Photobucket

Senin, 03 November 2014

Lovember

Udah berapa kali kamu berganti pasangan ? kelipatan dua ? kelipatan tiga ? atau tak terhingga ? ...

Pernah merasa, mendapatkan sesuatu yang sama dalam hubungan ? atau kebalikannya, sangat kebalikan seperti bumi dan langit ?

Lalu ... kamu mengeluh ? mendumel dumel dalam hati seperti anak SD ?
Atau kamu dengan bangga hati membandingkan yang satu dengan yang lainnya seperti memilih apel di pasar ? Menyebalkan ....

Ya ... kita semua memang menyebalkan. Termasuk saya, Nona bulan Maret.

Intinya, pertanyaan saya, apa sih sebetulnya yang kita cari dalam suatu hubungan ? sesuatu yang lebih ? perbandingan ? hitung menghitung ?
Ah! seperti pelajaran di sekolah saja.

Satu lagi, kalau memang begitu, rumus apa yang kamu akan aplikasikan ?




Terserah.

Kamis, 11 September 2014

Bintang Kejora dari Alaska

Kalau di langit ada seribu bintang yang berkilau, maka satu bintang kecil yang bersinar sangat terang lalu melesat, itulah kamu ...
Keluar dari rahim suci seorang Ibu, lalu mencairkan kegelisahan dengan tangis merdu ala anak adam.
Membuat setiap pasang mata berkilau ketika melihatnya.
Sayang, aku tidak di sana.
Tidak mendengar panggilan pertamamu kepada dunia, hanya melihat kerlingan mata kecilmu, genit, menyapa di hari berikutnya.
Parasmu tidak jauh dengan Ibumu, perempuan yang aku sayangi sejak kecil.
Maka kamu ... hadir .. untuk menggantikan teman kecilku dulu.
Dulu ketika kami penuh dengan imajinasi.

Waktu kali pertama melihatmu, seperti melihat bintang dari dekat.
Bibir mungilmu, seperti memaksaku untuk tidak pernah berhenti tersenyum.
Seperti ayah dan Ibumu, aku jatuh cinta ...

Terima kasih untuk lahir ke bumi.
Yang tersayang
Bintang Kejoraku,


Alaska Niall Saputra.

Minggu, 27 April 2014

ABSURDOLOGI

Ketika cinta berbalik kepadamu. Seperti bumerang yang runcing ujungnya.Suatu waktu akan melukaimu. Membuat goresan yang membekas pada permukaan dahimu. Dan lalu, darah segar akan perlahan menetes. Tanpa perban, kau akan mati kehabisan darah. Bumerangmu tidak akan pernah bisa menjadi pertolongan pertama pada luka. Maka buanglah ke tong sampah terjauh dari rumahmu. Tidak ada yang paling perkasa dari pada sepasang kaki. Tidak juga dengan tangan. Rapuh seperti ranting yang berserakan di taman bermain. Akan ada banyak anak kecil berlari. Tapi tidak untuk dirimu. Berlari tidak mampu. Berdiam diri semakin ambruk. Cintamu lebih bermakna di banding hidupmu. Itu menyedihkan. Padahal. Akan ada hari dimana otakmu kilas balik mencari cerita yang istimewa. Lalu hanya roman picisan yang tidak berhasil kau temukan. Hilang tanpa jejak. Seperti tikus mencuri keju di dapur. Esok hari. Bangunlah lebih pagi. Sebelum matahari menginjak kepalamu. Setelah itu. Percaya pada setiap rasa. Bahwa cokelat selalu bisa mengalahkan getir. Dan. Setiap abu-abu ada putihnya.

Minggu, 20 April 2014

ABU - ABU

Mungkin ... sudah lupa caranya berjalan di kerumunan orang dengan mengandeng tangan. 
Atau mungkin, 
Sudah lupa bagaimana rasanya bercumbu atas dasar cinta. 
Atau, 
Sudah lupa rasanya memiliki kesetiaan seseorang. 


Setia itu seperti kue ranggi di Ibukota. Ada. Tapi jarang. 
Dan gak semua orang suka dengan kue ranggi. Ya kan ?!


Walaupun suatu waktu, wajah nona merah jambu, ketika bercerita tentang Adam. 
Adam yang sejenis dengan Tuan. 
Tapi ...
Namanya juga kunang - kunang, tidak selalu bersinar, tidak selalu kuning ke-emasan. 
Semua sirna kala fajar datang. Fajar yang terkadang lebih indah dari malam. 
Lalu kunang - kunang akan menjadi burung gereja yang bernyanyi di pagi hari.
Dan malam akan selalu bersembunyi di balik putihnya awan. Terkadang mengintip dengan kilatan. 
Sayangnya, Fajar tidak tahu apa-apa. Seperti Cameo.


Jadi apa hubungannya antara setia, kunang-kunang yang berubah menjadi burung, malam dan fajar ?
Maka mungkin, kami semua saling berkaitan. Berkaitan seperti segitiga. 
Segitiga yang suatu hari nanti akan hilang salah satu sudutnya untuk bersatu menjadi sebuah garis lurus.


Dan hari itu adalah hujan. 

Minggu, 02 Maret 2014

surat bulan Maret dari Nona planet Mars

Dear Tuan,

Nona buatkan surat terakhir sebagai penutup cerita cinta. 
Setelah naik dan turun alur cerita yang Tuan dan Nona tulis dalam sebuah kertas putih polos, yang awalnya hanya putih bersih, hingga caruk maruk penuh dengan warna. 
Dan disinilah perhentian langkah kaki Nona.
Ternyata jalan yang di lalui tidak seseragam sepatu yang di kenakan oleh Tuan dan Nona. 
Penyulut emosi Nona tidak pernah berganti, hanya satu kata yang selalu diteriakan dalam hati dengan bersungut-sungut. Dan Tuan tidak pernah berhenti menyulut api. 


Tuan ... 



Tuan ....



Ternyata betul kata burung gereja, kalau Nona tidak pantas bersedih, tidak pantas untuk selalu berjalan di bawah awan kelabu. 
Nona adalah gadis maret yang pandai. Lahir dari planet Mars, karena itu dia lahir di bulan Maret dan nama depannya "Mar".


Tuan. Entah seperti apa gambaran dirimu di mata Nona. Rasa rasanya, Nona sudah sangat enggan melihatmu. Tapi ... ketika menulis surat dan mengalun lagu yang mengingatkanmu, Nona akan diam dan menutup kedua telinganya. Karena Nona, membencimu. 




Selamat tinggal Tuan. 
Semoga kau bahagia dengan imajinasimu.


Senyum hangat, Nona bulan Maret. 

Jumat, 10 Januari 2014

HARINYA AYAH

Kalau hari ini di perbolehkan untuk menulis surat cinta, akan kau tujukan kepada siapa ?
Kalau saya, untuk ayah.

Ayah yang berulang tahun pada hari ini. Entah berapa umurnya. Yang penting setidaknya, saya ingat.
Tapi ayah tidak seromantis kekasihmu. Ayah hanya tidak membaca kumpulan puisi Kahlil Gibran, tidak juga membaca novel picisan, bahkan tidak pernah menyentuh novel lupus.

Yang Ayah tahu, hanya lembaran kertas bertinta hitam yang sudah ada setiap pagi di atas meja samping cangkir teh. Bukan kertas berwarna merah muda dengan ukiran hati di ujung kanan bawah atau kertas putih dengan cap bibir. Ah lupakan ide memberikan kertas macam itu pada Ayah!

Dan lagi, Ayah tidak seperti Ibu yang menggoda hadiah ulang tahun berupa kotak berbungkus kertas bergambar balon dengan pita merah melingkar di atasnya. Jika memang yang seperti itu sudah di persiapkan, maka Ayah akan menerimanya dengan biasa, tanpa mimik wajah yang berlebihan atau ucapan terima kasih dengan kata sayang. Ayah ya Ayah.

Ayahku berbeda. Unik tapi tak terlupakan. Seperti setiap cerita di balik ciuman pertama anak remaja.

Lalu apa harus menulis ucapan di berita harian dengan ukuran yang besar, agar di baca ? atau memberikannya hadiah ulang tahun ?

Keinginan Ayah itu sungguhlah berat dan tidak mudah di peroleh, semua juga tahu, kalau Ayah hanya menginginkan anaknya menjadi seperti dirinya. Malah kadang, Ayah hanya ingin anaknya menjadi orang yang lebih dari dirinya.

Bukan barang - barang di etalase atau apapun yang menempel di manekin dengan di banrol harga yang jumlah angkanya berderet. Itu semua bisa Ayah peroleh sendiri dengan mudah.

Ah Ayah! Sulit sekali.

Mungkin memang itu pantas. Semua itu sebanding dengan banyaknya keringat yang Ayah kucurkan untuk memenuhi kebutuhan banyak kepala yang ada di rumah.

Jadi begini saja, bagaimana kalau saya ucapkan dalam hati, karena pasti sampai di hati Ayah. Karena saya buah hati Ayah. Maka hati kita satu.

Dalam hati akan saya ucapkan, " Selamat ulang tahun Ayah kebanggan dan akan selalu jadi kebanggaan dalam hidup, tidak ada yang lebih penting dari cinta Ayah. Sekali lagi, selamat ulang tahun ... "

Sudah begitu saja.


SUPER WI-FI

....
Hujan membisikan kalimat - kalimat yang lambat laun memenuhi lingkaran pada otakku.
Sambil berbisik, cekikikan, menggoda.

Mereka menyerang seperti biasanya membasahi tanah.
Seperti pemburu yang haus darah binatang.

Bibir cangkir kopi seperti ikut nyinyir.
Hanya karena orang - orang bisa berlama - lama menggunakan internet di sini.

" mungkin kekasih mu seperti free wi-fi di sini ... " ujar cangkir kopi manis, sinis.
" Ya betul! cintanya menyebar secara gratis, pantas hatimu miris. " timpal hujan gerimis, sadis.

Seberapa sering kamu mengganti kata sandi, tetap saja. Gratis ya Gratis.
Akan selalu ada seribu satu cara untuk membukanya, lalu kembali menyebar seperti udara dari toples.

Semurah - murahnya pasang internet, tetap saja rasanya berat untuk berbagi.

....

Dan ketika tidak ada lagi suara - suara bisikan sadis yang di ikuti oleh cerahnya langit
Dan ketika suara sinis sudah tidak lagi bergeming, berubah menjadi dingin
Mereka perlahan pergi, satu per satu ...
Meninggalkan, tanpa perduli yang manis, gerimis atau pun gratis.

Lalu akan ada mereka yang bertanya - tanya padamu.

"Kamu masih akan tinggal berapa lama ?" Tanya awan, melawan.