ketika teriakan menggema di terik panas matahari
adu argumen tidak penting
pintu serasa bermain sahut-sahut an
angin seperti menertawai
gumpalan emosi seperti bola salju
dan berakhir dengan mencair
membasahi
kaki ini melangkah
tidak jelas jejaknya
warung kecil pinggiran
pemberhentian terakhir
segelas kopi murah di meja
asapnya mengepul seperti memadamkan kobaran api
aku ingin tenang
walau dengan secangkir minuman perusak lambung
lebih baik
dibanding neraka
adu argumen tidak penting
pintu serasa bermain sahut-sahut an
angin seperti menertawai
gumpalan emosi seperti bola salju
dan berakhir dengan mencair
membasahi
kaki ini melangkah
tidak jelas jejaknya
warung kecil pinggiran
pemberhentian terakhir
segelas kopi murah di meja
asapnya mengepul seperti memadamkan kobaran api
aku ingin tenang
walau dengan secangkir minuman perusak lambung
lebih baik
dibanding neraka
masih kamu ingat?
BalasHapussecangkir kopi dan asap rokok
mereka habis ketika langkah kita pulang
dan kini....
saya hanya bersama satu cangkir!
masih teringat jelas
BalasHapuspara pemuda dari semarang yang ternyata musisi
dan especially mba'yu dengan rokok nya :)