Photobucket

Minggu, 26 Agustus 2012

Jarak ada, ada kita.

Kata orang, jarak itu sungguh menyebalkan, sungguh menjengkelkan karena menjaadi jurang pemisah.
Ya .. mungkin memang ga salah, tapi beda cerita buat saya.

Saya dipertemukan dengan Tuan dalam jarak.
Tanpa ada tatap muka, empat mata atau jabat tangan sebelumnya.
Tidak ada kata terlalu-cepat untuk serangan cinta, itu yang dirasa.
Untuk sebagian pandangan, mungkin saya jalang.
Perduli amat lolongan anjing tetangga, toh mereka hanya cari perhatian untuk dikasih makan.

Bunga gelora asmara semakin tumbuh sumbur, mekar, harum seiring waktu.
Tak ada sentuhan pembangkit nafsu, hanya suara dari negara seberang memecah keheningan malam.
Menghitung dan menghitung ..
Menunggu dan menunggu ..
Tidak jarang, ragu menggoda.

Hingga akhirnya masa berlaku jarak sudah habis.
Sudah muncul jembatan untuk menyatukan rasa rindu semu yang tertahan
Lalu, hanya ada senyum melengkung manis dari Tuan dan Nona.
Seperti kepompong yang akhirnya robek dan mengeluarkan kupu-kupu yang langsung menyerang perut

Saya, Nona.
Bahagia bertemu Tuan.
Berjanji mencintai untuk waktu yang Tuhan janjikan.
Lalu akan berusaha setia ketika menunggu Tuan, ketika jarak datang menjemput kembali.





Rabu, 01 Agustus 2012

Masih Bualan

Masih sayang atau masih mau ?
Masih cinta atau masih nafsu ?

Kita bercinta dengan banyak bualan. Bualan pemanis bercinta.
Aku kehabisan kata untuk membual, untuk membangkitkan gelora asmara dengan bualan bak pujangga.
Kamu masih mahir membual, mengeluarkan kata-kata bualan buaya.

Bisakah jelaskan kepadaku, apa itu cinta ? apa itu sayang ? apa itu rindu ?
Apa arti semua itu, semua, semua, semua ..

Apa itu semua hanya huruf-huruf kecil dengan emoticon di belakangnya yang terkirim dari telepon genggam ? atau itu hanya bualan. Bualan kadaluarsa yang sudah tidak layak pakai ?

Sudah. Robek-robek saja hingga menjadi serpihan, lalu sebarkan di lautan.