Photobucket

Senin, 27 Mei 2013

Setahun Kemarin

Sudah expired kah cintamu ? atau aku ? Belum ..

One year ago, you try to call me. And for the first time I hear ur sexy voice. Yatuhan .. Kalo kata orang love at first sight, mungkin untuk gw love at first call. The reason kenapa saya tertarik sama Tuan bukan sulap bukan sihir, tapi karena suaranya. Cheesy ? IDC.

Saya tidak perduli apa kata orang di luar sana yang bak cenayang memprediksikan ini dan itu. Ada pepatah bilang, whats mean to be will always find a way to be. And here we go. We met in the perfect time.

Saya anggap Tuhan maha adil, ketika itu mempertemukan Nona dan Tuan dengan maksud baik. Bagi saya, Tuan adalah penguat saya, tetapi juga sebagai titik lemah seorang Nona yang menitipkan hatinya di genggaman Tuan.

Dekap perlahan jika cinta.
Remuk sekejap jika benci.

Kata Tuan, semunaya tidak akan terus sama. Mungkin tidak akan ada panggilan tengah malam dan obrolan hingga dini hari seperti setahun kemarin. Tapi semoga saja, tanpa panggilan dari telepon genggam kita masing-masing, hati kita akan terus terhubung seperti kabel telepon rumah.

Terima Kasih Tuhan atas Tuan. 


Selasa, 21 Mei 2013

Life Time

Cinta itu mungkin ada life time nya. Apa iya ?
Mungkin cinta itu sama seperti makanan kaleng atau produk kecantikan.
Awalnya menarik, masih di segel. Setelah di buka segelnya, maka waktu akan terus menentukan masa expired.

Cinta itu tidak pernah cukup. Apa iya ?
Seperti manusia di hamparan pasir, di bawah terik matahari. Haus. Selalu haus.

Kata orang, kalau ingin langgeng, jangan pake drama.
Bodoh.
Cinta itu drama. Roman Picisan.
Jangankan cinta, hidupmu saja drama.
Panggung sandiwara.

Ya ..
Cinta memang memiliki life time.
Tinggal bagaimana si kamu dan aku menentukan, sepanjang apa life time yang dipilih.

Cinta itu tidak akan pernah mati.
Sama seperti awan.
Hanya kadang bersembunyi di tengah malam.

Ah! Siapa saya, bicarakan cinta.
Pujangga bukan.
Hanya anak Hawa yang terlahir atas cinta Adam.

Senin, 13 Mei 2013

Sudah Tidak Lagi

Jika bahagia sudah tidak lagi menjadi alasan
Maka lepaskanlan

Jika cinta sudah tidak lagi tersirat
Maka lupakanlah

Bising derau di alam sana
Menutup telingga tak ingin berdengung

Bibir tak mampu mengecap
Menikmati beragam rasa yang ada

Dimana hangat aliran darahmu
Disitu hanya beku yang terasa

Aku ini hina
Kamu itu maha

Sudah ..
Buang saja ke kubangan

Biar tubuhku menyatu dengan tanah dan kotoran
Hingga kau berdesis merasa jijik

Sudah ..
Pijakan kakimu di atas tubuhku

Biar ku meraung kesakitan
Hingga kau puas melenggang