Photobucket

Senin, 31 Oktober 2011

Masuk lapas, uang amblas

Sebetulnya tulisan ini agak sedikit berbahaya, karena saya sedikit cerita mengenai petugas lapas di salah satu kota di Indonesia. Mungkin ini bukti betapa bobroknya negara kita dan tentunya beberapa " oknum " petugas keamanan. Sebetulnya penggunaan kata " oknum " menurut saya sudah tidak perlu digunakan, karena presentasi yang melakukan sudah lebih besar di banding yang tidak melakukan, bukan segelintir lagi tetapi mungkin sudah hampir semua.

Kebetulan saya punya teman perempuan yang kebetetulan juga sang suami sedang menjalani masa tahanan di lapas salah satu kota dekat dengan Jakarta. Awalnya di tahan di Jakarta, lalu dipindahkan sesuai dengan KTP nya. Kasusnya narkoba, lebih tepatnya kurir narkoba. Tertangkap karena sepertinya dijebak atau entahlah apa memang sudah " apes ".

Teman saya, sang istri, suka cerita kepada saya mengenai kondisi suaminya di tahanan. Saya kaget juga ketika mengetahui bahwa ketika orang baru saja dijebloskan dalam tahanan, maka sudah ada tawaran mengenai harga enak dan harga tidak enak. Mungkin kalau kasus kemarin yang kamar tahanan seperti hotel itu terkuak, bukan berarti kasus seperti itu sudah tidak ada lagi. Mungkin masih ada hingga sekarang. Pasalnya, teman saya ini setiap kedatangannya untuk menjenguk sang suami, dia pasti mengeluarkan kocek 300ribu. Menurut dia, ketika ingin bertemu dengan suami itu tidak bisa langsun bertemu begitu saja, harus memberikan uang ini dan itu kepada " oknum " petugas. Saya tanya uang itu untuk apa saja ? Dia bilang, menurut si " oknum " petugas uang itu untuk biaya bertemu, seragam dan uang jajan untuk sang suami. Dan paling mengejutkan, dia juga bilang kalau ada tawaran uang lain agar si suami tidak di gebukin ketika di dalam tahanan, tapi uangnya tidak sedikit, maka teman saya tidak bisa memberikannya, alhasil sang suami harus pasang badan untuk digebukin setiap harinya. Tapi dari semua itu, yang saya heran, teman saya itu masih bisa SMS-an dan TELFON-an dengan suami. Berarti di dalam tahan itu boleh ya punya handphone ?

Wah saya fikir, masuk ke dalam tahanan itu seperti layaknya orang - orang tua suka bicara " masuk penjara mah enak makan gratis, tidur gratis .. ". Ternyata itu " mungkin " tidak benar adanya, ini bukti kecil yang saya dapat dari teman saya. Ironis sekali ya ?

Ya .. tapi " mungkin " itu hanya " segelintir petugas keamanan, tapi kok bisa gitu ya ? kan itu di lembaga, masa tidak kecium ?
Ya semoga saja masih banyak orang diluar " oknum " yang berperilaku seyogyanya status mereka sebagai petugas keamanan yang seharusnya menjadi panutan baik.