Photobucket

Rabu, 09 Januari 2013

Nona, dingin ya ?

Hujan hari ini seperti tangisan yang tak kunjung berhenti. Seperti lirih yang mengalun terus menerus. Seperti perih yang menyengat. Ada dingin yang mengetuk-ngetuk dinding tulang, menembus dari balutan baju hangat hijau yang kau pinjamkan tempo hari.

Sudah habis dua cangkir kopi panas yang tidak bertahan lama isinya. Kutegak seperti minum obat batuk.
Sudah hampir setengah bungkus rokok sebelum senja, hingga parfumku tak tercium manis lagi.
Sudah berapa kali ganti kawan yang menemani hari ini, tapi tawaku tetap tertahan di tenggorokan.

Duduk di bangku panjang ini seperti pecundang yang terbuang. Seperti makan malam yang disisakan hingga basi.

Kita tidak saling terhubung. Benangnya terulur panjang sekali hingga antara benangnya mencuat hampir tersisa satu seperti akan putus.

Ada genangan air di sudut mata nona. Tidak menetes, tidak pula masuk kembali. Mengambang. Mengambang seperti kotoran manusia di sungai ciliwung.
Ya seperti itu. Air mata nona seperti kotoran di sungai ciliwung yang tidak kunjung hilang.

Ah .. benar-benar dingin hari ini. Tanganku hampir membeku. Hatiku ? entahlah ..

Nona ini terlalu banyak melamun hingga otak ini kosong koclak ketika di goyangkan.
Eh tunggu .. apa kabar hati yang aku titipin ? Masih utuh ?

5 komentar:

  1. selalu... sederhana, tapi asik! :)

    BalasHapus
  2. uwohhh... galau bgt si nona ini nampaknya... hihi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. galau itu apa sih ? saya hanya bermain kata penuh arti hehe

      Hapus
  3. Nona yang satu ini, pandai sekali menggambarkan perasaanya. Gaya bahasanya semrawutan, tpi maknanya jelas.

    BalasHapus