Photobucket

Jumat, 30 September 2011

The art of StarWars

Mungkin dari kebanyakan anda tahu atau malah menggemari film StarWars, film yang banyak diisi oleh karakter - karakter unik dan memiliki pedang seperti lampu neon berwarna.

Saya sendiri tidak begitu gemar dengan film satu ini, cukup tahu dan pernah menonton salah satu filmnya di zaman saya masih SD. kala itu StarWars cukup popiler, apalagi ditambah suatu produk snack untuk anak - anak memberi hadiah di kemasannya berupa potongan - potongan gambar yang ada di film StarWars dengan format 3 dimensi.

Belum lama ini di Jakarta, tepatnya di salah satu Mall kawasan kuningan, digelar sebuah acara bertemakan " The art of StarWars toys photography exhibition by Seno Haryo".

Di acara tersebut, untuk para pecinta StarWars akan dimanjakan dengan action figure, diorama photo dan kostum yang ada di film itu. Di depan pameran itu terpampang sebuah penghargaan dari MURI.








FOR INFO




JAK - JAPAN Festival Matsuri

Minggu ( 25/09) kawasan Monas sudah ramai dengan umbul - umbul bertuliskan Indonesia - Jepang. Beberapa tenda berwarna putih sudah terpasang rapih. Sesekali terdengar aksen suara khas orang Jepang. Ya .. Festival Matsuri telah di mulai sebagai penutupan acara festival yang hari - hari sebelumnya sudah dilaksanakan di salah satu hotel di kawasan bunderan HI.

Jak - Japan Festival Matsuri, berisikan kebudayaan Jakarta dan Jepang, sebagai simbol kerja sama antara Jakarta dan Jepang, juga sekaligus menjadi rasa terima kasih pemerintah Jepang dengan Indonesia.


Dalam festival yang berlangsung dari pukul 11 siang hingga malam hari ini menyuguhkan beragam acara yang berkaitan dengan kebudayaan Jepang, tidak hanya itu saja, gambang keromong dan aksi silat khas Jakarta juga ikut meramaikan festival ini. Pengunjung yang datang juga bisa mencoba makanan khas Jepang yang di jual dengan harga terjangkau, seperti Takoyaki jajanan khas Jepang yang berisikan Gurita, atau menyegarkan diri sejenak dengan Es Serut aneka rasa, dan masih banyak jajanan lainnya, di jamin anda bisa merasakan apa yang di makan oleh tokoh - tokoh kartun Jepang.

Tidak hanya kebudayaan dan makanan yang disajikan, beberapa masyarakat Indonesia yang sangat menyukai Jepang juga terlihat partisipasinya dengan mengenakan kostum - kostum tokoh dari Jepang seperti Kamen Raider dan masih banyak lainnya. Mereka biasa dinamakan parapecinta Costplay, kostum yang mereka kenakan tidak jarang adalah hasil karya mereka sendiri. Cukup menarik perhatian pengunjung, pasalnya banyak sekali pengunjung yang berebut ingin sekedar mengabadikan moment bersama para Costplayers.

Festival ini sekaligus menyadarkan kita, betapa banyak masyarakat Indonesia yang sangat suka dengan Jepang, itu juga menjadi tanda bahwa kebudayaan Jepang diterima dengan baik di Indonesia, tetapi jangan lupa kalau sebagai bangsa Indonesia kita juga masih memiliki budaya yang tidak kalah apik nya dengan budaya lain.

Sampai jumpa di Jak - japan Festival tahun depan :)

Jumat, 16 September 2011

Gita Cinta dari SMA

Galih dan Ratna. Dua nama populer yang lahir dari film lawas Gita Cinta dari SMA. Menurut beberapa sumber yang saya lihat, film ini muncul pada tahun 1979, mungkin pada masa itu, ini adalah tontonan wajib untuk kaum remaja.

Setelah saya menonton untuk pertama kalinya, saya agak terkaget ketika mengetahui ending dari film itu tidak seperti dalam bayangan saya selama ini. Saya fikir, Galih & Ratna akan bersatu layaknya pasangan - pasangan lain di film percintaan zaman sekarang. Surprise juga.

Banyak hal yang bisa diperhatikan dari film itu. Pertama, saya melihat Jessy Gusman si pemeran Ratna. Mungkin pada masa itu, seorang Jessy Gusman sudah sangat cantik. Andai saja, zaman sekarang masih seperti itu, maka kecantikan yang dinilai adalah suatu kesederhanaan pada perempuan. Kedua, gaya berpakaian atau seragam. Salah satu blog yang sebelumnya saya kunjungi, juga sempat membahas cara berseragam AADC yang dianggap mirip alur ceritanya dengan film ini. Tentunya, banyak perbandingan, mungkin lebih tepatnya " ukuran ". Ketiga, film ini memperlihatkan begitu harmonisnya remaja kala itu, walaupun mungkin tetap ada percekcokan ketika seseorang yang dianggap " pemenang " dalam hal mengencani wanita cantik.


Secara keseluruhan, film ini menurut saya sangat simple tetapi maksudnya percintaanya sangat kena. Wajib di tonton. Tidak mengecewakan.

Rabu, 14 September 2011

Production House bersama Hadi Artono

Selasa, jam satu siang adalah kali pertamanya saya masuk di kelas Production House, itu juga yang menjadi first meet saya dengan Dosen saya yang bernama Hadi Artono. Seperti pertemuan-pertemua pertama dosen mata kuliah lainnya, beliau memperkenalkan diri. Berkemeja putih dan mengeluarkan atribut untuk mengajar, yang pertama dia keluarkan adalah speaker, dan kedua Mac Book White. Cukup parlente tapi sederhana gayanya, saya fikir dia orang proyek, seperti bapak saya, karena style berpakiannya murip.

Jujur awalnya ketika mendengar judul mata kuliah itu yang ada di fikiran saya " Duh ribet lagi ini tugasnya pasti .. ", karena sebetulnya saya memang kurang menyukai tugas kelompok, selain karena RAS yang secara fakta sedikit membuat susah bersosialisasi, tugas kelompok menurut saya hanya sebagai penyelamat untuk orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Tetapi pertemuan itu ternyata mengahpus semuanya ( semoga ). Selain peserta kuliah yang beberapa sudah saya kenal walaupun mereka adalah senior, tetapi bagi sebagian mahasiswa seangkatan saya, sekelas dengan banyak senior lebih menguntungkan dari pada dengan Junior.

PERCAKAPAN PEMBUKA

Dosen : " Kamu lahir tahun berapa ?"

Saya : " '90, pak! "

Dosen : " Tahun '93 udah nonton tv beom ? inget film atau iklan di tahun itu ? "

Saya : " Ng ... Saya cuma inget iklan susu bendera sama Pepsodent "

Dosen : " Kalo iklan Ancol ? "

Saya : " ng .. yang mana ya ? "

...............................................................

Setelah percakapan itu pun dia memulai kelas, dan dia memutar iklan Ancol yang membuat saya teringat, sepertinya itu iklan pertama Ancol. Mungkin kalian ingat dengan lagu " Tralala trilili senangnya rasa hati di tengah canda suasana ceria .. yok santai bersama .. yeah yeah Ancol .. di alam fantastis .. yeah yeah Ancol .. di taman impian jaya ancol .. fan tas tis ! "

Udah ingat ?

Nah itu dia iklan yang dibuat oleh Bapak Hadi, sebagai kameramen saat itu. Tapi Beliau sendiri mengaku bahwa dunia perfilmannya berawal sejak tahun 1976. Bayangkan sudah berapa tahun dia berkecimpung di dunia perfilman ? ..

Beliau banyak bercerita mengenai dunia perfilman. Mira Lesmana menjadi satu -satu nya wanita di dunia perfilman yang begitu beliau banggakan. Menurut beliau, Mira Lesmana adalah sosok perempuan yang bisa mengatur hidupnya dengan baik. Tidak heran kalau MirLes, sekarang ini menjadi orang yang sukses. Dan menurut Pa' Hadi, Indonesia belum bisa menghasilkan MirLes generasi baru.

" Orang kalo udah masuk dunia perfilman, susah keluar " - Hadi Artono


Sabtu, 10 September 2011

BOYS AND GIRLS NOT BOYS AND WOMEN. INDEED.


















Udara panas Jakarta siang menjelang sore kali ini membuat otak saya mendidih, walaupun secara pandangan mata I'm Cool.

Well saya teringat - ingat akan curhatan seseorang, panggil saja dia Mr X. Umurnya jauh lebih tua dari saya bahkan lebih tua dari Ibu saya. Dia pria dan sudah berkeluarga. Waktu itu dia bercerita bahwa dia memiliki keluarga yang sempurna, tetapi dia tidak bisa memungkiri bahwa he have someone else who younger than him. Umur perempuan itu hanya lebih tua 3 atau 5 tahun saya lupa, parasnya cantik dan menurut saya Perempuan itu sexy secara keseluruhan.
Beberapa kali Mr.X cerita mengenai si gadis sexy. Dari ceritanya itu, saya sedikit mengambil asumsi berdasarkan kaca mata saya. Bahwa pria memang selalu suka daun muda, dan pria akan lebih dominan berbagi kesuka citaan mereka terhadap si yang muda, dan untuk yang tua lebih sering berbagi duka.

Setelah saya flash back ke beberapa mantan pacar saya, memang rata-rata setelah putus mereka lebih sering memilih mendekati gadis-gadis yang lebih muda dari saya atau dari umur mereka. Jarang sekali yang memilih mencari wanita yang lebih tua. Saya sendiri awalnya tidak begitu mengerti, sampai akhirnya pacar saya yang sekarang menjelaskan bahwa perempuan itu secara kedewasaan biasanya lebih dewasa 7 tahun di banding umur yang sebenarnya.

Masuk akal, karena kebanyakan perempuan bisa 'ngemong' pria yang jauh lebih berumur darinya. Tidak jarang wanita yang memilih untuk mundur ketika harus berhadapan dengan 'brondong'. Mungkin stereotipe yang sudah melekat pada brondong, menjadi salah satu bahan pertimbangan para perempuan untuk memutuskan 'ya' atau 'tidak'. Dan pada umumnya, perempuan itu memerlukan figure lelaki yang tidak manja dan dewasa dalam perilaku atau pun secara fikiran.Tidak bisa dipungkiri juga, bahwa umur terkadang menjadi patokan untuk mendapatkan hipotesa kedewasaan suatu individu.

Tapi tentunya, tidak sedikit juga pria yang menyukai wanita lebih tua. Mungkin pria-pria seperti itu bisa tergolong pria yang menyayangi ibunya lebih dari apapun dan ingin mendapatkan perhatian yang serupa dari calon pacarnya nanti. Biasanya, pria-pria yang menyukai wanita lebih tua juga lebih suka berfantasi, mereka pasti sangat suka melihat wanita yang lebih tua menjadi wanita karier dalam balutan busana kantor.

Apapun pilihan para pria-pria itu, saya sendiri tidak masalah, asalkan mereka betul-betul menyayangi dan mencintai. Siapapun dan berapapun usia perempuan yang dipilih pria, saya cuma berpesan, treat every women like ur mother

Kamis, 08 September 2011

RAIB

Raib.
Kamis pagi, ditengah semangat kuliah yang mengalir, malah harus menelan pil pahit.
Saya kecopetan atau kemalingan.
Sama saja.

Rasanya aneh sekali setelah tiga tahun menjadi penumpang setia bus Transjakarta, dan akhirnya merasakan juga yang namanya 'kemalingan'. Dompet raib beserta isinya.
Anehnya dompet saya itu tidak berukuran mini, itu dompet dari Ibu saya, ukurannya besar. Emang dasar maling, cerdas.

Eits .. mungkin bukan cerdas, lebih tepatnya gesit. Buktinya kalau dia tidak gesit, maka akan sangat mudah gerakannya diketahui.

Shock bukan main. Saya hanya bisa melapor, menelfon pacar lalu menutupnya dengan kesal, lalu menelfon ibu saya dan bercucuran air mata.
Cemen. Tapi saya tetap saja perempuan, kalau udah persoalan begini, marah pun tidak bisa, mengumpat juga tidak ada rasanya, maka hanya air mata yang berbicara, seberapa takut dan panik nya saya di pagi itu.