THR untuk membeli pulsa dengan nominal besar. Entahlah saya tidak ingat, siapa saja yang saya telfon hingga pulsa itu tidak lama sudah habis.

Kalau sekarang, sudah umur berkepala 2, malah bingung ketika sudah memegang uang THR. Ya lebih sering dihabiskan untuk sekedar mencari hiburan diluar. Seperti nonton, sekedar nongkrong di salah satu mini market 24 jam, Atau menraktir orang-orang terdekat.

Mungkin tidak lama lagi, harus saya yang membagikan THR tersebut. Mungkin tidak lama lagi, tas saya tidak akan penuh dengan amplop untuk saya ketika lebaran, tetapi amplop yang sudah saya tulis nama-nama keponakan.

Bersiap - siap lah, InsyaAllah kita masih selalu bertemu dengan bulan Ramadhan yang penuh berkah. Sekali lagi saya ucapkan, Selamat Hari Raya Idul Fitri, happy spend ur money :)

Sabtu, 27 Agustus 2011

Introspeksi via Jejaring Sosial

Ah .. ternyata jejaring sosial itu selalu membuat saya tertarik untuk membicarakannya. Banyak hal yang bisa saya dapat dari jejaring sosial tersebut. Mungkin kalau ada pembahasan mengenai yang satu ini, sangat menarik dan bisa jadi satu buku yang berwarna. Lucu, menyulut emosi, romance dan sedih.

Kalau beberapa waktu lalu, saya memang sempat menjadi tweet addict. Dan karena itu sudah beberapa orang memilih untuk meng-unfollow saya. Menyedihkan bukan ? ..

Itu bohong jika ada yang mengatakan, " Gw di unfollow juga ga rugi, gapapa ..". Munafik. Setiap orang yang punya perasaan dan otak, pasti merasakan ketidak enakan dan guilty feeling ketika harus berkurang followers nya, kecuali orang-orang yang tidak mengoprasionalkan otak dan perasaanya secara benar.

Bayangkan saja, kita bisa menikmati, lika-liku kehidupan beberapa following kita yang sangat aktif dalam memberikan kicau-an mereka. Malah, bukan kicau yang mereka berikan, melainkan curhatan semata. Berantem dengan kekasihnya, anda bisa lebih menikmati lagi ketika, kicau itu di mention ke pasangannya, kita bisa tahu seperti apa wajah sang kekasih atau kita bisa ikut-ikutan menjuddge dalam hati. Atau mungkin orang fikirannya sangat kotor, biasanya terlihat sangat aktif dalam menyikapi berita atau tweet dari temannya yang berbau pornografi. Entahlah, apa mungkin beberapa zaman akan datang, orang bisa jadi psikolog dadakan hanya dengan memperhatikan accoun jejaring sosial orang tersebut.

Untungnya, saya menggunakan salah satu aplikasi untuk twitter yang bisa mengetahui, presentasi dan rate kita dalam mengoceh di twitter. Beberapa bulan lalu, saya memiliki rate 'maniak' dengan presentasi 50 lebih tweet/hari. Dari situ saya menocba mengintrospeksi diri, dan sadar betul, betapa buruknya saya berkicau yang tidak penting (sebagian besar). Sampai detik ini, saya mencoba untuk mengunrangi kicau-an saya yang tidak terlalu penting itu, dan selalu memonitor angka dan rating itu tentunya. Sekarang, rate itu berubah menjadi 'tweet aktif' dan berkurang angkanya menjadi '40'. Menyenangkan, di tambah lagi, kiacau-an saya beberapa kali mendapat bintang dari followers saya. Aduh terlalu menyombongkan diri saya ya ? I'm sorry, tapi sebetulnya bukan itu yang ingin saya bicarakan.

Walaupun saya jarang memberikan kicau saya itu, saya sering melihat-lihat time line di waktu senggang. Ternyata banyak juga ya, yang sebetulnya lebih parah dari saya. Sampai detik ini saya sudah meng-unfollow beberapa followers saya. Maaf betul, tapi saya sangat benci RT abuser dan saya benci orang yang sombong.

Jika saja, semua orang itu bisa introspeksi, minimal dari kicau-an nya saja di jejaring sosial, mungkin semakin banyak orang-orang yang berkepribadian lebih baik.

Ps: Dosen saya kemarin berkata, bahwa setiap orang itu pasti akan berubah, tergantung dia memilih untuk berubah menjadi lebih baik atau buruk seiring dengan bertambhanya umur mereka. Untuk orang-orang yang tidak berubah, dan tidak ingin berubah, maka sangat disayangkan, dia tidak akan melihat potensi dirinya sendiri dengan baik.

Ketika yang tetap sudah tidak lagi ada

Ketika orang tua kalian masih memiliki pekerjaan tepat, masih memiliki penghasilan tetap, saat itu juga hidupmu masih sempurna. I mean, sempurna secara materi.

Saya sendiri belum tahu bagaimana kalau satu atau keduanya sudah tidak ada, mungkin rasa ketidak sempurnaan itu akan jauh lebih terasa dibanding ketika orang tua kalian sudah tidak punya penghasilan tetap karena termakan usia.

Mungkin beda rasanya, ketika sudah selesai masa pendidikan dan sudah memiliki penghasilan sendiri, ditambah karier anda sukses. Tetapi menjadi anak dari seorang ayah yang sudah pensiun dan Ibu yang sudah tidak lagi memiliki pemasukan dari usaha yang dijalankannya selama ini, sedangkan diri sendiri masih harus menyelesaikan pendidikan dengan mengandalkan mereka, itu rasanya seperti makan nasi akik. Kalau tidak makan bisa mati, tetapi kalau dimakan rasanya bukan main. Pada intinya, pasti harus makan.

Rasa penyesalan itu memang datangnya terakhir, ah itu klise. Tapi memang begitu. Saya menyesal ketika sekarang, harus sulit sekali meminta uang untuk membeli apa yang saya inginkan, mungkin bisa saja diberikan, tetapi rasa yang empati itu mengalahkan segalanya.

Ketika orang tua kalian sudah menjadi pensiunan, tidak ada pemasukan, hanya mengandalkan tabungan. Maka bagi saya, yang dulu selalu suka dengan 'kesenangan', untuk sekarang ini, membeli satu kaleng bir atau satu botol vodka di mini market dan meminumnya sambil bercengkarama dengan kawan, rasanya seperti hanya akan menggoreskan luka untuk kedua orang tua.

Dan ketika semua sudah terjadi, masa yang akan dialami semua orang tua dan keluarga. Saya yakin, yang diperlukan hanya pengertian dan sabar.

Tapi perlu diingatkan, bahwa sabar, bukan lah menulis status jejaring sosial dengan 'insyaAllah saya sabar ..' atau 'sabar .. '. Sabar, ikhlas, dan toleransi itu bukan hanya untuk diperlihatkan ke orang lain dengan ucapan, tetapi dengan perbuatan.

ps: untuk kalian yang masih memiliki orang tua yang masih berpenghasilan, mulai lah mengurangi pengeluaran kalian, jika terlalu sering menghamburkan uang, rasa penyesalan itu akan terasa begitu sakit.


Kamis, 25 Agustus 2011

Slut ?

Beberapa hari ini saya sedang gemar menonton film series ternama yang dibintangi Sarah Jessica Parker, Sex and The City. I fallin love with that movie. Bukan karena sex yang kental didalamnya, tapi pemikiran-pemikiran dari empat karakter wanita yang berbeda.

Semua yang ditulis Carrie Bradshaw cukup membuat otak saya berputar, berfikir ' Really ? ' or ' I'm agree ! '

Well disini bukan fim itu yang akan saya bahas, tetapi beberapa scene film itu yang membuat saya berfikir dan terus berfikir. Yeah. I'm a thinker holiq.

Pernahakah kita berfikir atau merasa, bahwa sesunggunya kita yang beberapa kali berganti pasangan, tidak jauh berbeda dengan 'Pelacur', atau kita sesungguhnya pantas dikatakan 'Bitch'. Kenapa saya mengatakan demikian ? Coba kita flashback, sudah berganti berapa pasangan kah kita dan sudah berapa kali kita menyakiti perasaan orang yang dulunya kita 'habisi' itu. Atau mungkin, sudah berapa kali anda selingkuh dalam suatu hubungan ? even just kissing on the phone or message ..

Untuk para pria atau pun wanita, coba berfikir, berapa kali anda memutuskan kekasih anda, yang dulu saling menyentuh, lalu hidupnya berubah seketika menjadi kelabu, hanya karena anda ? Mungkin anda bisa berfikir, itu bukan salah anda atau thats not my business. Tapi pada kenyataanya, itu adalah akibat yang anda lakukan, dan pasti ketika anda mati pun akan dipertanyakan.

Kita tidak perlu munafik, bahwa gaya pacaran dari dulu sampai sekarang pasti minimal ada bumbu Kissing or touching. Nah .. kalo kita tidak pantas di panggil Bitch, coba fikir, dari sekian kali anda pacaran, berapa kali yang mengikuti alur cerita pacaran secara nyata ?

Mungkin ada yang kontra dengan argumen saya, mungkin anda kontra karena menurut anda, seorang yang dikatakan Bitch itu adalah mereka yang berhubungan dengan ' Sex and Money '. Tapi pernahkah anda berfikir, bahwa suatu hubungan percintaan, pasti juga mengikut sertakan dua unsur serupa. Ingat, Kissing itu udah termasuk dalam bagian sex.

whoever we are, you should never judge others, because maybe we are not different with them, Save sex, guys :)

Sabtu, 20 Agustus 2011

PENONTON TERINSPIRASI


Mungkin benar apa kata Joni di Janjinya ( Janji Joni ). Bahwa sebuah film itu bisa menginspirasi orang yang menontonnya, ya secara simple, katakanlah bahwa film bisa memperngaruihi penontonnya.

Kenapa saya bilang begitu ? begini ceritanya,
Saya memiliki account dimana berbagi apapun yang kita suka. Video, gambar, text, quotes dll. Hari ini saya memperhatikan beberapa orang-orang yang saya kenal, yang juga memiliki account serupa. Atau begini saja saya cerita, saya akan memberikan beberapa judul film yang mempengaruhi penontonnya.


( 500 Days Of Summer )

Film satu ini memang menjadi salah satu film favorite saya. Dan Movie quotes yang saya berikan menjadi salah satu foto yang sering sekali di share oleh para orang-orang yang saya kenal, yang memiliki status Jomblo. Bukan hanya Jomblo saja, bahkan beberapa orang yang memang saya tahu, lebih suka 'bermesraan' tanpa ada status juga menyukai quotes ini.

Ada dua fikiran dalam otak saya. Pertama, mungkin perilaku mereka yang lebih menyukai 'HTS' di inspirasikan dari film ini. Kedua, mereka memang pada dasarnya sudah menyukai 'HTS' an sebelum adanya film ini, maka diperkuatlah paham-paham yang mereka miliki itu dengan film ini.


( Realita Cinta dan Rock N Roll )

Film karya Upi ini memang menurut saya menjadi inspirasi dari segala life style di Ibukota. Waktu jaman film ini, mulai marak pria-pria yang dengan bangganya memperlihatkan bokser warna-warni nya. Bahkan ketika berfoto, mereka tidak malu-malu lagi untuk berfose mirip dengan Junot & Vino diatas. Sayangnya, tidak semua cowo-cowo itu bermuka layaknya sang aktor.

Tidak ketinggalan dengan mobil yang dikenakan dua pejantan ini dalam film, Holden. Hebat luar biasa bagi cowo-cowo Jakarta yang pake mobil Holden. Sayangnya, saya tahu betul seberapa rewelnya mobil itu, sepertinya tidak terlalu cocok untuk jalanan Ibukota.

Kalo argumen saya seputar film ini, Jujur film ini bagus banget. Tapi seperti membuka peluang untuk para anak 'broken home' untuk berlaku sama seperti aktor-aktor ganteng tersebut, walaupun masih berseragam putih abu-abu.



( Radit dan Jani )

Masih karyanya upi. Yeah Upi always Rocks ! Film ini memang cukup menginspirasi para pasangan-pasangan muda yang sebetulnya saling merendahkan, panggilan sayang " Bodoh". Agak kasian juga ya, tapi untuk sebagian pasangan mungkin itu lucu. Dan beberapa pasangan juga seperti berlomba-lomba berfashion street ria dan mengatakan kalau mereka adalah " Radit dan Jani". Atau mungkin, couple shirt juga bisa diaplikasikan oleh para pasangan muda. Padahal kalo diperhatikan, orang tua kita mungkin juga sering melakukan itu, cuma bedanya, mereka hanya memadukan warna senada atau batik yang sama untuk ke sebuah acara.



( Janji Joni )

Kurang etis kalo film yang memaparkan paradigmanya soal Inspirasi ini tidak saya bahas. Mungkin dari sekian durasi film ini, yang paling memeberikan Inspirasi itu, helm yang dikenakan si Joni. Waktu itu, saya juga smepat mencari helm seperti itu, ternyata di daerah seperti di Jogja, helm seperti itu sudah biasa sekali.


Masih banyak lagi film yang menginspirasi para penontonnya, lain waktu saya akan bahas.




Jumat, 19 Agustus 2011

Ibadah yang dijadikan alasan

Siang tadi saya sempat menonton berita, persoalan yang ditayangkan mengenai suatu kelompok yang mengatas namakan suatu agama, melakukan tindah yang ka-ta-nya di dasarkan untuk "ibadah".

Sayang sungguh sayang, yang terekam di kamera itu, menurut saya bukan "Ibadah" melainkan hanya perusakan, tindak paksa dan perilaku orang tidak beragama. Bahkan mungkin orang yang tidak beragama bisa lebih baik dari itu. Bisa lebih menghormati orang lain.

Sedih sekali rasanya setiap kali membaca, melihat atau mendengar berita serupa. Malu. Sekelompok orang itu mengatas namakan agamanya sejenis dengan agama saya, tapi mengapa perilakunya seperti itu ?

Selama bulan ramadhan , saya beberapa kali pulang malam melewati jalur kemayoran-pasar baru. Seharusnya kelompok seperti itu, melihat ada apa disana. Ketika hari mulai gelap, para penjajak seks komersial itu sudah siap melayani tamu-tamu nya dengan berdiri di trotoar sepanjang jalan kemayoran. Mereka berdiri dengan pakaian sexy dan sesekali melambaikan tangannya.

Sedihnya lagi, ketika ke beberapa kali saya lewat. Sekelompok orang yang serupa dengan kelompok itu mengadakan off road, atau apalah namanya saya lupa. Mereka beriring-iring an dengan motor dan melambaikan bendera kelompoknya.

Saya heran, mereka tampak biasa saja ketika melewati para wanita molek yang tidak lain PSK itu. Bahkan beberapa dari mereka sempat menggodanya.

Mengenai contoh kasus diatas, sata punya fikiran, masukan sendiri. Pertama, dalam agama saya diajarkan untuk saling menghargai, toleransi antar MANUSIA bukan hanya ANTAR AGAMA. Kedua, dalam agama saya diajarkan untuk tidak menggunakan kekerasaan dan paksaan. Ketiga, apa orang-orang seperti mereka akan berperilaku santun ketika ada uang masuk ke dalam kantongnya. Dan yang keempat, apakah mereka memperlajari ilmu agamanya hanya setenga-setengah ?



Sabtu, 13 Agustus 2011

BAJU LEBARAN, ALHAMDULILLAH !

Dua orang yang memiliki pandangan yang berbeda mengenai " baju lebaran " tampaknya membuat gw berfikir panjang. Gw yang memang ( mungkin ) terlalu demokrasi untuk urusan yang satu ini ( agama ) mendapat tanggapan yang keras ( cailah ) oleh pacar gw yang lebih saklek.

Bermula dari gw yang mengatakan, " belum beli baju lebaran ". Ternyata berujung panjang. Menurut gw, yang namanya baju lebaran itu bebas, tidak ada aturannya baju lebaran itu harus baju muslim, peci atau kerudung. Sedangkan menurut pacar gw, baju lebaran itu ya harus baju muslim, baju yang identik sama Islam.

Namanya juga gw, anak komunikasi, kalo udah urusan adu omongan pake otak, pasti maju terus pantang mundur. Tapi emang sebelumnya, gw pernah bahas ini sewaktu masih sekolah. Bahwa sesungguhnya, baju koko' yang biasa dipakai para pria muslim itu tidak ada dalam Islam. Baju Koko' itu diambil dari masyarakat Cina, coba perhatikan saja, baju koko sepintas memang mirip dengan baju budaya pria di Cina. Dan taukah anda, bahwa Peci sesungguhnya dipopulerkan oleh Bung Karno. Sebelumnya para Nabi yang saya pelajari, hanya menggunakan sorban, bukan peci.

Nah .. kalo udah ada teori kaya gini, saya jadi berfikir, bahwa mungkin Islam itu juga mengikuti zaman. Dan kemungkinan besar, bahwa Islam itu tidak konservatif. Hanya saja beberapa orang terlalu fanatik dan menutup mata hati untuk zaman yang lebih maju yang sesungguhnya Allah kehendaki juga ( mungkin ).

Kita boleh cinta dengan Agama kita, tapi Tuhan juga mengerti dan tidak mau kalau umatnya menjadi orang yang " lambat pola pikirnya ". Percaya deh, kalau sesungguhnya Tuhan itu tahu mana umatnya yang cinta dengan Hati atau yang hanya cinta dengan otak.

PS : terima kasih untuk pacar saya yang sebetulnya hanya ingin saya lebih baik lagi.


Jumat, 12 Agustus 2011

SOCIAL MEDIA SERUPA

Social network, dari sekian banyaknya pengguna media satu ini, apa sebetulnya tahu asal mula adanya social media atau minimal pernah menonton film yang bercerita asal muasal dari media itu sendiri ? Mungkin hanya beberapa saja.

Well beberapa waktu lalu, teman di account twitter gw menanyakan, apakah gw memiliki account dari google yang baru? jujur gw pernah mendengar itu sebelumnya, tapi jujur yang sangat jujur gw buta banget sama account tersebut. Namanya juga hidup di zaman social network dan gw juga bukan orang yang menutup diri untuk sebuah sesuatu yang dibilang baru, maka gw pun mencari tahu mengenai account yang dipertanyakan itu.

Setelah gw mencari, gw segera register untuk mendapatkan account tersebut untuk lebih tahu lebih dalam, ada apa gerangan dengan account baru itu ( baru menurut gw ). Setelah confirm untuk account baru tersebut, gw mencoba mengutak-atik apa saja yang ada di dalamnya. And guess what, I don't like this account. Kinda Boring in there. Seperti account yang diperuntukan untuk sebagian bussines man atau ekspatriat.

Seperti kebiasaan gw, setelah sudah cukup mendapatkan pengetahuan mengenai account tersebut. Maka bisa gw jamin (kecuali kalo boss yang nyuruh), bahwa account tersebut tidak akan saya sentuh lagi. Please deh ..

Belum lagi, pagi ini saya diperkenalkan dengan account yang ber tagline " share your life ". Ini juga gw cobain. Kalo account ini tampaknya lebih baik dari account sebelumnya, ini lebih ke " chatting via dinding ". Istilahnya begini, situ ngobrol sama temen tapi di depan kelas, jadi yang lain bisa tahu.

Btw gw jadi berfikir, gw punya account yang hampir mirip. Yang pada intinya, " share-ing". Tapi apa iya gw segitu addicted nya untuk sharing ? Apa segitu kesepiannya gw ? atau segitu pengen eksisnya ? Oh God salah engga sih baru mikir sekarang, setelah kicauan gw di account serupa mencapai 30ribu lebih.

Mungkin untuk sebagian orang yang pasif dalam social media, bisa mengatakan gw udah keterlaluan sampe segitu banyaknya kata yang tersharing. Tapi tenang aja, gw punya alasan yang cuku mendukung. First. gw anak komunikasi, dan sesuai dengan yang diajarkan di kampus gw, kalo anak komunikasi itu harus sering bicara, banyak omong itu penting. Second, gw anak jurusan jurnalistik dan kebanyakan memang suka menulis. Jadi dua alasan itu bisa mengambil kesimpulan dan alasan kenapa sebegitu aktifnya gw berkicau.

Ya untuk sebagian pengguna account yang sama seperti gw, keep sharing aja, tapi jangan monoton. Misalnya jangan isinya cuma ngritik, atau yang negatif terus. Sesekali sharing yang positif juga dong.

Keep sharing, folks :)




RAMADHAN VS PENCITRAAN

Bulan ramadhan yang saya tahu sewaktu saya kecil, yaitu bulan yang paling suci. Kalo dibilang begitu, yang ada di otak saya kala itu, semua orang menjadi suci. Tapi mungkin itu dulu. Kalo sekarang, saya menganggap bulan ramadhan mungkin sebagai bulan pencitraan. Kenapa begitu ? karena kebetulan begitu yang saya lihat ( dari sisi saya loh, kalo ada yang merasa beda ya memang beda pandangan )

Sore tadi saya berbuka puasa di salah satu mall dibilangan kelapa gading, sebenarnya cuma penasaran aja sama food festival yang diselenggarakan disitu. Back to the topic, ya jadi setelah saya berbuka puasa, saya hendak melaksanakan solat maghrib. Setelah menulusuri perjalanan yang tidak dibayangkan untuk menuju suatu mushola, akhirnya saya pun sampai. Suasana di Mushola mall tersebut sangat ramai, bahkan orang harus mengantri seperti menunggu jatah sembako dibagikan. Ironis sekali, mall sebagus dan sebesar itu, hanya memiliki satu mushola yang berukuran ala kadarnya di tempatkan seperti kendaraan, bahkan jauh lebih baik tempat kendaraan.

Sayapun bergegas mengambil air wudhu, walaupun harus antri juga. Setelah wudhu, saya masuk ke dalam mushola tersebut, ternyata ukuran yang tidak besar itu dibagi dua lagi untuk jama'ah wanita dan pria yang hanya dipisahkan oleh tembok. Pertama, saya agak spechless melihat posisi jama'ah wanita yang amburadul barisannya. Kedua, setelah saya menghampiri lemari mukena, satu lembar atasan atau bawahan mukena pun tidak ada.

Saya berjinjit-jinjit untuk melihat keadaan di depan. Ternyata masih banyak sekali saf-saf yang kosong di bagian depan, dan beberapa di bagian tengah. Rasanya saya ingin bicara dengan TOA, " Perhatian tolong saf yang kosong diisi dulu, tolong dirapatkan safnya, kalau belum rapat, jangan harap bisa solat ! " ( loh ? ). Saya masih dalam keadaan jinjit, saya perhatikan para jama'ah yang sudah mulai beress-beres, nah .. disini saya mendapatkan beberapa jama'ah yang tidak mengembalikan mukena pada tempatnya, bahkan tidak dilipat sama sekali, ditinggalkan begitu saja dalam keadaan terurai berantakan. Lagi-lagi hasrat saya menegur rasanya ingin keluar, ingin rasanya menegur para cewe-cewe tidak rapih itu dengan muka antagonis. Tapi yasudahlah, biar saya lepaskan mereka ( HA HA HA ).

Ketika saya menunggu untuk solat, saya mendengar salah satu jama'ah berkata kepada temannya, " kalo bulan puasa, solat maghrib mah harus, kalo ga bulan puasa, males banget gw.. " Ya ini jangan dicontoh!. Setelah saya tidak sengaja mendengar aspirasi dari si cewe itu, mata saya langsung memperhatikan para jama'ah wanita yang sedang solat. Saya baru sadar, tidak sedikit jama'ah yang solat dengan kecepatan maksimum, layaknya angkot kejar setoran.

Hmm .. Saya berfikir, apa benar bulan Ramadhan , saatnya orang-orang membangun pencitraan? Apa benar aspirasi si cewe-cewe tadi, dan apa jama'ah yang solat dengan kecepatan maksimum benar-benar membaca surat al fatihah dengan benar ?


Apapun yang ada di fikiran para jama'ah, saya tetap menghargai mereka yang masih mau menyempatkan diri untuk berbasah-basahan dan bersujud ditempat yang ala kadarnya.

Selasa, 09 Agustus 2011

Beauty Is Pain

Kemarin saat saya berkumpul untuk memperingati satu tahun meninggalnya om saya, mungkin suasana duka yang seharusnya ada itu tidak terlalu nampak. Saya percaya, bahwa suasana duka tidak selalu harus ada saat kematian atau suasanya duka lainnya. Bukan maksud saya untuk bersuka cita, tapi tidak terlalu harus di perlihatkan.

Well bukan itu yang mau saya bahas disini, tapi sebuah percakapan saya bersama kakak sepupu. Pada intinya, obrolan itu bertemakan " Gimana aku kurus " atau " Aku pengen kurus ". Namanya juga sesama cewe, kalo udah urusan body and beauty udah pasti lah hot banget.

Kebetulan saya sama kakak sepupu saya ini memiliki problema yang sama, berat badan, merasa gemuk, dan pengen kurus. Walaupun kata dia, " Kamu ga gemuk kok ta .. ", dibilang seneng udah pasti lah ya, siapa sih cewe yang ga seneng dibilang gitu, tapi entahlah mungkin cuma buat menyenangkan hati saya. Its ok, saya sendiri merasa, diri saya ini sangat gemuk, dan sangat amat ingin kurus.

Obrolan saya dan kakak sepupu saya mulai panjang dan hot, ketika saya berbagi cerita pengalaman saya pahit dan manis usaha saya menguruskan badan. Ya thats was my true story, may be bad story. Kakak sepupu saya beberapa kali kaget setelah mengetahui cerita-cerita saya, ya mungkin tubuh sebesar saya masih kurang dipercaya udah melakukan hal-hal yang menyakitkan hanya untuk menguruskan badan. Dia juga berbagi pengalamannya dan beberapa kisah teman-teman wanitanya yang berusaha mempertahankan bentuk tubuh yang ideal.

Setelah bercerita, saya berfikir, bahwa istilah dalam bahasa Inggris " beauty is pain " itu memang benar adanya. Mungkin untuk sebagian pria, hal-hal yang dilakukan wanita dianggap ridiculous, tapi pria selalu menyukai perempuan yang mendekati sempurna, dalam bidang tubuh, wajah, kulit, ya soal otak itu urusan nanti.

Wanita menyakiti diri sendiri, berkorban hanya agar pria tertarik. Walaupun banyak cewe-cewe yang terlalu naif mengakui, bahwa pria memang menyukai cewe cantik. Saya sendiri sudah cukup melewati itu semua, saya berusaha mempercantik terus dan terus, bahkan tidak perduli orang berkata " Kamu udah cantik kok, apalagi yang kurang .. ". Mungkin itu saya anggap hanya sebagai penghargaan dari usaha saya, kalau bertanya sama diri sendiri, udah cantik saya atau belum, aduh masih kurang terus deh kayaknya ..

Back to the topic. Percaya atau tidak, tapi hampir dari seluruh wanita yang ada di dunia ini, pasti semuanya pernah melakuakan hal yang menyakitkan hanya untuk mendapatkan kecantikan semata atau diakui kecantikannya.

Jadi sekarang buat para lelaki di bumi ini, cobala untuk selalu menghargai perempuan, karena semua perempuan di bumi ini cantik, dan cantik itu membutuhkan proses yang menyakitkan.




Senin, 08 Agustus 2011

" Kamu jadi penulis aja .. "

" kamu jadi penulis aja dit, kalo kamu suka pekerjaan itu, kamu jadi penulis saja. Nilai kamu selalu bagus dalam hal bidang tulis menulis. Kalo kerja itu harus suka, harus senang, karena untuk jangka waktu yang lama. Siapa tahu nanti bisa jadi penulis terkenal .. " - Bapak


Itu sebuah masukan dari bapak mengenai karier saya untuk kedepan. Sedikit membuat saya lega, karena selama ini belum ada selain ibu yang menyuport saya untuk menulis.

Sejenak saya berfikir, apakah saya pantas menjadi seorang penulis ? apa ada orang yang mau membaca tulisan saya yang hanya orang biasa ? apa saya ada bakat menulis ? dan apakah tulisan saya bisa diterima oleh orang lain diluar sana yang lebih sering mengkritik, mencemooh dan mengacuhkan ?

Entahlah .. saya belum tahu.

Saya fikir, tulisan saya hanya sebuah tulisan anak remaja yang selalu menulis untuk menumpahkan curahan hatinya, atau terkadanga saya hanya menulis mengenai sesuatu yang menarik perhatian saya. Dan tentunya setiap apa yang menarik perhatian saya, belum tentu menarik perhatian orang lain juga bukan ?

Mungkin saya memang cukup mahir merangkai kata, atau mungkin saya cukup memiliki pengetahuan mengenai seperti apa bercerita dengan tulisan. Tapi apa semua itu bisa diterima menjadi pra-syarat saya bisa menjadi seorang penulis 'tidak biasa'.

Apa saya harus mengkritik pemerintahan ? atau saya harus menulis per-politikan ? Atau mungkin saya harus menjadi artis dahulu, lalu membuat sebuah buku seperti beberapa selebritis lakukan ( even bukunya terlihat lumayan serupa ).

Apa yang harus saya tulis ? Apa yang menarik ? Mungkin benar, semua apa yang menarik untuk saya, belum tentu menarik untuk orang lain, tetapi saya harus bisa membuat menarik. Bukan begitu yang biasa diucapkan para motivator untuk memotivasi ?

Ya .. InsyaAllah kalo memang diberi jalan sama yang Maha, I'll do it ! Amin

Jumat, 05 Agustus 2011

Selamat jalan, Romo.


Saya ingat, ketika beliau masih cukup sehat, setiap saya ke rumahnya untuk sekedar menjenguk atau beberapa kali menginap, yang beliau lakukan pertama kali setelah mencium cucunya ini adalah menawarkan buah yang selalu ada di meja makan.

Kebetulan saya memang suka buah dan dulu beliau tahu ( itu sebelum dia mulai pikun ). Seingat saya, buah yang sering ada di meja makannya dulu itu pisang yang kecil-kecil tapi manis dan saya suka.

Waktu kecil, saya sering sekali menginap dan intensitas pertemuan dengan beliau juga cukup intens. Sayangnya, seiring saya tumbuh dewasa, keintens-an itu mulai berkurang, beliau juga mulai dimakan usia dan beliau sudah mulai pikun.

Momo, diambil dari kata Romo yang berarti Bapak, itu panggilan untuk beliau. Dari banyak cerita yang diceritakan Ibu kepada saya mengenai beliau, saya tidak mengerti sampai sekarang, kenapa beliau termasuk dalam kategori pahlawan. Ya .. dulu sempet ada cerita katanya, beliau bertigas mengantar surat ketiaka jaman perang kemerdekaan, ada juga cerita mengenai beliau orang sipil. Entahlah .. Yang saya tahu, beliau adalah bapak dari Ibu saya dan kakek dari saya.

Is he a Hero ? Yes, He is.
My Grandpa is our hero.


Diusianya yang genap 80 tahun, beliau dipanggil yang kuasa dalam keadaan berpuasa. 4 Agustus 2011, menjadi terakhir kalinya saya melihat tidurnya yang terakhir dan panjang.

Lepas dari cerita sebelum hari wafatnya, saya yakin betul bahwa Allah memanggilnya dengan cara yang begitu halus, begitu baik dan begitu istimewa. Dan saya percaya, bahwa beliau adalah salah satu umat kesayangannya, karena semasa hidupnya, begitu juga dengan cara beliau mencintai Allah.

Selamat jalan Romo, I never forget about You. Never..