....
Hujan membisikan kalimat - kalimat yang lambat laun memenuhi lingkaran pada otakku.
Sambil berbisik, cekikikan, menggoda.
Mereka menyerang seperti biasanya membasahi tanah.
Seperti pemburu yang haus darah binatang.
Bibir cangkir kopi seperti ikut nyinyir.
Hanya karena orang - orang bisa berlama - lama menggunakan internet di sini.
" mungkin kekasih mu seperti free wi-fi di sini ... " ujar cangkir kopi manis, sinis.
" Ya betul! cintanya menyebar secara gratis, pantas hatimu miris. " timpal hujan gerimis, sadis.
Seberapa sering kamu mengganti kata sandi, tetap saja. Gratis ya Gratis.
Akan selalu ada seribu satu cara untuk membukanya, lalu kembali menyebar seperti udara dari toples.
Semurah - murahnya pasang internet, tetap saja rasanya berat untuk berbagi.
....
Dan ketika tidak ada lagi suara - suara bisikan sadis yang di ikuti oleh cerahnya langit
Dan ketika suara sinis sudah tidak lagi bergeming, berubah menjadi dingin
Mereka perlahan pergi, satu per satu ...
Meninggalkan, tanpa perduli yang manis, gerimis atau pun gratis.
Lalu akan ada mereka yang bertanya - tanya padamu.
"Kamu masih akan tinggal berapa lama ?" Tanya awan, melawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar