Kamis (18/11)
Saya menulis ini ketika saya hendak pulang ke rumah. Posisi saya duduk di bangku belakang supir, angkutan jurusan rumah saya.
Ketika saya menulis, pengemudi baru saja masuk.
Pengemudi alias supir angkot ini, salah satu yang sering saya perhatikan.
Begini rupa-nya, selalu mengenakan kemeja gombrong dengan 2-3 kancing bagian atas terbuka (tapi tidak nampak seperti maho), rambutnya diikat karena sangat gondrong dan panjang, badannya besar tapi tidak gemuk. Kalau dilihat potongannya, dia seperti para mafia-mafia ibukota yang tenar. Parasnya 'apik' dengan hidung yang bangir.
Saya cukup menyukai gaya setir nya, beda dengan supir lain yang seperti penyu, tapi dia tidak.
Hari ini rambutnya di kepang satu, mengenakan kemeja biru dan celana pendek jeans. Wah .. Dia benar-benar seperti mafia beken. Mungkin jadi artis bisa, tapi jalan dari tuhan sampai supir angkot saja.
Umm .. terkadang saya berfikir, hidup itu tidak selamanya 'klop.' Biarkan saja, yang terpenting kita harus sesuai memainkan peran.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar