Photobucket

Rabu, 06 April 2011

DOA

Sebuah doa sering kali terucap ketika kita mengalami kesulitan. Entah itu sudah manusiawi atau manusia yang memang tidak tahu diri. Saya lebih suka kalau itu disebut kebiasaan.

Tidak usah munafik, doa yang saya tuturkan kepada Tuhan juga sering kali harus pada kondisi, saya sedang tidak baik-baik saja. Salah ? Saya lebih suka menyebutnya, itu lebih baik dari pada tidak sama sekali.

Kata orang, Tuhan itu adalah maha dari segala-gala-nya. Maha toleransi mungkin juga termasuk. Bukan maksud saya bersifat kurang ajar, tapi Tuhan pasti tahu, manusia akan memilih Tuhan sebagai penolong dari segala kesusahan. Even seseorang akan pergi ke dukun, orang pinter atau sejenisnya. Tapi pada akhirnya, pasti akan meminta Tuhan yang menolongnya.

Well disini saya sedikit share mengenai doa. Pernahkah anda berdoa meminta sesuatu, tetapi beberapa waktu kemudian anda mengubah doa tersebut ?

Saya beri contoh dari pengalaman saya sendiri saja. Saya pernah berdoa ingin si A menjadi milik saya, karena waktu tak kunjung menjawab, maka saya meminta kepada Tuhan agar si B saja yang menjadi milik saya. Ketika si B menjadi milik saya, maka si A pun bersedia menjadi milik saya.

Maka kesimpulan yang bisa saya ambil ?
Pertama, kita harus berfikir secara betul-betul ketika hendak berdoa. Pikirkan dengan mantap, apa benar doa itu yang kita inginkan atau hanya emosi saja.
Kedua, kita terlalu membingungkan Tuhan dengan doa-doa yang tidak konsisten. Ya.. kita harus konsisten bahkan dengan doa.
Ketiga, kita harus bersabar. Karena sesungguhnya, Tuhan menciptakan kesabaran tanpa batas.

Mari menjadi orang yang bijaksana dalam doa :)

2 komentar:

  1. tapi ada juga orang yang bilang "terserah Tuhan aja, toh semua sudah digariskan- Nya" trus gmn dengan permaasalahan ini?

    BalasHapus
  2. wah kalo itu saya lebih suka menyebutnya, orang tanpa usaha. Doa itu usaha dan Tuhan sangat menyukai umatnya yang selalu berusaha. Bukan begitu ?

    BalasHapus